Monday, December 28, 2009

MODEL BAJU DAN RAPAT PANITIA

Baju apa yang akan digunakan merupakan salah satu hal penting dalam perhelatan sebuah pesta pernikahan. Model baju biasanya mengacu kepada tema apa yang akan ditampilkan. Jika menggunakan adat jawa, maka baju tradisional jawa yang dikenakan dengan ciri khas paes di kepala pengantin wanita. JIka menggunakan adat minang, maka baju tradisional minang dengan ciri khas suntiang dikepala.

Dengan berjalannya waktu, baju-baju tersebut banyak dimodifikasi . Beberapa contoh modifikasi tersebut dapat dilihat pada pernikahan Nirina Zubir dan Bunga Citra Lestari yang menggabungkan baju kebaya modern dengan suntiang, ciri khas minang dikepala. Menurut saya pribadi, tidak ada yang salah dengan hal itu. Toh sama – sama ciri khas Indonesia.

Beberapa bulan yang lalu, saya lupa tanggal pastinya, ketika sedang antri bayar di kasir Hero Swalayan di Sarinah, saya melihat sebuah majalah perkawinan. Tidak disegel. Saya jadi iseng untuk lihat-lihat daripada bengong nunggu antrian. Ternyata di majalah tersebut sedang mengusung tema kebaya modern. Cantik sekali model-model tersebut dalam balutan kebaya (syirik mode on) hehehe. Saya pun membeli majalah tersebut karena ada satu model kebaya yang saya suka.

Di satu malam diakhir bulan November 2009, saya dan mama ke rumah Neno untuk anterin bahan kebaya yang sudah dibeli. Selain itu juga ngobrol-ngobrol mengenai model baju yang akan saya gunakan. Neno dengan tangannya yang lincah menggambar model baju yang saya inginkan.

Hari ini (6/12/09), adalah rapat pertama keluarga besar saya dalam menentukan susunan panitia untuk akad nikah dan resepsi pernikahan saya.  Seru diakhir acara ketika  saya diminta oleh Pakcik untuk menjelaskan baju apa yang akan saya gunakan ketika akad nikah dan resepsi. Saya pun mencoba menjelaskan yang saya inginkan. Tidak menunggu waktu lama setelah penjelasan saya, satu persatu mengemukakan pendapat dan hampir semua kurang setuju dengan ide saya. Whuaaaaaaaaaaa tidak punya pendukung untuk hal yang satu ini. Perdebatan cukup panjang. Semkain saya mencoba untuk mejelaskan, semakin saya didebat. Capek deh. Bahan kebaya sudah dibeli lengkap, model baju yang saya inginkan sudah terbayang didepan mata, menjadi hancur lebur seketika ketika tidak ada satu pun yang mendukung ide ini. Hik….. Karena perdebatan tidak juga berakhir, akhirnya saya diminta untuk memikirkan kembali ide tersebut dengan segala implikasinya. Solusi sementara yang cukup melegakan pada saat itu.

Malam harinya saya langsung telpon Neno bahwa bahan jangan dulu dipotong. Wait for further notice from me. Tuing..tuing..tuing…

Created by: Vidy

In Bogor, 12 Dec 2009

Sunday, December 13, 2009

Pilih..pilih..pilih...(model undangan)

Jika mengingat bagaimana mana perjalanan dalam mengurus undangan ini, terkadang membuat saya tertawa. Jalan yang dilalui semua tidak sesuai rencana awal. Selau saja ada perubahan mendadak. Tapi Alhamdulillah perubahan-perubahan tersebut membawa hasil yang bagus.

Dimulai dari pemilihan bentuk undangan yang akan dicetak. Untuk yang satu ini mengalami tiga kali perubahan. Undangan pertama yang mau dicontek bentuknya adalah undangan anak temennya papa. Namun saya rada gak sreg. Diawalnya saya bilang oke aja sama Mas Iwan. Namun itu masih jauh dari rencana cetak.

Berjalannya waktu, saya diberi beberapa contoh undangan oleh Uncu. Ada satu yang saya suka. Ampe nanya ke percetakan suaminya Ritma, temen SMP saya, kira-kira berapa harga bikin undangan tersebut dengan sedikit revisi sana-sini hehehehhe.  Perkiraan harga didapat. Masih dalam anggaran yang sudah direncanakan. Senangnya.  Namun saya katakan pada Ritma bahwa saya gak janji untuk cetak di sana karena harus membicarakan hal itu terlebih dahulu dengan mas Iwan. Ritma cukup mengerti dengan posisi saya. Mas Iwan setuju dengan pilihan saya. Deal.

Selasa pagi (24/11/09), saya tiba dari Yogya ditemani mas Iwan. Rencana pagi ini adalah saya  ngantor dan mas Iwan ke Bandung untuk ngurusin undangan. Tiba-tiba mas Iwan menyodorkan beberapa undangan lain. Kaget. Bukankah sudah sepakat dengan undangan sebelumnya. Menurut mas Iwan Bapak kurang sreg dengan modelnya.

Dan saya pun mulai meneliti satu persatu undangan tersebut. Entah kenapa mata saya langsung tertuju pada satu undangan. Modelnya sederhana namun kelihatan elegan. Namun saya minta mas pada Iwan bahwa warna dasar undangan tetep warna dasar yang telah disepakati kemarin, merah marun. Cihuy Mas Iwan setuju. Mufakat pun dicapai...Senangnya.

Created by Vidy

In Bogor on 6 Dec 2009

 

Berburu Seserahan

Tanggal 22 November 2009, keluarga saya (bokap, nyokap, om, tante dan adek-adek saya),  pulang dari Yogya menuju Bogor. Saya tetep di Yogya. Tiket untuk pulang ke Jakarta sudah dibeli tanggal 23 November 2009, malam hari. Naik Taksaka dari Stasiun Tugu, Yogyakarta.  

Perburuan seserahan pun dimulai pada tanggal 22 Nov 2009. Melihat daftar barang-barang yang harus dibeli cukup banyak. Fuih.  Perburuan pertama dimulai dari toko Karita. Barang seserahan yang dibeli yaitu yang berkaitan dengan perlengkapan sholat seperti mukena, sajadah, al-quran, dan tasbih. Selain itu juga beli peci untuk mas Iwan. Berhubung ada kotak seserahan warna merah marun, jadilah beli kotak juga. Mas iwan sudah mulai tidak sabar untuk cepet-cepet selesai dan mencari yang lain.

Perburuan kedua ke toko Mutiara deket bioskop Mataram, Seserahan yang dibeli yang berhubungan dengan kosmetika. Uwiiih tokonya penuh. Jadi sedikit males untuk melihat-lihat. Mas iwan udah mulai bête dan pengen cepet-cepet selesai.

Selesai dari toko Mutiara, perjalanan dilanjutkan ke Plaza Ambarukmo. Counter pertama yang dituju adalah the Body Shop. Ada beberapa item yg dicari seperti parfum, handbody dan lain-lain. Sempet bolak balik saya berpikir yang ini dibeli atau tidak. Kembali mas Iwan cembetut dengan kebiasaan saya yang kurang tegas dalam memutuskan. Akhirnya beli juga hehehe, cembetut

Setelah selesai di The Body Shop,  mulai masuk kedalam Centro. Langsung menuju ke counter perlengkapan mandi. Ada satu kimono mandi yang saya suka, namun harganya enggak banget. Mahal. Udah gitu diskonnya cuma 20% saja. Kemudian liat-liat handuk. Diskonnya beragam. Ada yang 20%, 50% dan ada juga yang 50%. Menurut mas Iwan, saya memilih barang terlalu lama, berlarut-larut, terlalu banyak pertimbangan dalam memilih dan lama dalam memutuskan. Kalo menurut saya mas Iwan yang gak sabar menemani saya dalam berbelanja. Jadilah kita berdua mulai bête-betean hehehehe.

Bete-betean berlanjut ketika beli parfum. Mas Iwan yang emang niat beli parfum, ketika beli  dan suka wanginya, mas Iwan langsung bilang oke dan bikin nota pembelian. No discount. Saya yang emang gak niat beli dan cuma iseng doang pengen ciumin satu persatu wanginya parfum, mulai menjelajah dari satu counter ke counter yang lain.

Sebelum pulang, mata tertuju pada sepasang sepatu di salah satu deret toko di Plaza Ambarukmo. Bagus. Langsung coba dan oke, langsung beli heheheh

Berhubung hari sudah malam, akhirnya pulang deh. Lelah.

