Thursday, December 23, 2010

PULANG

Horeeeeeeeeeeeeee, Setelah disinar dari pukul 10 malem hingga 10 pagi, akhirnya siang ini (20/11/10) Baim diperbolehkan pulang oleh Pak Dokter Herman.  Maacih Pak Dokter, akhirnya Baim dan Bunda udah boleh pulang. Mudah-mudahan Baim gak kuning lagi. Jadi gak harus disinar seperti tadi malem. Kacian Bunda dan Bapak, pasti khawatir. Kacian juga bunda udah enam hari di rumah sakit. Harusnya udah dari kemaren Bunda pulang. Gara-gara Baim, Bunda jadi ikutan telat pulang deh. Maapin Baim ya Bunda.  

Baim pulang dijemput sama Kakek, Nenek, dan Tante Nia. Tentunya juga ada Bunda dan Bapak. Ayo kita pulaaaaaaaaaaaaaang.

Bye bye rumah sakit, akhirnya Baim pulang juga..

Friday, December 10, 2010

Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Pada masa kehamilan saya sering sekali dinasehati entah itu saudara ataupun teman bahwa inisiasi menyusui dini (IMD) itu penting dan selain itu juga harus hati-hati dengan pihak rumah sakit yang terkadang langsung membawa bayi ke ruang bayi tanpa melakukan inisiasi menyusui dini terlebih dahulu.

Selain masehat dari saudara dan teman, tidak lupa saya juga mencari referensi tentang pentingnya inisiasi menyusui dini ini.

Pernah satu kali ketika kontrol, saya utarakan niat saya kepada dr. Florencia bahwa saya ingin Inisiasi Menyusui Dini ketika habis melahirkan. Dan saya juga tidak mau calon anak saya diberi susu formula tanpa pemberitahuan kepada saya terlebih dahulu.

dr Florencia pun menjelaskan bahwa prosedur di rumah sakit Hermina Bogor juga mengutamakan kepentingan bayi dan ibunya. Setelah bayi lahir akan diletakkan di dada ibunya untuk inisiasi menyusui dini. Namun, dokter Florencia memberi catatan, lama atau sebentarnya bayi melakukan IMD tergantung dari kondisi bayi dan juga ibunya. Begitu juga dengan pemberian susu formula. Bayi akan diberi susu formula setelah persetujuan dari orang tua atau pihak keluarga dari bayi tersebut. Fuih, lega. 

Alhamdulillah, hari ini (16/11/10) pukul 00.55 saya resmi menjadi seorang bunda dari bayi laki-laki yang waktu itu belum diberi nama. Senang, akhirnya mbrojol juga. Terima kasih ya Allah atas karunia-Mu yang tiada ternilai ini.

Sebagaimana pernah dijelaskan oleh bu dokter Florencia waktu itu bahwa RSIA Hermina Bogor mengutamakan kepentingan bayi dan ibunya. Setelah bayi yang saya lahirkan keluar seutuhnya, suster yang membantu dokter Florencia meletakkan anak saya di bawah dada saya. Subhanallah, rasa sakit ketika melahirkan hilang dalam sekejap.

Bayi mungil itu tampak pasrah diletakkan di bawah dada saya. Terasa hangat ketika kulitnya menyentuh kulit saya. Bergerak naik ke atas. Lucu sekali. Amazing. Namun yang lucu, ketika kepala bayi mungil ini mencapai belahan dada saya, dia pun berhenti bergerak, kemudian tidur dengan nyenyaknya. Salah satu tangan memegang dengan lembut salah satu puting susu saya.

satu jam berlalu. Bayi mungil ini masih tetap dengan posisi tidurnya. Tidak seperti bayi pada umumnya yang mencari puting susu ibunya kemudian belajar menyusui untuk pertama kalinya.

Proses IMD pun diulang kembali. Satu jam berlalu, tetap saja seperti satu jam pertama. Gemeeeeees banget liatnya. Akhirnya dipindahkan ke ruang khusus bayi untuk dimonitor pernafasan, dan lain-lainnya selama kurang lebih empat jam.

Tidak lupa saya berpesan kepada suster yang membawa bayi mungil saya untuk TIDAK memberi susu formula karena saya ingin memberi ASI eksklusif untuk bayi mungil saya. Suster pun tersenyum dan mengangguk.

Lega!

Created by Vidy

in Bogor, 9 Dec 2010

 

Wednesday, December 8, 2010

Pembukaan Dua to Brojol!

Moment itu datang tanpa terduga. Kurang lebih tiga minggu lebih cepet dari prediksi bu dokter Florencia. Siang itu (15/11/10) sekitar pukul setengah dua siang saya masuk ruang bersalin di lantai 2 RSIA Hermina Bogor. Sesuai prosedur, pertama-tama suster jaga melakukan rekam jantung bayi. Jika ada gerakan bayi saya diminta untuk pencet tombol. Alhmadulillah hasilnya bagus dan menurut suster sudah ada rasa mules.

Setelah rekam jantung selesai, suster melakukan periksa dalam dan juga tes terhadap cairan yang keluar. Fuih, bener. Cairan yang keluar sedikit demi sedikit sejak di kantor tadi adalah air ketuban. Dan menurut suster, saya baru sampai pada pembukaan dua. Suster pun memberi obat pada vagina saya. Katanya seh supaya elastis ketika melahirkan. Karena air ketuban pecah, saya harus bed rest dengan posisi tidur terlentang. Hiks.

Sekitar pukul tiga lebih, suster kembali periksa dalam. Masih di pembukaan dua. Suster pun menelpon dokter Florencia. Bu dokter menyarankan untuk induksi. Pukul setengah empat sore, selang induksi sudah terpasang dilengan kiri saya. Kata suster induksi ini akan dimonitor selama empat jam. Jika tidak ada perubahan maka harus lapor ke dokter.

Pukul tujuh malam, suster kembali ngecek pembukaan. Masih di tahap pembukaan dua. Suster kembali menelpon dokter Florencia.  Saya kurang tau juga apa yang disarankan oleh dokter, namun suster melakukan sesuatu pada alat pengatur tetesan cairan induksi. Dan Alhamdulillah pukul delapan malam ada kemajuan. Pembukaan maju jadi pembukaan tiga. Dan hingga pukul Sembilan malam pembukaan baru sampe tahap pembukaan empat.

Mulai dari pembukaan dua hingga pembukaan empat dipukul sembilan malam, rasa mules dan nyeri tidak terlalu terasa, malah bisa dibilang gak berasa mules atau nyeri. Bahkan saya masih bisa facebook-an, sms-an, telpon-telponan, ngobrol dan lain-lain hehehe. Dan yang pasti hampir tiap bentar suami saya telpon bagaimana keadaan saya. Maklum gak bisa menemani karena masih di Kalimantan.