Perburuan seserahan kedua di tanggal 23 Nov 2009 dimulai sebelum makan siang bareng Kiki, sepupu mas Iwan, dan Arif “Manyun”, cowoknya Kiki.  Item seserahan yang dicari yaitu bahan baju batik. Gak terlalu lama dalam hal pilih memilih.

Sebelum memulai perburuan item seserahan, jemput ibu mas Iwan dulu di sekolah. Setelah itu perburuan dimulai lagi. Item yang dicari yaitu bahan kebaya, kain batik dan sendal high heel. Sendal high heel-nya gak nemu yang sreg. Hiks.

Beberapa hari setelah dari Yogya. Saya dan Heidy jalan-jalan ke Plaza Semanggi. What a surprise, handuk yang saya mau waktu di Centro Yogya, lagi diskon 60% di Centro Plaza Semanggi. Langsung telpon mas Iwan minta persetujuan boleh beli atau gak. Senang, mas Iwan bilang oke.

Pesta diskon berlanjut di Centro Plaza Semanggi. Selain handuk, masih banyak item-item lainnya yang diskon. Salah satunya parfum. Senangnya, beli satu dapet dua. Lagi-lagi telpon mas Iwan minta persetujuan boleh beli atau gak karena untuk seserahan parfum udah beli di Yogya. Dan lagi-lagi mas Iwan setuju. Senaaaaaaaaaang, kartu atm digesek lagi hehehehehe

Tinggal satu yang belum yaitu sendal high heel....Still have a time to find it...

Created by Vidy

In Bogor, 6 December 2009

      

Shopping time........

Senang. Setelah sempat Akhirnya tiba juga saatnya berbelanja bahan-bahan.

Tanggal  15 Nov 2009 sekitar pukul dua belas siang saya dan rombongan tiba di mayestik. Setelah sempat salah belok, akhirnya nemu juga gerbang masuk ke dalam area petokoan mayestik. Lewat pintu belakang. Sebelum Papa dapet tempat untuk parkir mobil, saya, mama dan neno diturunin papa di salah satu toko yang berderet di Mayestik.

Lumayan banyak toko yang menuliskan diskon 50 % di toko mereka. Entah itu digantung ataupun di tempelkan di kaca etalase toko. Senangnya melihat diskon besar-besaran. Termasuk toko pertama yang saya datengin di Mayestik.  Bombay Tekstil.  Dari luar terlihat tulisan diskon 50% yang digantung di dalam toko. Hm..hm, saya langsung mengajak mama dan Neno untuk masuk ke dalam toko.

Oleh pelayan toko, kami diajak ke lantai dua. Ups rame. Di salah satu patung terdapat manekin yang pake bahan kebaya warna merah marun plus songket. Bahan kebaya sudah dipayet. Cantiknya. Prioritas pertama adalah pencarian bahan yang oke  untuk pakaian akad dan resepsi calon pengantin wanita, yang tidak lain adalah saya (narsis mode on).  Beberapa macam bahan dengan warna dasar merah marun pun digelar oleh mbak pelayan toko. Selain warna merah marun, mbak pelayan toko juga menunjukkan beberapa warna lainnya. Karena berniat untuk mencari bahan yang bagus namun murah, kurang pas rasanya jika langsung membeli di toko pertama. Setelah puas melihat-lihat di toko tersebut, kamu pun beranjak keluar toko.    

Toko kedua yang dikunjungi adalah  toko di seberang toko Bombay tekstil. Ternyata oh ternyata diskonnya tidak sebesar toko pertama yang didatangi. Cuma liat-liat sebentar kemudian ngacir kaluar dari toko hehehe.

Pencarian dilanjutkan ke toko ketiga. Kata Neno seh toko ini toko langganan temennya. Saya menemukan bahan yang dicari-cari.  Bolak – balik ke kaca untuk lihat bagus atau enggaknya. Namun entah kenapa, hati ini rasanya pengen balik lagi ke toko pertama. Berasa gak sreg di hati. Padahal udah pake acara nawar-nawar harga ke mbak pelayan toko. Untung dia belom ngomong sama bosnya untuk minta turunin harga lagi. Karena hati tidak juga tenang, akhirnya kembali lagi ke toko pertama.

Kembali ke toko pertama. Si mbak yang tadi melayani kami langsung tersenyum dan menghampiri. Kembali menuju ke lantai dua. Melihat lagi bahan yang tadi diliat. Oalah, ternyata oh ternyata, bahannya sama dengan di toko yang ketiga.  Senangnya. Kembali bahan-bahan digelar oleh si Mbak. Akhirnya diputuskan beli tiga macam warna yaitu warna merah marun, putih gading dan merah agak gelap. Selain itu juga beli bahan pelengkap lainnya untuk kebaya.

Waktu menujukkan pukul setengah tiga. Saya, mama dan Neno sholat ke lantai paling atas pasar Mayestik. Papa udah sholat duluan ketika tadi kami memilih-milih bahan. Selesai sholat, perut semakin terasa laper secara dari tadi siang belum makan. Pilihan pun jatuh ke sate padang yang lagi ngebakar satenya. Hm.hm..hm..tampak yummy. 3 porsi sate padang pun dipesan. Papa lagi-lagi gak ikutan karena tadi udah duluan makan sate. Gak kuat nahan laper. Begitu kata papa. Jadilah yang makan hanya saya, mama dan Neno.  

Selesai makan siang, pencarian berikutnya berlanjut ke toko berikutnya. Agak jauh dari toko pertama, kedua dan ketiga namun masih di kawasan mayestik. Kalo ketiga toko tadi berada di bagian belakang mayestik, sekarang perburuan bahan berlanjut ke bagian depan. Bahan yang dicari yaitu bahan seragam dan bahan baju resepsi  untuk mas Iwan.

Lagi-lagi ada toko yang memasang diskon 50% dengan tulisan besar-besaran. Kaki pun dilangkahkan ke dalam toko. Toko Mumbay City. Berputar-putar mencari bahan buat baju mas Iwan. Then get it. Bahan taffeta warna merah marun sepanjang 4 meter dipotong oleh pegawai toko tersebut.

Kemudian pencarian fokus kepada seragam keluarga dan adik-adik. Lihat sana, lihat sini. Bingung mau pilih yang mana. Pertimbangan tidak hanya kepada warna dan motif, namun juga ketesediaan bahan. Hal ini mempertimbangkan banyaknya anggota keluarga yang akan memakai seragam keluarga. Dari keluarga saya sekitar dua puluh orang lebih, dari keluarga mas Iwan sepuluh orang lebih. Sekali pesen bahan mencapai 69 meter hehehe. Lumayan gede juga budget untuk item yang satu ini heheheh.

Setelah dapet seragam keluarga, pencarian berlanjut kepada seragam adik-adik dan untuk CB 67 ++. Setelah didapat semua bahan yang dicari, papa tancap gas pulang ke Bogor. Capek tapi seneng.

Created by: Vidy

In Bogor, 22 November 2009

Sunday, November 29, 2009

Survey Dekorasi Pelaminan

Survey pelaminan ini cukup unik. Di sela-sela kesibukan kantor, gue sempet-sempetin untuk browsing mencari informasi tentang sewa jasa dekorasi dan pelaminan untuk acara pernikahan. Sesuai request keluarga besar gue, termasuk Papa kalo pelaminan pas resepsi pake pelaminan minang. Mau yang standar ataupun yang ada bagonjoang ga masalah, yang penting warna dasar pelaminan berwarna merah menyala. Warna agam. Begitu kata Papa. Hohohoho

Selain browsing-browsing, gue juga ngedatengin beberapa jasa sewa pelaminan.  Pertama kali gue survey secara langsung untuk pelaminan tanggal 18 Oktober 2009. Dengan ditemenin, Pakcik, tante Iqoh, tante Eva dan nyokap, gue ke Sanggar bu Olin di daerah Panaragan Kidul, Bogor. Di deket asrama polisi. Katanya seh, pelaminan paling oke di bogor untuk disewa ya di sanggar bu Olin ini. 

Selain itu gue juga iseng tanya jasa-jasa penyewaan lainnya seperti jasa sewa pelaminan minang Buchyar,  Sanggar Yusan, dan Sanggar Cahaya Bunda. Semua berlokasi di Jakarta. Namun sayang harga-harga yang diberikan tidak cocok dengan budget gue. Over budget. Huhuhuhu.

Ada satu lagi sanggar yang dihubungin oleh Tante Iqoh. Gue gak tau namanya. Sanggar ini disewa beberapa tahun yang lalu, ketika pernikahan uncu- adek bokap gue yang paling kecil. Tapi karena sanggar itu lagi sibuk banget, susah banget buat tanya harga aja. Daripada nunggu terlalu lama, di sisi lain gue juga berburu dengan waktu dalam menetapkan vendor, jadilah gue mencari vendor lain.  

Selain itu, gue juga menghubungi Sanggar Anggiau yang berlokasi di Depok. Sanggar ini gue dapatkan ketika iseng-iseng browsing internet. Tetep disela-sela pekerjaan yang menumpuk. He..he.. Pada tanggal 13 Oktober 2009 gue kirim email untuk pertama kalinya kepada Sanggar Anggiau.  Beberapa hari gue menunggu, namun email gue tak kunjung dibales. Gue telpon langsung kepada pemilik sanggar ini. Responnya cukup baik pada saat itu. Dan tanggal 18 Oktober 2009, uni Ninda membalas email gue. Pada hari yang sama setelah baca email uni Ninda, gue kirim email lagi dengan detail permintaan yang sekiranya diperlukan pada saat pernikahan gue. Detail-detail ini sama setiap kali gue  minta harga ke sanggar-sanggar yang gue hubungi. Sehingga bisa ketahuan mana yang murah dan mana yang mahal hehehe. 

Pada tanggal 24 oktober 2009, Uni Ninda kembali merespon email gue. Perkiraan harga pun gue dapatkan. Senang melihat angkanya. Paling murah  dibandingkan sanggar-sanggar lainnya yang gue tanya. Sedikit sreg. Hehehehehe

Dan pada tanggal 31 Oktober 2009, gue survey langsung ke tempat Sanggar Anggiau tersebut, yang tidak lain adalah rumah uni Ninda, pemilik sanggar Anggiau. Survey kali ini gue ditemenin nyokap doang. Pulang pergi naik kereta ekonomi bogor – depok (PP). Sebenernya seh gue gak ngerti daerah Depok. Modal nekat pergi sama nyokap dengan mengikuti petunjuk dari Uni Ninda. Alhamdulillah, akhirnya bisa ketemu juga rumah Uni Ninda.  Menambah jam terbang gue dalam menjelajah daerah baru (gak pake nyasar) haha.

Tiba di rumah uni Ninda, banyak sekali pernak pernik untuk pernikahan. Uni ninda pun mengeluarkan beberapa album dokumentasi-dokumentasi foto pernikahan yang pernah ditanganinya. Juga ada contoh saluak (topi untuk pengantin pria pada pesta pernikahan dengan adat minang), contoh baju pengantin kebaya modifikasi untuk resepsi dan akad nikah, aksesoris-aksesoris kecil untuk disanggul dan lain-lain.  Selain itu, uni Ninda juga mengeluarkan koleksi  suntiang songkok yang dimilikinya. Mulai dari yang kecil tiruan emas sampe dengan yang besar bersepuh emas. Yang besar berat euy.

 Setelah cukup lama berbincang-bincang, gue dan nyokap pamit pulang. Gue pun janji ke uni Ninda untuk mengirimkan permintaan baru untuk item-item dekorasi, pelaminan, make up, foto video shooting dan item-item lainnya.  Setelah semua dirasa cukup, gue pulang ke Bogor. Capek.

Setelah sanggar Anggiau, pencarian sana sini berhenti sampai di sini. Sekarang menunggu kesepakatan dengan keluarga besar untuk setiap detail baru kemudian minta penawaran baru ke uni Ninda. Penawaran ini seh gak akan jauh beda dengan penawaran gue sebelumnya.

Semangat...

Created by : Vidy

Bogor, 29/11/09

 

Survey....survey..survey...

Survey. Kata temen-temen dan saudara-saudara yang sudah duluan menikah, survey merupakan bagian penting dalam mempersiapkan sebuah pernikahan. Tanpa adanya sebuah survey bisa jadi salah dalam menentukan vendor yang akan menangani setiap detail-detail pernikahan. Dampak paling parah, pesta tidak berjalan lancar.  

Ada beberapa bagian penting dalam sebuah pesta pernikahan yang wajib untuk disurvey, yaitu gedung, catering, dekorasi  pelaminan, undangan, souvenir. Jika dokumentasi tidak termasuk dalam paket dekorasi pelaminan, maka item yang satu ini juga penting untuk disurvey. Dokumentasi sangat penting karena di sinilah detik-detik pernikahan dari awal hingga akhir direkam dan diabadikan.

Gedung harus di survey karena terkadang belum tentu gedung yang diinginkan bisa digunakan pada saat tanggal pernikahan yang sudah ditentukan. Lokasi gedung juga harus yang sekiranya strategis, baik untuk tamu, begitu juga untuk keluarga kedua belah pihak.  Selain itu juga gedung sebaiknya yang mudah ditemukan.

Sebelum menentukan catering yang akan digunakan, test food alias icip-icip makanan sangat penting. Karena makanan sangat penting dalam sebuah pesta pernikahan. Bahkan segelintir orang menilai bagus atau tidaknya sebuah pesta dari makanan yang disajikan. Baik dari segi rasa maupun dari segi jumlah makanan yang tersedia. Enak atau tidaknya makanan pada pesta pernikahan terkadang akan selalu diingat-ingat oleh tamu yang datang. Begitu juga dengan jumlah. Jika makanan yang dipesan terlalu sedikit dibandingkan tamu yang datang dan tamu-tamu yang terakhir datang tidak kebagian makanan, itu juga tidak baik. Dan itu juga akan diinget-inget oleh sebagian tamu yang datang.  Pesen dari orang-orang yang sudah menikah, menentukan catering haruslah cermat.   Jadi pastikan, sebelum bilang oke kepada pihak catering, minimal harus icip satu kali masakan dari catering tersebut walaupun banyak sekali rekomendasi.

Dekorasi juga sangat penting.  Pekerjaan dekorasi ini sangat detail. Hal-hal kecil dalam ruangan harus diperhatikan.  Untuk dekorasi biasanya terbagi dalam beberapa pekerjaan utama seperti dekorasi ruangan, make up, jasa sewa baju baik untuk pengantin maupun yang lainnya. Terkadang dokumentasi pun masuk kedalam paket ini. Mengingat pentingnya bagian ini, maka survey sebaiknya ke beberapa vendor sehingga bisa membandingkan mana yang bagus mana yang tidak.

Undangan juga harus diperhatikan. Sebelum oke ke salah satu percetakan, ada baiknya tanya sana sini tentang bagus atau tidaknya sebuah percetakan. Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan yaitu murah atau mahalnya harga di percetakan tersebut. Sebelum undangan naik cetak dalam jumlah banyak, harus dipastikan terlebih dahulu percetakan membuat dami undangan sehingga tidak ada kesalahan ketika undangan dicetak dalam jumlah banyak.

Souvenir banyak sekali macam dan bentuknya. Ada yang mahal, ada yang murah. Ada yang berkualitas bagus, ada yang berkualitas biasa saja. Souvenir ini bisa disesuaikan dengan  anggaran yang disediakan. Harus rajin-rajin menyambangi sentra-sentra penjualan untuk souvenir.

Jadi, sebelum vendor pernikahan diputuskan, jangan pernah bilang capek untuk survey sana sini. Semangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat.

 

Created by : Vidy

Bogor, 29/11/09

Monday, November 16, 2009

SHOPPING COORDINATION

Ternyata oh ternyata susah-susah  gampang dalam mempersiapkan sebuah wedding party. Sekarang baru terasa bahwa dalam setiap plan A, harus ada plan B. Begitu yang gue rasa saat ini. Tadinya gue pikir semua akan mulus-mulus aja. Semua akan lancar-lancar aja. Ternyata tidak. Tidak.

Tujuan utama saat ini adalah membeli bahan untuk baju pengantin dan juga seragam keluarga besar. Beberapa tempat seperti Mayestik, Pasar Baru dan Tanah Abang pun direkomendasikan oleh teman dan saudara yang sudah dulu menikah. Yuuuuuuuuuuuuk, mari kita shopping. Senangnya mendengar kata shopping hehehe.