Ternyata oh ternyata keadaan tanpa rasa mules ini tidak bertahan lama. Setelah pukul Sembilan, rahim saya mulai berkontraksi. Rasa sakit dan nyeri mulai merasuk. Whuaaaaaaaaaaaaa sakit. Apalagi ketika rasa pengen mengejan tapi belum boleh karena pembukaan belumlah sempurna hingga pembukaan sepuluh. Suffer banget ditahap ini. Pergerakan bayi juga bisa dilihat dengan jelas dari perut saya dimana sisi kiri lebih muncung ke atas dan sisi kanan terasa lebih kosong. 

Hingga pukul dua belas tengah malam, pembukaan masih pembukaan Sembilan. Masih belum boleh mengejan. Padahal rasanya sudah ingin mengejan. Bu dokter Florencia pun sudah stand by.

Ketika pembukaan sudah sempurna, pembukaan 10, rasa ingin mengejan itu datang lagi. Huhuhu sakit sekali rasanya. Dokter pun mempersilahkan saya untuk mengejan. Tentunya dengan menyuruh saya untuk berganti posisi dengan posisi siap melahirkan. Dan sempet-sempetnya bu dokter mengingatkan saya tentang senam hamil yang sudah saya lakukan. Whuaaaaaaaa udah kondisi seperti sekarang ini mana saya peduli dengan gerakan-gerakan senam itu. Lupa dalam sekejap. Amnesia. Yang terasa sakit, sakit dan sakit. Nyeri, nyeri dan nyeri. Hiks.

Setelah mengejan lima kali, dua kali salah, akhirnya bayi laki-laki itu brojol. Alhamdulillah. Jam yang dipasang di salah satu sisi kamar bersalin menunjukkan pukul 00.55. Karena sudah lewat pukul dua belas tengah malem, jadilah kelahiran ini menjadi tanggal 16 November 2010.

Welcome to the world my baby boy.

Created by Vidy

 In Bogor, 8 Dec 2010

Monday, November 29, 2010

IBRAHIM ADHA SATRIAWAN

Halo-halo...

Namaku Ibrahim Adha Satriawan. Aku lahir di rumah sakit Hermina Bogor pada hari Selasa tanggal 16 November 2010 pukul 00:55 dini hari. Kelahiranku bertepatan dengan perayaan Idul Adha di Mekkah. Aku adalah anak pertama dari bapak Azwar Satriawan dan bunda Vidya Nafsil. Beratku ketika lahir 2800 gram, dengan panjang 48 cm. Aku lahir lebih cepat dari perkiraan dokter. Gak sabar mau lihat dunia hehehehe. Proses kelahiranku dibantu oleh dr Florencia Luthfi A SpoG dan bidan Gina.

Mulai saat ini aku mau ikutan berbagi cerita di halaman blog bundaku ini dengan tag namaku sendiri, Ibrahim A. Satriawan.

Created in Bogor on 29 Nov 2010  

Air Ketuban Pecah??? Oh Tidak!

Hari ini (15/11/10) saya masih ngantor seperti biasa. Ups, waktu menunjukkan pukul 10.45. Agak sedikit telat sampe kantor karena gangguan sinyal kereta api.

 

Saya pun mengambil beberapa dokumen untuk diperiksa. Laper. Memeriksa dokumen pun dilakukan sambil makan lontong sayur yang saya beli di stasiun Gondang Dia. Hehe.

 

Baru tiga dokumen yang saya periksa, celana dalam saya terasa basah. Saya pun bergegas ke toilet. Lagi-lagi keputihan dalam jumlah banyak. Sudah sejak hari sabtu  (13/11/10) kemarin seperti ini.

 

Kembali ke meja, saya pun  bergegas telpon dokter Florencia, dokter yang mengontrol kandungan saya sejak awal kehamilan. Bu dokter pun menjelaskan bahwa itu normal untuk kehamilan yang semakin membesar seperti saya saat ini. Bu dokter pun mewanti-wanti saya tidak boleh pake penty liner. Sedikit lega.

 

Tutup telpon, tiba-tiba cairan keluar membasahi hingga ke celana kantor saya pakai. Cairan itu keluar begitu saja. Tanpa bisa ditahan. saya kembali ke kamar mandi. Ups basah sekali. Cairan itu keluar lagi sedikit. Bening. Cairan apalagi ini. Yang pasti bukan keputihan.

 

Sekali lagi telpon dokter Florencia. Bu dokter kaget mendengar cerita saya. Menurut bu dokter itu bisa jadi air ketuban. Namun untuk lebih pasti saya diminta bu dokter untuk segera ke ruang bersalin di lantai 2 rumah sakit Hermina Bogor.

 

Bergegas minta izin pulang cepet ke rekan kerja saya. Selama dalam perjalanan saya mencoba untuk tenang. Dengan diantar mobil kantor CD 73-03, pukul setengah dua siang saya tiba di rumah sakit Hermina Bogor. Papa dan mama saya sudah menunggu di lobby rumah sakit Hermina. Dengan dibantu oleh perawat, saya didorong dengan kursi roda ke ruang bersalin di lantai dua. Bidan yang bertugas mengecek keseluruhan yang terjadi pada saya. Ternyata bener cairan yang keluar sedikit demi sedikit adalah air ketuban. Dan saya pun diminta bidan untuk bed rest.  Fuih!

 

Created by Vidy,

in Bogor, 28 Nov 2010

Thursday, November 25, 2010

My 27th birthday

Hari ini genap saya berumur 27 tahun. Tidak terasa waktu cepat berlalu. Namun ada yang berbeda untuk ulang tahun kali ini. Dapet sebuah kado istimewa dari Allah Swt, Apalagi jika bukan kehadiran Ibrahim Adha Satriawan, my first son, ditengah-tengah keluarga kecil saya. Ditambah suami juga bisa cuti dari kerjaannya di tengah hutan sana. Hm..hm..ini akan selalu menjadi salah satu kado terindah dalam hidup saya. Merayakan ulang tahun dengan suami, anak dan tentu saja juga dengan papa, mama dan adik-adik saya tercinta.


Ya Allah, Puji syukur hamba panjatkan kehadirat-Mu atas semua rahmat dan karunia yang tak ternilai ini. Semoga hambamu ini bisa menjadi orang yang lebih baik ke depannya, Bisa menjadi  istri dan ibu yang terbaik untuk suami dan anak hamba. Bisa menjadi orang yang terus bersyukur atas rahma dan karunia-Mu. Terima kasih Allah atas kado terindah ini.

Created by Vidy

In Bogor, 25 November 2010

Friday, November 12, 2010

Timbul Roso, Cangkringan, Apa Kabarmu Kini???

Tanggal 1 Februari 2009 silam saya sempat memposting ke blog saya ini sebuah tulisan tentang rumah makan yang terletak di daerah Cangkringan, Sleman, DIY. Timbul Roso, begitu sebuah papan nama tinggi tertancap di tepi jalan di depan resto tersebut. Sebuah resto keluarga yang sangat kental sekali dengan unsur pedesaan. Ada air mengalir, pohon-pohon tinggi, semak-semak, kolam ikan. Apalagi saung tempat  makan di buat dari bambu.

Saya mengunjungi resto tersebut untuk pertama kalinya pada tanggal 3 Januari 2009 dengan teman saya Heidy dan Mas Azwar. Saya dan Heidy diajak ke resto ini oleh mas Azwar yang sejak akhir Februari 2010 kemarin  resmi mejadi suami saya. Kami bertiga makan siang dengan lahapnya. Entah karena laper atau memang masakannya yang enak. Namun satu yang pasti resto ini teduh sekali membuat para tamu betah untuk duduk lama. Adem.

Cangkringan, lokasi restoran Timbul Roso yang saya datangi hampir dua tahun yang lalu.  Beberapa minggu belakangan nama daerah ini begitu akrab di telinga masyarakat di seluruh Indonesia. Apalagi jika bukan karena  erupsi gunung merapi yang meluluhlantakkan begitu luas lahan di sekitarnya, yang mengakibatkan ratusan orang kehilangan nyawa, kehilangan sanak saudara, dan yang juga mengakibatkan ratusan  ( mungkin ribuan) orang kehilangan harta bendanya.

Jika membaca berita yang beredar di media, daerah Cangkringan merupakan salah satu daerah paling parah terkena dampak erupsi Merapi. Hal ini karena letaknya yang memang di lereng gunung Merapi. Dan kini saya jadi bertanya-tanya bagaimana kondisi Restoran Timbul Roso itu kini? Hoooooo sedih membayangkan abu vulkanik itu menutupi daun-daun ,menutupi saung-saung, mengotori kolam-kolam. Hiks!!!

Created by Vidy

in Jakarta, 12 November 2010

Wednesday, November 10, 2010

Gurita pada Bayi, Penting dan Perlukah??????

Lagi dalam perjalanan pulang ke rumah. Masih di angkutan umum, tiba-tiba teringat dengan gurita bayi. Menurut mama saya yang sudah melahirkan empat putri cantik ke dunia ini, gurita merupakan salah satu perlengkapan yang harus disediakan sebelum kelahiran dedek bayi. Oleh karena itu, ketika membeli perlengkapan bayi untuk pertama kalinya dua minggu yang lalu, saya pun memasukkan gurita dalam daftar yang harus dibeli. Tidak lupa untuk membeli tentunya.

Hari minggu kemarin (6/11/10), saya mengikuti seminar menjelang persalinan sebelum senam hamil. Salah satu topik yang dibahas yaitu tentang penggunaan gurita pada bayi. Menurut perawat yang memaparkan makalah, bayi sebaiknya tidak menggunakan gurita karena pernapasan pada bayi dimonitor melalui perutnya. Jika bayi menggunakam gurita agak sulit untuk memonitornya. Selain itu juga pemakaian gurita pada bayi merupakan salah satu penyebab gumoh pada bayi. Hm..hm..benerkah ini????? Mohon informasinya ya jika ada yang tau. Harus banyak cari referensi dan baca juga neh....

Created by Vidy

in Angkot 05 Merdeka-Pagelaran, Bogor 10 Nov 2010

Monday, November 8, 2010

SHOPPING TIME FOR THE WELCOMING-BABY NEEDS

Malam ini, Sabtu, (6/11/10), browsing di mbah google untuk cari informasi toko perlengkapan bayi yang harga grosiran namun ekonomis dan banyak pilihan. Hasilnya keluar dua nama toko yang sering banget disebut yaitu di Baby Shop jalan Pajajaran dan Tiara Baby Shop di daerah Sukasari.

Tidak puas dengan hasil browsing, saya pun sampe pasang status di FB tentang dimana toko perlengkapan bayi yang oke di Bogor. Lagi-lagi nama Baby Shop di Pajajaran dan Tiara Baby Shop di daerah Sukasari disebut. Hm..hm..tampaknya dua toko ini menjadi tempat prioritas yang harus dikunjungi esok hari.

Hari ini, minggu siang (7/11/10), alhamdulillah tidak hujan. Walaupun sedikit awan mendung membayangi langit Bogor. it's time to shop my welcoming baby needs. Lagi-lagi ditemenin Nia, adek saya. kali ini dia yang request pengen nemenin saya belanja. Gemes liat keperluan bayi, lucu-lucu. Begitu katanya hehehe.

Sebenernya ini bukanlah belanja pertama yang saya lakukan untuk keperluan dedek bayi. seminggu sebelumya, pulang dari senam hamil, saya udah belanja beberapa keperluan bayi di BTM Bogor. Mengingat ini tempat grosiran, logikanya pasti lebih murah.

Saya dan Nia berangkat setelah sholat dzuhur. Mempertimbangkan lokasi toko Tiara Baby Shop dan Baby Shop, kami pun memutuskan untuk terlebih dahulu mengunjungi toko Tiara Baby Shop.

Benar dugaan saya, toko Tiara Baby Shop terletak di sebrang Toko Gepuk Karuhun.Turun angkot, jalan dikit langsung ketemu dengan tokonya. Alamat lengkapnya Jalan Sukasari I No. 5B.

Ups siang ini toko Tiara Baby Shop penuh, didominasi oleh ibu-ibu hamil. Mata saya dan Nia gemes liat barang-barang keperluan bayi. Lucu-lucu. saya mengeluarkan list keperluan bayi yang sudah saya data di rumah.

Pertama-tama mata tertuju ke rak baju bayi merk nova. Harga satuannya sama dengan harga satuan jika beli lusinan di BTM. Kemudian menuju ke daerah kosmetik bayi seperti minyak telon, tempat bedak bayi, cologne, bedak bayi, baby oil dan lain-lain. bingung mau pilih yang mana. Banyak betul merk dan modelnya.

Mata saya tertuju ke perlak bayi yang ada di sudut ruangan deket rak kosmetik bayi. Ini adalah salah satu item yang akan saya beli. Iseng bertanya sama mbak-mbak yang jaga berapa harga perlak tersebut. Jujur saya kaget mendengar harga tersebut. Jauh lebih murah daripada harga di BTM. Bahkan jika dibandingkan dengan harga di toko pertama yang saya tanya di BTM, harga di toko Tiara Baby Shop ini almost setengahnya lebih murah.