Konsep untuk baju pun gue buat. Warna apa yang digunakan. Model seperti apa yang diinginkan. Apa aja yang harus dibeli. Semua persiapan oke setelah konsultasi dengan Neno, temen SMP gue yang sekarang buka usaha jahit. Jahit baju, celana, kebaya hingga urusan payet memayet, border membordir disanggupi oleh Neno. Sekarang tinggallah coordinate the shooping time with my mom and my aunts. Secara yang diajak belanja adalah tanteku yang sibuk. Gue juga sibuk deng heheheh (sok iyeh banget deh gue!)

And here we go with the plan A. Sekitar minggu ketiga bulan Oktober 2009 gue putuskan saat yang tepat untuk beli bahan tanggal 7 November 2009 ke Mayestik. Gue pun sibuk koordinasi sama tante Rina dan Tante Anne, adek-adek bokap gue. Facebook pun gue pilih sebagai media untuk berkomunikasi. So far sangat efektif secara walaupun dah ibu-ibu, kalo urusan facebook tante-tante gue ini cukup up to date hehehe. Confirm, semua bisa menemani, termasuk nyokap gue. Senangnya.

Lima hari sebelum hari H ke Mayestik, barulah gue tau kalo kantor tempat gue bekerja akan outing ke Puncak ditanggal yang sama dengan rencana gue ke Mayestik. Whuaaaaaaaaaaaaaaaa, malam harinya kembali sibuk berkoordinasi shopping time diundur jadi hari Sabtu tanggal 14 Nov 09. Dan confirm semua oke. Lega.

Gue pun ikut outing kantor ke Puncak. Selain karaoke bersama, juga ada sesi aerobic di pagi hari.  Kata instrukturnya seh biar badan kita sehat. Tapi faktanya, pulang outing badan pegel-pegel. Ketauan banget kalo ini badan kagak pernah olahraga hehehehe.

Kembali masuk bekerja seperti biasa. Kembali koordinasi lewat facebook sama tante-tante gue. Dan terkejutlah gue. Kalo minggu kemaren gue yang kagak bisa, minggu sekarang tante-tante gue yang kagak bisa. Tante Rina harus ke Jepang.  Tante Anne harus menghadiri acara di sekolah Ariq, anak sulungnya. Whuaaaaaaaaaaaaaaa.

Panik. Sedikit puyeng juga. Nyut..nyut..Gue pun langsung sms Neno. Bad news. Neno yang juga ibu guru di satu sekolah menengah atas di Bogor, harus mengawas ujian pada hari Sabtu tersebut. Damn. Gak mungkin gue cuma pergi berdua nyokap. Secara kita berdua buta dunia pertekstilan. Neno pun kasih option kedua. Dia bisa temenin gue dihari minggunya tanggal 15 Nov 2009. Sampe malem pun gue jabanin, begitu isi sms Neno. Hari minggu juga Mayestik buka sampe sore.      

Hari Minggu? Whuaaaaaaaa, dihari itu gue kudunya tes makanan catering di gedung yang udah gue DP untuk tempat wedding party. Pusing deh. Direncana awal hari minggu tersebut gue sekalian mau janjian sama Uni Ninda dari Sanggar Anggiau untuk liat gedung sekalian mau gue kenalin sama Ibu Dian dari Catering Zainuddin. Berantakan semua planning gue.

Akhirnya, plan B pun dibuat. Janjian sama Uni Ninda diganti jadi hari sabtu tanggal 14 November 2009. Pergi ke Mayestik dihari minggu tanggal 15 Nov 2009. Gue bilang OK ke Neno hari minggu ke Mayestik. Janjian jam 9 di rumah gue. Sebelum berangkat ke Mayestik, mampir dulu ke Gedung Pasca Panen untuk icip-icip makanan catering Zainuddin. Dari Pasca Panen tancap ke Mayestik.  Perfect planning. Semoga lancaaaaaaaar.

Tak ada akar, rotan pun jadi. Plan A gagal, plan B pasti berhasil. Chaiyoooooo

 

Created by VD on Nov 13th, 2009

Monday, November 9, 2009

My life in 2009 - Full of happiness

Rasanya sudah begitu lama tidak menuliskan cerita kehidupan dalam sebuah tulisan singkat. Begitu banyak yang sudah terjadi. Begitu banyak yang sudah dilalui. Begitu banyak kejutan hidup yang dialami. Bagai sebuah cerita yang belum jua menemukan akhirnya.

Tahun ini, tidak terasa sudah hampir tiba dipenghujung tahun. November.  Kilas balik ke setahun yang lalu, masih segar dalam ingatan bagaimana sebuah kejutan untukku di hari ulang tahun. Tidak terasa, seperempat abad sudah di bumi yang semakin tua ini.

Akhir tahun 2008, sebuah perjalanan tidak terduga direncanakan bareng Heidy. Berpacu dengan waktu mencari tiket ke Yogyakarta untuk awal bulan Januri 2009. Dari Jakarta naik kereta sampe di Yogya ketika azan shibuh berkumandang. Mandi,  makan dan perjalanan pun dilanjutkan menuju Dieng. Sebelum belok ke Wonosobo, sempet nyasar sampe ke Ambarawa. Keesokan harinya perjalanan dilanjutkan ke Bebeng, Pantai Parangtritis,  Pathuk, tugu, dan yang pastinya gedung BI Yogyakarta. Will never forget the moment.

Di bulan Maret 2009, di tengah-tengah sibuknya jadwal kerja, mencari tiket untuk backpack ke Makassar, ke tempat Nana bekerja. Mulai dari kota Makassar hingga Gowa dan pulau Kayangan pun dijelajahi.

Di akhir Juni 2009, sebuah keputusan diambil demi kemajuan  dalam pekerjaan.  Dengan segala kelebihan dan kekurangan di tempat baru, setelah bergelut dari satu proyek ke proyek lainnya, pindah pun menjadi keputusan yang tepat. Tidak menyangka akhirnya berani  juga memutuskan untuk pindah kerja setelah beberapa kali ada tawaran untuk pindah selalu ditolak karena ini dan itu. Hingga saat ini, pekerjaan baru ini masih sangat menyenangkan bagiku. Masih banyak tantangan-tantangan yang belum lagi ditemukan solusi terbaik menghadapinya. Walaupun terkadang diriku sangat merindukan perjalanan-perjalanan ke luar kota yang sebelumnya bisa dijalani 3 kali dalam sebulan. Namun akan selalu ada harga yang dibayar untuk sebuah kemajuan. NO REGRET FOR GREAT DECISION.    

Dalam tempo yang cukup singkat, sekitar enam bulan terhitung sejak awal Januari 2009, lagi-lagi keputusan penting dibuat untuk hidupku. Bulan Agustus 2009 menjadi titik balik dari semua yang dilalui ditahun 2009. Tanggal 17, hanya untukku, dirinya dan keluarga besar kami;  bukan hanya akan dikenang sebagai hari kemerdekaan Indonesia.  Di hari inilah sebuah keputusan besar diambil. Dua keluarga bertemu untuk membicarakan masa depan anak-anak mereka, diriku dan dirinya. Dan sebuah tanggal dan bulan ditahun depan pun telah disepakati untuk mengikuti sunnah-Nya. Senangnya. Thank GOD.  

Dan kini, diriku pun sibuk mempersiapkan semuanya semua dii tengah- tengah kerjaan yang menumpuk. Semangat…………………..

Thursday, May 14, 2009

KEPITING BANGKA

Rasanya udah lama banget gue gak menulis cerita perjalanan gue ke beberapa kota akhir-akhir ini. Pertengahan bulan kemaren, 13 – 18 April 2009 gue ke pulau Bangka, lebih tepatnya ke kota Pangkal Pinang dan kabupaten Bangka Induk.

Selain pantainya yang airnya masih jernih, pasir putih dan banyak bertebaran batu-batu granit besar, ada satu hal lagi yang selalu terkenang oleh gue yaitu tiap hari makan kepiting (cuma di malam terakhir enggak makan kepiting karena udah eneg ngeliat kepiting).

 

Ada sebagian orang yang sangat suka makan kepiting. Ada sebagain orang yang gak suka makan kepiting. Dengan alasan mereka masing-masing tentunya. Gue adalah orang yang suka dengan kepiting. Hm..hm..Yummy banget.