Keisengan dilanjutkan. Saya dan Nia bertanya harga popok bayi. Weks, harga popok di Tiara Baby Shop jauh lebih murah dengan kualitas barang diatas barang di BTM. Bete baget dengernya. Untung cuma beli dikit popok di BTM. Begitu juga dengan bedong bayi. Untuk yang satu ini saya bersyukur belum beli sedikit pun sewaktu di BTM hehehe.

Akhirnya saya bertanya semua harga barang yang saya beli dan yang saya tanya harganya sewaktu belanja di BTM. Hohohoho hasilnya tetep, harga lebih murah di Toko Tiara Baby Shop. No doubt anymore, prices in Toko Tiara Baby Shop are cheaper with good quality than BTM. Jadi males untuk ke Baby Shop di Pajajaran hahahaha.

Duduk di bangku yang tersedia di depan etalase. Salah satu mbak penjaga toko dengan senyum manisnya melayani saya. Untuk setiap item yang saya minta, langsung dikeluarkan dari harga yang paling murah hingga yang paling mahal. Oh senangnya, tinggal pilih sesuai dengan  selera dan budget saya. Gak pake ngider-ngider toko hehehe.

Tidak terasa waktu cepat berlalu. Hampir semua item yang ada di list saya sudah ada tanda ceklistnya, yang artinya sudah ada dalam keranjang hehehe.

Masih ada dua item yang belum dibeli yaitu baskom untuk mandi dedek bayi dan tas bayi. Mengingat ukuran baskom lumayan besar, jadi belinya entar aja kalo dianter naek mobil sendiri. Kalo bawa pulang naek angkot repot.

ketika memilih tas bayi agak bingung karena bayangan saya langsung tertuju ke tas bayi yang saya liat sewaktu lebaranan di Berau kemarin. Sebuah tas bayi dengan banyak kantong namun terbuat dari bahan parasut. Modelnya juga bagus. I like it. Di rak yang saya liat saat itu, tidak ada yag sama dengan tas itu. Huh!

Mbak yang melihat saya enggan memilih tas yang ada di rak memberikan saran.

"Ada tas bayi yang lagi laku sekarang tapi bahannya bukan dari kain seperti tas yang di rak ini. Bahannya seperti dari parasut gitu mbak."

Mata saya langsung berbinar mendengar ucapan si mbak. Saya dan Nia dianter ke rak terpisah. Senangnya saya, ini dia tas bayi yang saya cari. Si mbak pun memperlihatkan tas yang original dan tas dengan model yang sama namun KW 1, KW 2 dan seterusnya. Hohohoho jauh lebih bagus yang original tentunya. Namun ya seperti biasa, ada barang ada harga. Harga tas original 2 kali lipat harga tas denga kualitas KW 1. Harga emang gak boong. Hehehe. Setelah menimbang kegunaan tas yang masa pakainya lebih lama, saya pun memutuskan untuk membeli yang original walaupun lebih mahal. Demi si dedek bayi, uang sedikit terkuras ora opo-opo hehehe.

Inilah bagian terakhir yang saya sukai dan sudah saya pastikan di awal kedatangan saya di toko Tiara Baby Shop ini. Pembayaran bisa dilakukan dengan kartu debit BCA ataupun kartu kredit. Saya paling males yang namanya bawa uang tunai banyak di dompet.

Nkoh pun menginput satu persatu barang-barang yang ada di keranjang belanjaan saya. Ups, totalnya lumayan juga. Hehehe. Jadi memutuskan untuk membayar dengan kartu kredit walaupun dengan debit cukup. Chargemember card 3% ditanggung penjual. Jadi bisa dibayar bulan depan hihihi. Karena pembayaran di atas 800 ribu, saya pun langsung mendapat toko Tiara Baby Shop. Kumpul poin, nanti bisa ditukar dengan barang. Mengingat pembelian ke depannya pasti lebih banyak, sapa tau bisa tukar poin dengan cepet hihihi.

Selesai urusan bayar, langsung pulang. Senangnya.

Created by Vidy

in Bogor, 8 November 2010   

Saturday, November 6, 2010

Kontrol Hamil, Seminar Pra Persalinan dan Senam hamil kedua

Pagi ini (6/11/10) adalah jadwal kontrol kehamilan ke bu dokter. Genap 36 minggu. Pagi-pagi pukul setengah tujuh pagi telpon rumah sakit Hermina untuk daftar kontrol kehamilan. Wew, dapet nomor urutan ke 20. Pada cepet banget ya yang laen daftarnya.

Pukul delapan kurang berangkat dari rumah menuju rumah sakit. Pukul setengah sembilan sudah tiba di rumah sakit. Seperti biasa, ambil nomor di bagian informasi, kemudian ke meja perawat untuk ukur tensi dan menimbang berat badan. Normal semua. Alhamdulillah cuma ngantri tiga orang pasien saja. Pukul setengah sepuluhan beres dari bu dokter. Alhamdulillah dedek bayi sehat. Semuanya normal termasuk air ketuban. Gerakan dedek bayi juga aktif. Dedek bayi sudah di posisi lahir, hanya saja kepalanya belum masuk ke daerah pangggul. Harus lebih banyak senam hamil kata bu dokter. Jarak dengan prediksi lahir juga masih rada lama seh. Ya Allah, semoga sesuai dengan prediksi dokter.

Selesai konsultasi dengan bu dokter, saya menuju lantai lima. Ternyata sebelom senam hamil ada seminar pra persalinan gitu. Lumayan, gratis trus dapet pengetahuan baru seperti perawatan tubuh ibu selama hamil & senam hamil, perlengkapan untuk ibu, perlengkapan untuk bayi, tanda-tanda ibu akan melahirkan, persiapan menjelang persalinan, persiapan mejelang section caesaria, perawatan yang dilakukan setelah operasi, perawatan tubuh sesusah melahirkan, perawatan yang dilakukan sesudah persalinan, manfaat asi dan persiapan menyusui bayi, dan perawatan payudara selama menyusui.

Selesai seminar langsung menuju lantai empat untuk senam hamil yang kedua kalinya. Ups matras tinggal sedikit. Untung masih ada sisa. Langsung pilih tempat yang di depan. Tidak lama kemudian, instruktur pun masuk. Beda dengan yang minggu kemaren. Namun gerakan yang dipraktekkan sama aja. Sebenernya semua gerakan itu bisa dilakukan di rumah. Bisa lebih lama dibandingkan di rumah sakit. Namun entah kenapa kalo di rumah itu malesnya lebih banyak daripada semangatnya. Hehehehe.

Semangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat, demi calon anakku sayang.

Created by Vidy

In Bogor, 6 November 2010.

PROTES SUAMIKU

Ternyata bener apa kata temen saya yang lebih dulu menikah. Kehidupan ketika pacaran dan setelah menikah itu sangat berbeda. Ketika kemaren suami saya protes enggak dibikinin sambel terasi waktu dia sedang cuti kerja, saya jadi teringat celetukan Dwita, temen saya.

"Kalo ntar udah nikah, beda Dy. Sebelom nikah bilang gak bisa masak juga gak apa-apa. Setelah menikah ngomongnya beda lagi, kalo gak bisa kan bisa belajar,"

Itu juga yang sekarang saya alami. Sebelum menikah mas Iwan tidak mempermasalahkan saya bisa masak atau tidak. Namun sekarang, tidak begitu adanya. Kalau tidak bisa ya belajar. Hm...sama persis dengan apa yang diucapkan oleh suami temen saya.

Sewaktu mas Iwan cuti bulan Mei 2010, karena mama goreng ikan lele, saya pun inisiatif bikin sambel terasi. Mas Iwan sedikit percaya gak percaya saya mau masuk dapur buat ulek-ulek sambel. Pada saat itu mas Iwan sempet memuji sambel terasi ala saya tersebut. Sempet geer juga saat itu dipuji suami sendiri.Hehehe.

Bulan Oktober 2010, cuti periodik mas Iwan jatuh tempo. Kembali pulang ke rumah. Namun kali ini saya tidak lagi memasak apalagi bikin sambel terasi. Mas Iwan gak minta, saya pun gak inisiatif hehehehe.

Dua minggu pun berlalu. Masa cuti mas Iwan habis. Dua minggu terasa begitu cepat. Hiks. Resiko long term marriage (LDM), untuk ketemu dan ngumpul pun harus dijadwalkan.   Suatu malam setelah beberapa hari pulang ke mess di Berau, saya kaget mendengar protes mas Iwan.

"Kemaren pas cuti kok gak dibikinin sambel terasi lagi?" ujar mas Iwan  ditelpon.

“Sambel terasi?” tanya saya.

“Iya, waktu bulan Mei kan dibikinin sambel terasi. “

Oalah, mas saya ini masih inget aja sama sambel terasi yang menurut saya rasanya biasa aja. Hohohoho suamiku udah bisa protes sekarang.  Wah kalo begini harus siap-siap ngulek sambel tiap suami cuti neh.

Created by Vidy

In Bogor,  6 November 2010

Thursday, November 4, 2010

Seorang Istri, Calon Ibu, Kehamilan dan Calon Anak

Pagi ini(4/11/10) gerbong paling belakang kereta ekspress Bogor - Tanah Abang penuh sesak oleh ibu-ibu. Walaupun tiba mepet banget dengan jadwal keberangkatan, alhamdulillah saya tetep dapet duduk. Apalagi jika bukan karena kehamilan saya ini yang memasuki bulan kesembilan, perut mblendung.

Satpam perempuan yang stand by di pintu antar gerbong mempersilahkan saya duduk di salah satu courtesy seat. Tentu saja setelah meminta salah seorang ibu-ibu untuk berdiri. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih.

Duduk tepat di sebelah saya, seorang ibu-ibu dengan tubuh sedikit berisi. Pakaiannya rapi. Rok putih dengan motif bunga, baju kemeja polos berwarna ungu dan kerudung putih cantik membalut tubuhnya. So simple. wajahnya ramah. Murah senyum.

Tidak lama setelah saya duduk, si ibu pun membuka percakapan. Tanpa perkenalan nama tentunya.

"Usia kandungannya sudah berapa bulan, bu?" tanya si ibu.

"Bulan ini masuk bulan Sembilan, bu."

"Kok belum cuti?" tanyanya lagi.

"Prediksi dokter lahir awal bulan depan. Insya allah akhir bulan ini saya cuti."

"Perempuan atau laki-laki?"

"Prediksi dokter laki-laki."

sampai di sini percakapan masih biasa saja. Saya pun menjawab pertanyaan ibu tersebut dengan senyum bahagia.

Kemudian si ibu pun mulai bercerita tentang dirinya yang sempet senang sekali mengetahui dirinya hamil. Baru beberapa minggu lalu keguguran di usia kandungan 11 minggu. kecelakaan kecil. Terpeleset di tangga. Langsung bed rest tiga hari di rumah sakit dan juga diberi obat penguat kandungan oleh dokter. Namun di hari keempat, kandungan harus dikuret karena terjadi pendarahan. Sakit sekali ketika dikuret......

Deg! Saya terdiam. Ya Allah, ibu ini pasti sedih sekali melihat perut saya yang blendung ini.Tak tergambarkan bagaimana perasaan ibu ini. Matanya berkaca-kaca. Suaranya sedikit bergetar. Bercerita dengan hati-hati. Seperti ada rasa getir yang tertahan dalam setiap ucapanya. Namun ia terus bercerita dan bertanya. Ingin rasanya memberhentikan percakapan ini. Namun tak kuasa memotong pembicaraannya.

"Sudah berapa tahun menikah, bu?" tanyanya lagi.

"Saya baru menikah Februari kemarin" jawab saya.

"Setelah menikah langsung 'isi' ya, Bu?"

"Iya," jawab saya.

Dan si ibu pun kembali bercerita tentang pernikahannya yang sudah memasuki tahun kelima namun hingga saat ini belum dikarunia buah hati.  Padahal dia menikah hanya beda sedikit dengan kakaknya. Saat ini kakaknya sudah punya dua orang anak.

Ya Allah. Saya kembali terdiam mendengarkan cerita ibu ini. Sungguh saya merasa sedih. Ingin rasanya waktu berputar ke beberapa menit yang lalu, tidak mengetahui apa-apa tentang ibu ini. Saya serba salah salah dalam merespon cerita ibu ini. Namun yang pasti ada rasa sedih yang terselip di hati saya. Ya Allah kuatkanlah ibu ini dalam menghadapi ujianmu. Semoga cepet diberi karunia seorang anak.

"Sabar ya, Bu. Semoga nanti cepet diberi ganti karunia seorang anak. Tetep berdoa dan usaha." ujar saya.

Hanya itu kata yang terucap dari mulut saya.

"Iya. Terima kasih doanya, bu." ujarnya.

Dan setelah itu obrolan terhenti. Ibu tersebut tidak lagi memandangi perut saya yang mblendung. Pandangannya lurus ke depan. Namun dari sudut kanan matanya, saya bisa melihat ada air mata yang tertahan. Ya Allah, maafkan saya jika karena saya kesedihan ibu itu kembali muncul.