 

Sebelum makan kepiting di Bangka, gue sangat menyanjung-nyanjung Aceh oleh karena kepiting-kepitingnya yang gede, enak dan tentunya murah meriah. Tahun 2006 gue mengunjungi Banda Aceh. Mengingat pada saat itu Aceh masih dalam rehabilitasi awal akibat Tsunami, jadilah gue dapet nginep di hotel yang membuat gue gak bisa tidur dan terjaga hampir sepanjang malam (gue gak mau mengingat bagian yang satu ini). Hiks. Karena gak bisa tidur, jadilah nongkrong di Rek, sebuah lapangan terbuka yang di tengah-tengahnya terdapat banyak kursi-kursi dan meja untuk makan dan di sekeliling lapangan banyak pedagang-pedagang yang menjual berbagai macam makanan. Ada yang khas Aceh ada juga yang enggak.

 

Melihat yang laen ada yang makan kepiting, jadilah gue juga pesen kepiting.  Surpise. Bener-bener surprise. Gue makan kepiting gede, di dalem ada telornya cuma Rp. 15.000-an saja. Hm..hm..yummy banget.

 

Kemaren di Bangka, kembali gue makan kepiting. Gue akui, kepiting di Bangka lebih yummy dibandingkan dengan yang gue makan di Banda Aceh. Ya secara harga juga jauh beda, tapi tetep aja harga kepiting di Bangka ini jauh lebih murah dibandingin di Jakarta.

Satu siang gue dan rombongan makan siang di Neptune Club Istana Laut Restaurant di daerah Pantai Pasir Padi – Pangkal Pinang. Uwiiiiih itu yang namanya kepiting dimasak lada hitam maknyus banget. Mbak Hera aja ampe ngiler liatnya. Tapi sayang kalo yang ini gak ada telornya. Harganya dengan tiga kepiting ini hanya Rp. 100.000 saja..Murah bangetkan? Hehehe

Yang lebih mantep itu kepiting yang gue makan di Restoran Neo Raja Laut, Sungai Liat. Udah berukuran gede, di dalemnya ada telornya pula. Yang ini lebih maknyus daripada yang di pangkal Pinang. Katanya seh, restoran tempat gue makan ini, restoran seafood paling enak di Sungai Liat.

 

Well, kesimpulan gue satu untuk hal ini. Datang ke pulau Bangka terasa tidak lengkap kalo gak makan kepiting. Dijamin maknyus.

Monday, April 20, 2009

Sopir Taksi Sok Tau

Sepasang kekasih memasuki taksi setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Pagi itu sekitar pukul setengah lima pagi mereka baru saja tiba dengan menumpangi kereta Argo Lawu dari Jakarta. Pak sopir taksi membantu si cowok memasukkan barang-barang ke bagasi. Setelah selesai, semua masuk ke dalam mobil.

Pak sopir pun memacu mobil dengan kecepatan sedang. Karena masih pagi, jalanan Yogya masih sepi. Senangnya tidak melihat kemacetan. Tiba-tiba si pak sopir bertanya kepada pasangan kekasih ini

"Putranya gak ikut pak?" tanya si sopir taksi dengan ramahnya.
"Belom punya Pak." jawab si cowok dengan santainya.
"Sabar ya Mbak." jawab si sopir taksi.

Si cewek kaget mendengar jawaban pak sopir. Wajahnya sedikit bete mendengar jawaban dari pak sopir yang menurutnya sedikit sok tau. Ramah sih ramah tapi.......Si cowok menyikut pelan lengan si cewek. Si cewek pun membalas menyikut pelan lengan si cowok. Si cewek melirik si cowok dan si cowok tersenyum. Ada tawa yang tertahan di wajah mereka.

Putra? hm..hm..hm.. wong masih pacaran, kok di tanya putera. pak sopir sok tau.Sok ramah. Muka gue kan masih muda. Mana ada tampang emak-emaknya. emang tampang gue kayak yg udah punya anak gitu. Sebel. Si cewek merutuk di dalam hatinya.

Ketika sudah tiba di tempat yang dituju, pak sopir membantu si cowok menurunkan barang-barang. Setelah taksi menghilang dari pandangan, mereka pun tertawa. Putra? please deh....

Wednesday, April 1, 2009

RULES FOR SUCCESFUL MARRIAGE

Hingga pagi ini (1/04/09) gue masih meeting tentang finalisasi dokumen UNCAC. Dua malam yang cukup melelahkan. Keluar dari ruangan selalu jam sebelas malam. Tapi tak mengapa, ini yang harus di jalani.

 

“Kok begini amat ya cari uang”

 

Begitu celetukan  mas Bambang Widjojanto (BW) tadi malam. Semua tertawa. Gak salah juga kalo mas BW nyeletuk seperti itu. Kemaren (31/03/09) pukul empat pagi, mas BW harus kembali ke Jakarta guna menghadiri meeting di KY dan KNKG. Dan malam harinya sekitar pukul setengah sembilan malam, mas BW udah kembali ke ruang meeting, Puri Sadewa hotel Jayakarta Bandung, tempat gue meeting sejak hari senin malam. Dan kembali dia meeting hingga pukul sebelas lebih. Gue ampe ngantuk-ngantuk di ruangan. Tapi ya, inilah yang harus di jalani.

 

Sesuai permintaan dari awal bahwa makan malam tidak disediakan dari pihak hotel. Bosen makan di hotel terus. Tadi malam (31/03/09), gue, mas Dadang dan bang Adi makan di Simpang Dago. Cuma sekali naek angkot dari hotel. Deket pula.

 

Bapak-bapak ini menyerahkan keputusan kepada gue untuk makan malam di mana. Bingung aku. Sebelum sampe Simpang Dago, rumah makan yang kepikiran enak dan murah meriah yaitu rumah makan Pagi Sore yang ada di jalan T.B. Ismail. Tapi entah kenapa, ketika udah di Simpang Dago, kaki gue malah melangkat terus hingga keperempatan yang ada Sate Banyumas. Belok ke kiri, Jalan Dipati Ukur, kaki pun masuk ke rumah makan Pondok Kapau Simpang Dago. Sebuah rumah makan yang kata tante gue seh udah buka dari sejak zaman dia kuliah dulu, awal tahun 90an. Hm..hm..eksis banget kan ini rumah makan.

 

Sudah lama banget gue gak mampir ke rumah makan ini. Secara udah lulus beberapa tahun (hm..hm..malu aku mengingat umur yang semakin tua). Masuk ke dalam rumah makan, dekorasi ruangan masih saja sama dengan dulu. Namun yang membuat gue terkejut adalah tersedianya hotspot dan perpustakaan kecil yang berisi buku-buku modern dari agama sampai buku populer. Hm..hmm sebuah kemajuan. Selain mengenyangkan, juga mencerdaskan hehehehe….

 

Namun ada satu yang lebih menarik dari pada itu. Ketika baru duduk, mata gue tertarik banget buat baca isi tulisan di pigura yang di pasang di salah satu dinding rumah makan. Isinya seperti di bawah ini:

 

 

RULES FOR SUCCESFUL MARRIAGE

 

Rules for HER

  1. Tell him you love him before you ask for that extra housekeeping
  2. Squeeze him occasionally…. In the right places
  3. Soft lights and soft music can work wonder
  4. The way to a man’s heart is through his stomach…feed him well..then get him to do the washing up!
  5.  Allow him one night out with the boys..but not one night GIRLS!
  6. If you have cross words…fill them in correctly
  7. Look after your figure it’s the only one …
  8. Pillow talk can be exciting dive for cover when you feel like it
  9. A little love goes a log way..but don’t let him go a long way to get it

Rules for HIM

  1. Money can’t buy your love…but it helps to buy the accessories
  2. Take her a cup of tea in bed…then call her sugar
  3. if you have to tell a lie tell it convincingly
  4. all rows can be mended in bed ..but don’t take your tool kit!
  5. If you are in the mood for love and she says I do feel tired …try again later.
  6. Let her out now and again ..on a tight lead
  7. If you come home late after drinking with the boys, tread quietly… you were lucky to get out anyway.
  8. Your wife is not part of the furniture even though she does have drawers.
  9. Keep on the right side of her…her left may be too rough! 

Remember BELIEVE IN YOUR MARRIAGE…

After all, there’s two of you to do it!

 

Malam itu rumah makan ini tidak terlalu ramai. Hanya beberapa meja yang terisi oleh beberapa orang yang sibuk dengan laptop masing-masing. Mas Dadang dan bang Adi sempet-sempetnya untuk pijam buku yang ada di lemari rumah makan ini. Tidak lama makanan pun dihidangkan. Duh makanannya bener-bener khas minang banget. Jadi laper. Biasanya gue gak makan malam. Dietnya dilanjutkan esok hari. Ha..ha..ha..

 

Setelah menu dihidangkan, Sempat bingung mau makan sama apa, akhirnya gue memutuskan makan sama tunjang. Hm..hmm enak dan empuk. Bumbunya berasa. Mas Dadang makan sama ikan kembung bakar. Sepertinya seh enak. Dan bang Adi makan dengan lauk rendang. Tidak puas sampe disitu, mas Dadang nambah nasi dengan lauk tunjang. Bang Adi yang gak nambah nasi tapi nambah lauk yaitu ayam gulai wakakaka..

 

Selesai makan, mas Dadang baru ngeuh ada pigura yang tergantung di dinding berisikan tentang pernikahan.

 

“Kamu harus baca tuh, Vid.” Begitu kata mas Dadang.

 

“Yaelah mas, dari tadi juga aku udah baca. Dicatet.”

 

Mas Dadang dan bang Adi membaca satu persatu aturan-aturan tersebut sambil senyum-senyum gak jelas. Selesai makan mereka berkomentar makanannya enak. Setidaknya gue gak salah pilih tempat makan malam ini. Senangnya.

 

Pagi ini (1/04/09) mas Dadang berkomentar kalo tidurnya nyenyak tadi malem setelah minum Kapsul Jintan Hitam Habtusauddah yang dibeli Rumah makan Pondok Kapau. Ampe di-share di FB segala. He..he..

 

 

 

 

Tuesday, March 24, 2009

Workshop Penyempurnaan Konsep Strategi Nasional UNCAC

Hm..hm…beberapa tahun mengurus kegiatan seperti EO untuk sebuah FGD, workshop, training, konsultasi publik dan lain-lain, hari ini (24/03/09) gue dengerin bapak-bapak dan ibu-ibu ini mengoceh tentang materi workshop saat ini yaitu finalisasi strategi nasional UNCAC.

 

Workshop dimulai dari tadi malem dan pagi ini gue marah banget sama pihak hotel. Berkali-kali gue ngadain acara baru sekarang yang kacau banget. Hiks banget seh. Mana undangan gue petinggi-petinggi pula.  Aduh kenapa juga harus saat ini. Kesel deh aku. Gue kena komplain mulai dari ketika peserta check in sore kemarin hingga meeting tadi pagi yang sound systemnya gak nyala (yang gue rasa hotel ini mengalami kualitas pelayanan, in the other hand I pay more expensive for the good services. Hiks). Pelayanan yang gak oke ini membuat gue memutuskan untuk mantengin ruangan seharian. Gue gak mau kecolongan lagi kalo ninggalin ruangan.  Padahal honor dan transport bapak-bapak dan ibu-ibu ini belumlah gue masukin ke amplop. Fuih, kebayang ntar malem bakal begadang sampe jam dua pagi untuk ngerjain itu semua. Chaiyoooooooooooooooooooooooo!

 

Hingga Setengah jam setelah makan siang, bapak-bapak dan ibu-ibu ini masih saja berdebat tentang kelembagaan  seperti apakah yang cocok untuk implementasi UNCAC ini. Padahal isu ini sejak tadi malam diperdebatkan. Beberapa model kelembagaan pun ditawarkan seperti   model komite, di bawah KPK, di samping KPK dan forum interagency di bawah presiden. Lengkap dengan plus dan minusnya untuk setiap model. Namun isu ini pun tidak final.

 

Belum selesai membahas tentang kelembagaan ini, sekarang pembahasan beralih kepada pasal-pasal yang ada di UNCAC. Satu persatu pasal dibahas mempertimbangkan masukan-masukan yang sudah ada dari pemerintah dan juga CSO.

 

Hm..hm…beberapa pasal memiliki dampak krusial, berdebat dan berdebat. Lagi..lagi..dan lagi….

 

Fuih!

Sunday, March 15, 2009

BACKPACK TO MKS: From Fort Rotterdam to Hassanuddin’s Grave

Hari ini (07/03/09) adalah hari pertama jalan-jalan di kota Makassar. Sesuai rencana jadwal hari ini adalah daerah wisata di sekitar kota Makassar, Gowa dan jika masih sempet berakhir di Malino.

Pagi hari sarapan bubur ayam sambil duduk di pinggir pantai Losari, merhatiin dua nelayan nangkep kepiting. Wajah mereka dibalut seperti mumi.Lucu. he..he..

Bubur ayam yang gue makan ini enak dan rame banget. Letaknya di salah satu sudut toko di seberang pantai Losari. Satu yang gue kesel banget di Makassar, yaitu susah banget buat nyebrang. Motor dan mobil ngebut semua. Kadang lambaian tangan pun diabaikan. Bete.

Selesai makan, gue, Heidy dan Nana mengunjungi Fort Rotterdam yang terletak di jalan Ujung Pandang. Masuknya enggak bayar, cuma kudu kasih uang sukarela ke satpam yang jaga. Sama aja bayar yak? Hehehe..Seperti biasa berkeliling benteng, dari satu gedung ke gedung lainnya. Tidak lupa sesi foto-foto.

Di dalam komplek ini terdapat dua gedung yang di buka untuk umum yaitu museum   La Galigo dan satu museum lagi yang gue gak tau apa namanya. Di dalam museum yang gak gue ketahui namanya ini disimpan barang-barang peninggalan seperti meriam, bata yang disusun guna pembuatan Fort Rotterdam, baju rantai, miniatur Fort Rotterdam dan lain-lain.

Selesai dari Fort Rotterdam, mobil yang disewa pun datang menjemput. Tujuan berikutnya adalah makam pahlawan nasional Pangeran Diponegoro. Komplek pemakaman ini merupakan pemakaman keluarga. Makam yang paling besar adalah pemakaman Pangeran Diponegoro dan Istrinya R. A. Ratu Ratna Ningsih.

Selesai dari Makam Pangeran Diponegoro, perjalanan wisata dilanjutkan ke monument Mandala. Sayang tidak bisa masuk ke dalam monument. Jadi cuma liat dan foto-foto di luar monument sambil liat orang-orang yang lagi nyiapin panggung di halaman monument. Katanya seh ntar malem ada pagelaran musik.

 Berikutnya adalah Pelabuhan Paotere. Sempet nyasar ke tempat pelelangan ikan.he..he..tapi akhirnya nemu juga pelabuhan yang cukup terkenal di Makassar ini. Melihat kapal-kapal Phinisi. Namun sayang layarnya tidak terkembang. Ada kapal yang sedang melakukan bongkar muat barang. Turun dari mobil, Heidy sibuk foto-foto kapal. Tidak lupa gue dan Nana bergaya dan tentunya juga difoto ampe diliatin sama ABK kapal yang lagi istirahat. Girl power banget secara cewek-cewek semua hehehehe.

Selesai dari Pelabuhan Paotere kemudian makan siang dulu di rumah makan Lae-lae. Perut kenyang, tempat wisata selanjutnya yang dikunjungi adalah benteng Somba Opu di daerah Gowa. Sekali lagi, foto-foto tentunya. Sayang, di kawasan ini sedang ada perkemahan anak sekolah. Keliling bentar liat-liat dari mobil. Berhubung rame banget, gue, Heidy, dan Nana lebih banyak foto-foto di rumah contoh rumah adat Tana Toraja. Rumah yang unik.

Dari benteng Somba Opu, mobil dipacu ke arah Museum Balla Lompoa, Istana raja Gowa zaman dahulu kala. Bapak penjaga istana sangat baik memperbolehkan kami untuk masuk ke dalam. Ada tempat makan dan pertemua raja. Banyak sekali barang-barang zaman aktifnya kerajaan yang disimpan di sini. Di salah satu kamar di belakang istana terdapat sebuah ruangan tempak penyimpanan barang-barang berharga milik kerajaan yaitu berupa mahkota kerajaan Gowa yang disebut Salokoa. Salokoa ini terbuat dari emas murni yang bertaburan permata. Beratnya 1768 gr. Salokoa hanya digunakan ketika penobatan raja.