Di sisi lain, mungkin ini cara Allah untuk mengingatkan saya untuk terus bersyukur tiada henti atas semua karunia yang telah diberikan. Terima kasih ya Allah. Pasti ada hikmah dan pelajaran dari Mu atas semua kejadian yang saya alami pagi ini.   

Created by Vidy

in  KRL Ekspress Sudirman, Dukuh Atas - Bogor, 4 Nov 2010

Sunday, October 31, 2010

SENAM HAMIL

Setelah sekian lama disarankan oleh bu dokter untuk mengikuti senam hamil, akhirnya kemarin (30/10/10) saya pergi juga untuk mengikuti senam hamil. Rasa males tiada henti-hentinya merasuk ke dalam diri ini. Suami dari sebrang pulau sana terus menyemangati untuk tetap pergi mengikuti senam hamil.

“Ayo dong semangat. Inget, bukan buat kamu, tapi buat calon dedek bayi” begitu  kata suami melalui telpon dipagi hari sebelum berangkat ke rumah sakit.

 Semangat. Meneguhkan hati. Jadwa senam hamil di rumah sakit hermina untuk hari Sabtu ada dua sesi. Mulai dari jam 10 – 11 pagi dan 11 – 12.

Tiba di rumah sakit pukul 9.50. Langsung daftar di tempat informasi. Pertama-tama diminta untuk ukut tensi dan berat badan dahulu. Setelah itu ke kasir unutk bayar. Dasar gak mau rugi, saya pun mengeluarkan kartu gratis satu kali mengikuti senam hamil jika sudah kontrol di trimester ketiga. Tidak lupa Tanya, jika harus bayar, berapa jumlah yang harus saya bayarkan. Ups, ternyata murah saja, hanya Rp. 15,000 per datang.

Selesai urusan di kasir, kaki langsung melangkah ke lantai 4, tempat ruang senam. Ternyata oh ternyata matras yang tersedia penuh semua. Semua matras berjumlah 16 buah. Saya pun urung untuk ikut sesi pertama ini. Menunggu selama satu jam. Ikut sesi berikutnya.

Akhirya tiba juga sesi kedua. Senam pun dimulai. Ternyata oh ternyata gerakan-gerakan yang diajarkan sama aja dengan gerakan-gerakan yang ada di majalah ayah bunda yang saya beli ketika di awal-awal kehamilan hehehe. Ups, bisa-bisa rasa males semakin menyerang kalo begini hehehehe…..

Created by Vidy

In Bogor, 31 October 2010.

Kaki Bengkak?? Oh No!!!!!!

Sekian bulan mengandung calon anak pertama saya, baru kali ini saya mengalami kaki bengkak seperti temen kantor yang juga sedang hamil. Selama ini saya hanya mendengar cerita ataupun melihat langsung kaki bengkak yang dipengaruhi oleh kehamilan.

Hari itu Sabtu (16/10/10) ukuran kaki saya masih normal-normal saja. Pagi hari hari siap-siap untuk menghadiri acara akad nikah sepupu di Jakarta. Perasaan seh berdiri ataupun duduk saya tidak pernah terlalu lama. Kadang duduk, kadang bediri. Selang seling aja. Namun memang saya yang pada dasarnya gak bisa diem, tetep aja wara-wiri sana sini. Ada beberapa saudara juga yang gemes melihat saya. Kadang jalan sana, jalan sini. Mungkin mereka maunya saya hanya duduk sepanjang hari. Oh tidak, mana bisa saya duduk sepanjang hari. Di kantor aja saya susah banget untuk diam.

Malam harinya, kaki sedikit bengkat. Sebelum tidur, saya mengikuti saran ibu-ibu yang sudah berpengalaman melahirkan bahwa jika kaki bengkak maka harus diangkat ke atas. Kaki bengkak disebabkan aliran darah yang tidak lancar dan menumpuk di kaki.

Sebelum tidur, kedua kaki saya diangkat ke atas oleh suami. Hampir setengah jam lebih. Kemudian kami pun tidur.

Pagi harinya, minggu (17/10/10) kaki kembali normal. Terima kasih ya Allah. Itu artinya saya bisa menghadiri acara resepsi pernikahan sepupu yang akan diadakan malam ini di Jakarta.

Karena acara baru malam hari, pagi hari hingga siang hari ke botani square dulu untuk cetak foto kemudian jemput Nia dan Nisa, adek saya, di depan toko bucherri deket mall Ekalokasari.  Setelah itu pulang dan kemudian siap-siap untuk ke Jakarta.

Jam setengah tiga siang baru berangkat dari rumah. Ups, ternyata hujan besar dan macet di toll. Jadilah baru tiba di gedung sekitar pukul setengah 5 sore. Hohohoho yang laen udah pada rapi di dandanin lengkap dengan baju seragam.  Setelah sholat ashar, baru deh ikut berbaur di ruang rias. Berdandan pun dimulai. Keukeuh rambut gak mau di sanggul hehehehe.

Setelah waktu isya, acara pun dimulai. Kali ini saya lebih banyak duduk dari pada berdiri. Entah kenapa sepatu yang saya gunakan terasa semakin sempit. Dalam mobil di perjalanan pulang, sepatu pun saya buka. Pantes saja sepatu bagian depan terasa sempit. Kaki  bengkak. Oh no! Setibanya di rumah, seperti kemarin malam, suami saya kembali membantu saya mengangkat kaki ke atas. Semoga besok kaki sudah kembali seperti sedia kala.

Senin (18/10/10) pagi, betapa kagetnya saya, kaki tidak juga kunjung mengecil seperti sedia kala. Yang ada semakin bengkak. Menunggu hingga waktu menunjukkan pukul 8 lebih, kaki masih tetap bengkak. Lebih besar dibandingkan tadi malem pulang dari resepsi. Oh no, terbayang oleh saya kaki Lussy, temen kantor yang juga sedang hamil. Kakinya bengkak lebih dari kaki saya saat ini.

Pukul delapan pagi kaki tidak juga mengecil. Mas Iwan, suami saya, menyarankan saya untuk tidak ke kantor pagi ini. Takut kenapa – kenapa di jalan karena tidak biasanya kaki saya bengkak seperti ini. Akhirnya sms atasan di kantor. Izin gak masuk kantor karena kaki saya bengkak banget. Alhamdulillah diizinkan.

Hingga sore hari kaki masih saja seperti itu. Bengkak. Huhuh semakin panik aja. Mas Iwan menyarankan, kalo sampe besok tidak juga mengecil, lebih baik ke dokter. Saya pun mengiyakan.

Alhamdulillah, malam harinya kaki mulai mengecil. Oh betapa senangnya saya. Terima kasih ya Allah.