Di lemari sekitar mahkota terdapat al-quran zaman dahulu. Selain keramik-keramik zaman dahulu, juga ada perhiasan-perhiasan yang semuanya dari emas murni. Yang membuat gue sangat takjub adalah bapak penjaga istana ini hanya mengunci ruangan tersebut seperti mengunci rumah biasa. Tanpa ada pengaman lain. Gue jadi kebayang, andaikan mahkota ataupun salah satu perhiasan ini dicuri, bisa kaya mendadak si pencuri. He..he..he..

Keluar dari Balla Lompoa, mobil dipacu ke makam Sultan Hasanuddin. Salah satu Sultan Gowa yang terkenal. Yang turun Cuma gue dan heidy. Nana ogah turun. Bilangnya seh males. Udah sore malah ke makam. He..he..Di dalam komplek makam ini terdapat beberapa makam yang salah satunya adalah makam Sultan Hasanuddin. Jika melihat bentuk makam-makam ini, sangat terlihat bahwa makam ini adalah ciri khas dari zaman megalithikum dimana banyak mempergunakan batu-batu berukuran besar yang ditumpuk-tumpuk.

Usai dari  makam, tujuan berikutnya adalah Malino. Semoga aja masih ke buru. Mengingat udah sore dan untuk ke Malino membutuhkan waktu sekitar satu jam dari Gowa. Tidak jauh dari makam Sultan hasanuddin, terdapat mesjid tua yang dinamakan Mesjid Katangka dan juga Mesjid Syehk Yusuf.

Akhirnya mobil belok ke jalan arah Malino. Namun jalanan sangat jelek sekali. Lubang, baik di tengah ataupun tepi jalan, sangat besar-besar. Di beberapa lubang tegenang oleh air. Berhubung gue pengen banget pipis, akhirnya mampir dulu di pom bensin. Heidy pun nanya sama bapak-bapak yang ada di pom bensin, berapa jauh lagi jalan jelek seperti jalan ini. Dan si bapak pun menjawab jalanan jelek seperti ini hingga ke Dam Bili-bili yang sekitar 15 KM dari pom bensin. Akan tetapi setelah Dam Bili-bili jalanan sudah mulus. Hm..hm..15 KM? Kurang jauh aja kan. Akhirnya mobil diputer balik ke arah Makassar. Pulang.

Malem harinya Heidy tepar. Tidur dari jam 8 malem sampe pagi. Kecapekan. Rencana wisata di malam hari pun dibatalkan. Apa cobaaaaaaa?  he..he..he..

BACKPACK TO MKS: KEBERANGKATAN

Dua minggu sebelum keberangkatan, tiket Batavia (PP) di-issued  Rp. 834.000/orang. Harga paling murah untuk perjalanan ketika long weekend.  Berangkat hari Jumat tanggal 6 Maret 2009, kembali ke Jakarta hari Senin tanggal 9 Maret 2009. Yup, 9 Maret 2009 adalah libur nasional. Untuk penginapan udah aman karena akan numpang di kosan Nana.

Berhubung tiket murah, jadwal take off pukul 22:45 dari bandara Soekarno-Hatta. Serasa mau ke papua aja gue hehehe…Ketika baru issued,gue  agak bête liat jadwal. Namun beberapa hari setelah itu, gue bersyukur karena FGD yang sedianya dilaksanakan tanggal 5 Maret, diundur jadi tanggal 6 Maret. Ini artinya gue kudu stand by sampe sore di kantor. Tadinya kalo dapet pesawat sore pukul empat, gue mau izin pulang cepet ke si bos. Chaiyo deh. Bekerja yang giat dulu, baru kemudian bersenang-senang.

 FGD baru selesai sore. Beberes, gue baru cabut dari kantor pukul setengah 6 sore. Nebeng mobil mbak Dwi sampe Plaza Semanggi. Beli titipan Nana dulu sebuah burger dan kudu buatan Burger King. Secara Burger King adalah barang langka yang belum mungkin di dapat di Makassar saat ini. Demi Nana, gue pun mampir dulu buat beli titipan dia, Burger mushroom with blackpepper sauce. Heidy juga titip beli buat sarapan malam. Jadilah gue beli empat burger king heheheh..

Kapan seh Jakarta bebas dari macet, apalagi kalo yang namanya long weekend? Jangan harap bakal cepet kemana-mana. Sebel banget gue. Duh pak gubernur, mana neh janjinya. Tetep aja Jakarta ini macetnya nauzubillah.  Hiks.

Pulang dari Plaza Semanggi, gue buru-buru beberes baju. Mandi, sholat. Liat jam membuat gue harus muter otak bagaimana caranya secepat mungkin sampe X-Trans yang mangkal di kartika Chandra.  Untuk antisipasi macet, Heidy udah booking x-trans ke Bandara pukul 8 teng. Gue liat jam jadi Panik. Jam di tangan gue menunjukkan waktu setengah delapan malam. Mampus deh. Waktu terus berjalan. Tadi gue liat jalan Sudirman macetnya nauzubillah. Jalur cepet dan jalur lambat ke arah Blok M dan Gatot Soebroto macet total. Gue gak mungkin naek taksi.  Whuaaaaaaaaaaaaaa, dengan ransel di punggung dan burger king di tangan kanan, gue bergegas turun dari lantai lima kosan gue yang terletak di Setiabudi. Keluar dari pintu kosan untung ada ojek langganan gue yang mangkal. Gue pun langsung naek ke atas jok belakang.  

Tancap gas dengan naek ojek melintasi jalan sudirman yang macet total ke arah Kartika Chandra di Jalan Gatot Soebroto.  Rada ngeri juga gue naek ojek. Si bapak ngebut di antara bus, mobil dan motor laen yang berjubel. But I have no choice. Hanya ini jalan tercepat menuju Semanggi pada saat macet begini. Belok ke jalan Gatot Soebroto, macetnya gak kalah hebat dibanding jalan Sudirman. Ampun deh gue. Perjuangan banget mau jalan-jalan doang. Liburan oh liburan. Kok mengerikan sekali perjalanan yang harus gue lalui.

Jam delapan kurang gue sampe di X-Trans. Tiket udah ditalangin sama Heidy. Gue pun jujur sama Heidy kalo tadi gue gak sempet ke ATM jadi di dompet cuma pegang uang seratus ribu lebih dikit. Heidy pun mengaku hal yang sama, abis bayar tiket uang di dompet dia cuma tinggal seratus ribu. Cukuplah untuk sampe di kosan Nana di Makassar. Begitu katanya. Samanya! wkwkwkwk

Pukul delapan lebih mobil x-trans berangkat dari Kartika Chandra ke arah bandara Soekarno-Hatta. Tidak lupa gue sms nyokap bokap pamit jalan-jalan ke Makassar. Sampe di Bandara check in kemudian berjalan gontai ke arah ruang tunggu. Bandara sepi (Ya iyalah secara tengah malem). Pesawat pun sedikit delay dari skedul seharusnya.  

Ketika mau masuk ke dalam  pesawat, ngantrinya kayak ngantri sembako. Gue dan Heidy tetep aja duduk sampe udah rada sepi. Toh kami berdua dapet duduk di bagian belakang. Di nomor 21 E dan F. Ternyata di dalam pesawat masih aja ngantri. Ada beberapa penumpang yang masih ribet dengan barang bawaanya. Loker-loker yang tersedia di atas tempat duduk banyak yang penuh. Banyak penumpang yang sibuk cari loker kosong buat tarok barang. Termasuk ibu yang duduk di sebelah gue 21 D. Sebel gue tiap mengingat ini.

Ibu-ibu ini berangkat beserta rombongan dengan bawaan yang sangat banyak. Setelah gue dan Heidy duduk, ibu satu ini masih ribet dengan bawaannya. Gue yang berniat tarok barang di loker atas, jadi urung. Jadilah ransel gue tarok di kolong kursi depan gue. Begitu juga dengan Heidy. Yang bikin gue sebel banget, ibu-ibu di sebelah gue barangnya banyak banget. Beberapa barang sudah ditarok di loker atas. Sebuah kardus gede di tarok di kaki. Di atas kardus si ibu-ibu narok tas lagi. Kemudian ibu ini masih pegang tas di pangkuannya. Edan. Kalo ini pesawat kenapa-kenapa, mampuslah gue susah untuk keluar. Udah gitu, selama perjalanan ke Makassar, duduknya gak mau diem. Sebel. Heidy tidur dengan nyenyak di sebelah gue. Whuaaaaaaaaaaaaaaa…

Sekitar pukul dua dini hari waktu Indonesia bagian tengah, pesawat Batavia yang gue tumpangi mendarat dengan selamat di Bandara Hasanuddin Makassar. Masuk dan keluar sama aja ribetnya buat ibu-ibu yang disebelah gue. Sangat jelas pramugari bilang kalo semua penumpang, termasuk yang transit, kudu keluar dari pesawat karena akan ada pengecekan pesawat. Eeeh ibu ini beserta dengan rombongan dan beberapa penumpang lain yang hendak ke Manokwari ogah keluar dengan alasan kenapa harus keluar toh nanti juga pake pesawat ini lagi. Giliran kenapa-kenapa ntar di tengah jalan baru deh tau rasa. Suka gak masuk logika gue orang-orang kayak gini. Padahal semua itu kan untuk keselamatan mereka juga.

Gue keluar dari pesawat langsung menuju tempat penyewaan taksi menuju . Masuk taksi, gue dengan sotoinya bilang ke pak sopir untuk ke jalan Cendrawasih deket stadion Matto Angin. Walaupun ini bukanlah kedatangan pertama gue ke Makassar, tapi gue belom pernah ke daerah jalan Cendrawasih ini. Dini hari pula.

Akhirnya pukul tiga kurang gue sampe di kosan Nana. He..he..Nana belom tidur nungguin gue dan Heidy. Terima kasih teman.   

Tuesday, March 3, 2009

BACKPACKING TO MKS: PREPARATION

Hm..hm..dua bulan yang lalu ceritanya pengen backpacking ke Yogya bareng Heidy. Berhubung gue gak punya tas ransel, jadilah gue bawa tas kecil yang ditenteng. Gue dan Heidy janjian ketemu langsung di Stasiun Gambir. Heidy kaget ketika  melihat gue gak bawa ransel. Dan gue pun bilang kalo gue udah kontak marketing kenalan gue dan udah reservasi kamar hotel juga yang twin sharing.

 

"Ini mah bukan backpacker-an," Heidy nyeletuk.

 

 Mau gimana lagi coba secara gue gak punya tas ransel yang bisa di bawa buat pergi 2 hari 3 hari. dan kamar hotel pun memanfaatkan voucher yang gue dapet. daripada sayang gak dipake hhihi.

Minggu ini kembali dengan niat yang sama seperti awal Januari 2009, pengen jalan-jalan tapi backpacking. Gue jadi sedikit terobsesi untuk jalan2 ala backpacking secara selama ini gak hehehe. Semoga gak telat yach. Mumpung belom nikah, dipuas-puasin deh jalan-jalan (ini adalah saran ibu-ibu ceriwis yang dulu selalu menemani makan siang gue. Kota yang dituju kali ini adalah Makassar. Actually, this is not my first travel to this city.


Persiapan pun udah dimulai (saking niatnya neh ya), yaitu:

 

  1. Jumat, 20 Feb 2009, siang hari gue cari informasi apakah Nana dan Defi, cowoknya, punya acara pas di longweekend. Jawaban Defi mereka belum punya acara.
  2. Jumat, 20 feb 2009 di malam hari , Nana confirm siap menampung gue dan Heidy selama di MKS. Senangnya hatiku, penginapan gratis selama di MKS.
  3. Senin, 23 Feb 2009 pagi-pagi gue dan Heidy riweuh. Di tengah-tengah pekerjaan yang bejibun, kita  sama-sama cari tiket melalui agen travel kami masing-masing. Berpacu dengan waktu siapa yang bisa dapetin tiket murah ke MKS. Kemudian tiket PP diissued oleh Heidy atas nama gue dan Heidy untuk keberangaktan hari Jumat, 6 Maret 2009 dan kepulangan hari senin tanggal 9 Maret 2009.
  4. Kamis, 26 Feb 2009, gue browsing lokasi-lokasi wisata yang mungkin dikunjungi kemudian gue email deh ke Nana, Heidy dan Defi.
  5. Sabtu, 28 Feb 2009, kebetulan lagi di Bandung dan ada yang temenin buat jalan- jalan yaitu Annisa, adek gue tercinta. Ngiter-ngiter BIP, akhirya gue beli tas ransel sekalian sendal juga.

Hm..hm..niat banget gak seh? Apalagi yach yang kurang heheheh

Friday, February 27, 2009

Power of 100 Beautiful Voices in Elections

Dua undangan untuk acara yang sama masuk ke inbox email gue dua hari ini. Dua-duanya dari temen kantor, Agung katro and Mbak Martha. Sebuah ajakan untuk mengikuti aksi damai di Bunderan Senayan tentang keterwakilan perempuan dalam pemilu yang sebentar lagi akan diselenggarakan oleh pemerintah melalui salah satu institusinya yang bernama KPU. Sejujurnya gue gak pernah ikut-ikutan yang kayak beginian. Ini akan menjadi pengalaman pertama gue turun ke jalan mengikuti sebuah aksi damai (kalo jadi berangkat ini juga). Begini isi email dari Mbak Martha:

Power of 100 Beautiful Voices in Elections -

Dukungan terhadap keterwakilan perempuan dalam Pemilu kali ini sangatlah penting dilakukan oleh masyarakat, mengingat bahwa walaupun dari hasil Pemilu 2004 hanya 11, 6% saja keterwakilan perempuan di DPR RI, terbukti banyak perubahan yang berhasil diwujudkan lewat Undang-Undang yang berpihak kepada rakyat, yaitu UU Anti Kekerasan dalam Rumah Tangga, UU Anti Perdagangan Manusia, UU Kewarganegaraan dan Advokasi Kebijakan Anggaran yang Pro Kesejahteraan Rakyat. Dan tahun ini tuntutan berbagai kelompok perempuan untuk mendorong keterwakilan perempuan di parlemen lewat kuota 30 % juga semakin menggencar.

Mengamati perkembangan tersebut dan menjelang International Women’s Day yang jatuh pada tanggal 8 Maret serta Pemilu 2009 yang sudah semakin dekat, maka 90.4 Cosmopolitan FM bersama Kemitraan akan menyelenggarakan event Off Air berjudul Power of 100 Beautiful Voices in Elections” pada hari Jumat, 27 Februari 2009 pukul 16.00–18.00 WIB di Bunderan Senayan, sebagai wujud kepedulian untuk meningkatkan kesadaran penguatan dukungan partisipasi dan keterwakilan perempuan pada pemilu 2009 ini.

 Di event ini, 90.4 Cosmopolitan FM dan Kemitraan mengajak 100 partisipan perempuan modern untuk mengenakan kaos berwarna pink (warna yang mempunyai arti cinta kasih, harapan, persahabatan, kebaikan, keberanian dan kesetiaan - red) dan bersama-sama turun langsung ke jalan untuk menyebarkan pesan damai melalui pembagian flyers dan pin ke mobil-mobil yang lewat.

100 Partisipan perempuan ini terdiri dari berbagai kalangan, seperti para penyiar 90.4 Cosmopolitan FM (Sita Nursanti, Ary Kirana, Moza Pramita),  Cosmoners (sebutan untuk pendengar radio Cosmopolitan FM - red), caleg-caleg perempuan tanpa menggunakan atribut partai manapun, selebriti (Putri Suhendro, Happy Salma, Julia Perez, Lula Kamal, Ayu Diah Pasha, Ussy Sulistyowati, Ully Artha, dan masih banyak lagi), dan beberapa rekan dari LSM Kemitraan dan LSM lainnya. Acara ini akan ditutup dengan pelepasan 500 balon berwarna pink.

Acara ini juga akan disiarkan langsung di 90.4 Cosmopolitan FM yang program On Air-nya tahun ini bertema Everyday Treatment for Modern Women dimana Cosmopolitan FM akan memberikan berbagai tips, informasi, dan hiburan yang dikhususkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan personal para perempuan modern.

"Power of 100 Beautiful Voices in Elections" dipersembahkan oleh 90.4 Cosmopolitan FM dan kemitraan dan didukung sepenuhnya oleh Pizza Marzano, Majalah Cosmopolitan, Majalah Good Housekeeping dan Majalah Mother& Baby.

PS: Peserta aksi berkumpul pukul 15.00 di Pizza Marzano Senayan City

Menarik bukan temanya?