 

Created by vidy

In Bogor on 24 October 2010

3D di bulan ke-7

Akhirnya tiba juga diusia kandungan tujuh bulan. Senang sekali. Waktu berjalan begitu cepat. Tidak ada lagi keluhan pengen muntah ataupun mual. Namun berganti badan pegel-pegel, cepet capek kalo jalan, susah tidur karena perut yang semakin membesar dan juga kaki keram.  Hanya bisa pasrah menjalani semuanya. Mungkin memang ini yang harus dilewati untuk sebuah kebahagiaan yang tiada ternilai. Semoga Allah Swt selalu menguatkan.

Hari ini sabtu (25/09/10) saya untuk kesekian kalinya ke bu dokter. Kontrol kali ini kembali ditemani oleh mama. Seperti biasa sebelom ketemu bu dokter ukur tensi dan berat badan terlebih dahulu. Alhamdulillah semua normal-normal saja.

Bu dokter baru mau mulai periksa dedek bayi dengan peralatan USGnya. Gel pun sudah dioleskan oleh suster ke atas perut saya.

“Bu dokter, ini USG 2D atau 3D?” ujar saya.

“2D. Kenapa? Mau periksa 3D?” tanya  bu dokter.

“Boleh gak?” tanya saya.

Bu dokter pun melihat umur kehamilan saya yang ada di buku medical record.

“Masih boleh. Kandungannya masih 29 minggu. Kalo udah lewat 30 minggu saya gak sarankan untuk 3D. Nanti ketemu saya diruangan depan setengah jam lagi. Minum air putih minimal 1 liter dan tadi karena posisi  bayi kurang bagus untuk 3D, kalo bisa nungging juga ya. Suapaya gak sia-sia waktu periksa 3D” ujar bu dokter.   

Saya pun mengiyakan kata bu dokter. Keluar dari ruangan bu dokter langsung menuju kantin. beli 2 aqua botol 600 ml. Bingung juga ketika disuruh nungging. Mau nungging dimana di rumah sakit ini.

Setengah jam pun berlalu begitu saja. Tidak terasa. Saya dan mama pun menuju ke ruangan yang tadi ditunjukkan oleh suster.

Pemeriksaan dengan alat 3D pun dimulai. Alhamdulillah, posisi dedek bayi tidak seperti tadi. Alhamdulillah bisa lihat hampir semua bagian tubuh dedek bayi. Mulai dari muka, tangan, jari, tulang belakang, kaki  , jari kaki, telapak kaki hingga  alat kelamin dedek bayi, laki-laki, hehehe. Senangnya melihat calon anak saya tumbuh dengan sehat. Terima kasih ya Allah. Tidak lupa hasil USG 3D diprint. Lumayan banyak yang dicetak oleh bu dokter. Jadi bisa laporan dan liatin ke suami. Pastinya suami akan senang sekali melihat calon anaknya yang bentuk mukanya mirip dengan dirinya.  

Suster yang membantu bu dokter ikutan gemes liat dedek bayi.

“Bayinya mirip sama bapaknya.” ujar bu Dokter.

Saya pun jadi memperhatikan dengan seksama gambar yang ada di layar. Mama yang juga ikutan liat di layar berucap yang sama dengan bu dokter. Wew.

Alhamdulillah semua baik-baik saja. Semoga semuanya lancar hingga melahirkan nanti ya Allah. Amin.

Created by Vidy

In Bogor, 30 September 2010   

Monday, October 18, 2010

BELATED THANKS TO

    

Dua hari ini sibuk dengan acara akad nikah dan resepsi pernikahan sepupu saya, Tya. Tadi malam (17/10/10) adalah hari resepsi, sedangkan sehari sebelumnya adalah acara akad nikah. Seluruh keluarga besar pun berkumpul.

Dan sore ini (18/10/10), tiba-tiba salah satu temen adek saya menyapa mau tanya sesuatu. Ternyata oh ternyata yang ditanya tentang pernikahan. Lagi-lagi tentang pernikahan. Belom ilang kaki bengkak sisa dua hari ini, ada lagi topik tentang pernikahan hehehe

Ngomong-ngomong tentang pernikahan, saya jadi inget masih ada satu yang belum sempat saya lakukan diakhir akad dan resepsi pernikahan saya kemarin, yaitu menumpahkan semua rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat baik dalam persiapan maupun hari H pelaksanaan pernikahan saya yang dilaksanakan Fabruari 2010 kemarin. Hm….lebih baik telat daripada tidak sama sekali.

First of all, tentu saja rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada Allah Swt atas semua kemudahan dan kelancaran yang sudah diberikan.

Kedua, kepada orang tua, - papa Nafsil Huda, bapak Nazuar Usman, mama Yunilda dan ibu Kusmardiyati-, atas doa, restu dan dukungannya

Ketiga, kepada semua adik-adik, - Nia, Nisa, Futy, Ito dan Icha atas semua bantuannya.

Keempat, kepada Pakcik Dilfitra dan tante Iqoh, terima kasih atas kesediannya untuk menjadi ketua panitia. Udah mau direpotin dari hal-hal yang besar sampe hal-hal yang kecil. Selain itu juga, rasa terima kasih yang sebesar-besarnya saya haturkan kepada jajaran panitia persiapan pernikahan ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yaitu keluarga besar saya dan keluarga besar mas Iwan.

Tak lengkap rasanya jika rasa terima kasih ini tidak ditujukan kepada semua vendor yang mendukung acara pernikahan ini, yaitu:

 Gedung

    Auditorium II Balai Besar Pasca Panen

        Jalan Tentara Pelajar No. 12 Cimanggu – Bogor

Kontak : Ibu Siti & Bpk Asep

Katering

    Katering Ibu Hj. Zainuddin

Jl. Mercurius Ujung Komp. IPB II

Sindang Barang – Bogor

Kontak : Ibu Dian

Telp: 08129271620 & 0251 - 8622462

Dekorasi, pelaminan, musik, tari-tarian, MC, make up dan dokumentasi

    Sanggar Anggiau

         Jalan Merpati 2 no 45 Depok

Kontak: Uni Ninda

Telp: 021 – 98511649 & 0818893408

Undangan

Widagdo Production

Jl. Kurdi 1 No. 22D Moh. Toha – Bandung

Kontak: Wibi

Telp: 022 – 91181425 & 08122414438

Desain dan jahit baju akad nikah & resepsi

    Neno's Design

        Taman Pagelaran – Bogor

Kontak: Neno

Telp: 085286841114 & 08128863100

Kotak-kotak hantaran yang dihias dengan cantik untuk seserahan

eRDe wedding Souvenir and Gift

Ciomas, Bogor

Kontak: Riqoh Marzuqoh

Telp: 083899760113

Email: riqohmarzuqoh@gmail.com

  • Souvenir

Sebuah tempat di daerah Nitikan Yogyakarta.

Selain itu juga terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua sanak saudara, tamu undangan baik dari yang dari daerah jabodetabek dan bahkan dari luar kota yang sudah berkenan untuk hadir dan memberikan doa restunya. Tidak lupa juga terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua doa dari semua sanak saudara dan tamu undangan yang tidak bisa hadir.

Sekali lagi terima kasih untuk semua pihak yang terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan hari H pernikahan saya dan mas Iwan.

Created by: Vidy

In Bogor, 18 Oktober 2010

 

Wednesday, September 15, 2010

Ada Teluk Bayur di Kalimantan Timur

Jika mendengar kata Teluk Bayur, pikiran orang akan langsung ke sebuah pelabuhan yang terletak di kota Padang, Sumatra Barat. Pelabuhan ini sudah terkenal sejak zaman belanda. Bahkan nama Teluk Bayur ini juga diabadikan dalam sebuah lagu.

Namun bukan Teluk Bayur yang ada di kota Padang yang akan saya bahas saat ini. Namun Teluk Bayur yang ada di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur. Sedikit aneh di telinga saya ada daerah dengan nama Teluk Bayur di Kalimantan.

Sebenernya ini merupakan cerita suami kepada saya yang penasaran kenapa daerah rumah yang pertama kami datangi ketika hari kedua lebaran di sebut dengan daerah Teluk Bayur. Tidak ada pelabuhan di daerah ini, karena memang juga tidak terlalu dekat dengan laut.

Menurut suami, konon katanya dahulu kala zaman belanda, ada sekelompok orang dari pulau jawa yang dijanjikan oleh Belanda untuk bekerja ke Teluk Bayur yang ada di Sumatra Barat. Namun dalam perjalanannya, kapal yang ditumpangi tidaklah ke arah pulau Sumatra, akan tetapi ke Kalimantan. Ketika kapal merapat, sekelompok orang tersebut beranggapan bahwa mereka sudah tiba di Teluk Bayur.  Mereka pun menyebut daerah yang baru mereka pijak tersebut dengan Teluk Bayur. Kemudian oleh belanda mereka dipekerjakan di daerah pertambangan.

Itulah asal muasal daerah Teluk Bayur diTanjung Redeb ini. Hingga saat ini pun daerah tersebut masih disebut dengan Teluk Bayur.

Created by Vidy

Tanjung Redeb, 12 September 2010

IBU PEJABAT

Hari pun berganti. Hari ini (11/09/10) cuaca pagi di Tanjung Redeb kurang bersahabat. Hujan sudah membasahi bumi mulai dari pagi hari. Rencana suami beserta teman-temannya hari ini masih bersilaturahmi ke rumah-rumah temannya. Namun karena faktor cuaca, silaturahmi yang direncanakan akan dimulai pukul delapan pagi molor hingga pukul sebelas-an. Menunggu hujan reda.

Rumah pertama yang dituju terletak di daerah Teluk Bayur. Dari Teluk Bayur, silaturahmi berlanjut ke Bedungun, kemudian ke Gunung Panjang, Bukit Manimbora dan beberapa daerah lainnya. Hingga tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore ketika mengujungi rumah terakhir ke daerah Murjani. Total rumah yang dikunjungi adalah delapan rumah.

Memasuki rumah pertama, seperti biasa, setelah bersalaman kami semua dipersilahkan untuk makan hidangan khas yang telah disiapkan. Memasuki rumah kedua, sekali lagi dipersilahkan untuk makan. Begitu seterusnya hingga rumah ke delapan. Whuaaa, kenyang sekali.

Beruntung juga lebaran kali ini bukan hanya saya saja yang merupakan anggota baru ibu-ibu ini. Ada satu temen suami yang juga baru menikah. Kami pun diperkenalkan sebagai anggota baru. Hohoho welcome to the club, bergabung dengan ibu-ibu, mulai dari ibu-ibu muda dengan anak yang masih balita hingga ibu-ibu yang sudah matang dengan anak sudah beranjak remaja bahkan dewasa.

Bergaul dengan ibu-ibu topik pembicaraan cenderung sama. Apalagi jika bukan tentang anak, masakan  bahkan terkadang cerita tentang suaminya masing-masing. Fuih. Melihat perut saya yang memblendung setiap masuk rumah selalu ada saja pertanyaan tentang kandungannya sudah berapa bulan, anaknya laki-laki atau perempuan dan pertanyaan sejanis lainnya yang bersangkutan dengan kehamilan.

Beberapa ibu-ibu pun membujuk saya untuk menetap di kota kecil ini. Hanya bisa tersenyum simpul. Will think it later  hehehe.

Walaupun meninggalkan rumah terakhir di daerah Murjani waktu sudah menunjukkan pukul setengah sore, bukan berarti acara silaturahmi beserta dengan makan-makannya sudah berakhir. Masih ada satu acara lagi yang harus dihadiri setelah waktu isya. Kali ini acara silaturahmi dengan bos dan teman-teman satu divisi suami. Tentu saja beserta dengan istri-istri mereka.

Jamuan makan malam ini bertempat di restoran hotel Bumi Segah, hotel tempat saya menginap. Makan malam sedikit molor karena menunggu pak bos yang baru dateng dari Balikpapan. Dua orang temen suami membawa serta istri-istri mereka. Sama seperti saya dan suami, mereka berdua bisa dikategorikan pangantin baru karena baru menikah tahun ini. Salah satu dari mereka sama dengan saya, sedang hamil juga. Namun lebih tua usia kehamilan saya.  

Suami beserta temennya sibuk ngobrolin masalah di salah satu site tambang, di daerah beaching point, Sambarata. Dari pada bengong, mau tidak mau ngobrol dengan istri-istri teman suami. Hohohoho once again ngobrol dengan istri-istri temennya suami. Bener-bener harus membiasakan diri dengan komunitas baru. Komunitas ibu-ibu. Tidak terasa waktu cepat berlalu. Tiba saatnya seperti mama yang ngobrol dengan istri-istri temennya papa. Acara makan malam pun baru selesai ketika waktu menunjukkan pukul 10 malam waktu indonesia tengah.

Fuih, dua hari ini terasa seperti ibu pejabat saja. Hidup dari satu pertemuan ke pertemuan lainnya. Ternyata oh ternyata capek juga. Sampe kamar badan langsung tepar. Kaki pegel-pegel. Whuaaaaaaaaaaaaaaa.

Created by Vidy

Tanjung Redeb, Berau, 12 September 2010.