Tuesday, January 19, 2010

MBAK EPOY, LAPORAN KEGIATAN DAN KWITANSI

Senangnya bisa kembali menceritakan sedikit tentang pekerjaanku. Setelah sekian lama sedikit vakum menceritakan tentang ini.

Sore itu (12/01/10) sudah waktunya untuk pulang menurut peraturan kantor. Namun saya dan mbak Epoy masih sibuk aja dengan pekerjaan masing-masing. Saya menyelesaikan pembayaran dan up date data ke proyek, mbak Epoy sibuk dengan laporan-laporan kegiatan proyek yang masuk ke mejanya bertubi-tubi.

Sore itu mbak Epoy memeriksa salah satu laporan kegiatan proyek di Banda Aceh. Beberapa kali mbak Epoy mengeluh tentang laporan itu, entah itu dari kwitansi-kwitansi yang dilampirkan atau dari laporan pengeluaran uang advance yang disajikan.

Satu kali mbak Epoy meminta saya untuk melihat langsung salah satu bukti yang dilampirkan.  Sebuah kwitansi perjalanan peserta yang berasal dari luar Banda Aceh. Biasanya untuk transportasi peserta bukti yang dilampirkan adalah tiket asli. JIka peserta naik pesawat maka yang dilampirkan adalah tiket pesawat. Jika peserta datang dengan bus, maka yang dilampirkan adalah tiket bus. Penggantian sesuai dengan harga yang tercantum pada tiket.

Pada kwitansi yang dilampirkan tersebut tercata bahwa itu untuk penggantian tiket pulang pergi salah satu peserta. Namun tidak ada bukti tiket yang dilampirkan selain kwitansi tersebut. Mbak Epoy sedikit kesal. Sudah berulang kali diberitahu, tetap saja admin yang membuat laporan tersebut melakukan hal yang sama.

Dan ada satu hal yang sangat lucu dari bukti-bukti bus tersebut. Di salah satu bukti tiket bus tertulis:

Terima Kasih Atas Kepercayaan Anda

Thanks You Your Reliance To Us

Selamat Jalan Semoga Keselamatan Menyertai Perjalanan Anda

Good Bye, May The Savety Along With Your Destination

Saya dan mbak Epoy tersenyum sambil geleng-geleng kepala membaca kalimat tersebut. Maksud hati pengen modern sedikit dengan mengalihbahasakan kalimat tersebut. Namun sayang kalimat yang digunakan gak nyambung sama sekali. Dan entah apa artinya jika hanya membaca bahasa inggrisnya saja. Heheheh

Created by Vidy

In  Jakarta, 19 January 2010   

 

DESAIN UNDANGAN DAN REVISI SANA SINI

Undangan dalam proses. Beberapa hari setelah pertemuan tengah malam di rumah Wibi di Bandung, WIbi kirim hasil desain  melalui email. Ada beberapa revisi di sana sini. Revisi dibicarakan lewat email. Seperti biasa to ke Wibi dengan CC ke email mas Iwan. Jadi dalam masalah undangan ini mas Iwan tetap terlibat meskipun jarak memisahkan kami (lebai mode on dah)

Wibi pun merespon revisi-revisi undangan yang via email. Selain itu Wibi juga memberikan perkiraan harga untuk jika bahan yang digunakan sama persis dengan contoh bahan undangan yang saya dan mas Iwan berikan tengah malam tanggal 24 November 2009. Uwaaaaaaaaaaaaaaaa hargannya malah jadi lebih mahal dibandingkan perkiraan harga sewaktu malam itu. Hik..hik..Menurut Wibi yang membuat undangan menjadi mahal yaitu karena contoh undangan yang saya dan Mas Iwan berikan waktu itu menggunakan warna bahan. Kerta yang digunakan lebih mahal dibandingkan dengan undangan yang biasa.

Proses tawar menawar pun terjadi. Bagaimana jika bahan undangan diganti menjadi bahan lain. Dengan kata lain serupa tapi tak sama. Model sama persis, namun jenis kertas yang digunakan berbeda.  Kembali saya mengaduk-ngaduk contoh undangan yang ada di kosan dan di rumah. Undangan Dwita, temen kosan di Bandung yang udah duluan nikah, dipilih menjadi model yang bahan yang akan diperlihatkan kepada Wibi.

Tadinya contoh undangan tersebut akan dikirimkan melalui Tiki. Namun mengingat mas Iwan juga akan mampir ke Bandung sebelum kembali ke Yogya, jadi undangan Dwita tersebut saya titipkan kepada Mas Iwan. Menghemat.com hahahaha

Tanggal 5 Desember 2009, mas Iwan ketemu sama Wibi di lobi hotel Jayakarta Bandung. Setelah melihat bahan undangan Dwita, kembai negosisasi harga. Cihuuuuuuuuuuuuy jadi turun hampir 50% qiqiqiqi.

Dipertengahan bulan Desember 2009, Wibi mengirimkan dami undangan. Hampir seminggu dami undangan yang dikirim oleh Wibi ada di rumah. Ketika melihat dami tersebut, uwaaaa ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan kesepakatan ketika di Bandung dulu. Ada kata-kata yang salah, ejaannya yang kurang, petanya yang kurang gede ataupun tata kalimat yang kurang sreg.

Hampir seminggu dami undangan yang dikirim oleh Wibi ada di rumah. Begitu melihat hasil undangan tersebut, ada banyak hal yang ingin saya revisi. 

Hari ini (26/12/09), saya dan Nia ke Bandung. Khusus hanya untuk merevisi undangan. Untungnya workshop tempat Wibi bikin undangan itu deket dari Leuwi Panjang, jadi enak kalo berangkat dari Bogor. Kenapa mengajak Nia? Karena dia teliti untuk hal-hal yang kecil hahahaha.

Ketika tiba di depan terminal Leuwi Panjang, hujan lebat mengguyur kota Bandung. Hiks banget. Untungnya ada taksi putra yang nongkrong di deket berhentinya bis. Taksi pun tancap gas menuju ke Workshop Widagdo Production, bengkel tempat Wibi membuat undangan. Sedikit macet karena hujan dan lampu merah.

Pukul dua kurang tiba ditempat Wibi. Tidak terlalu susah mencari workshop tersebut. Sekitar pukul tiga, Wibi tiba di Wokshop tersebut. Dan ngobrol-ngobrol pun dilanjutkan. Dami undangan yang dikirim ke Bogor di coret-coret. Banyak sekali revisinya. Hehehehe.

Setelah semuanya selesai pukul lima kurang cabut dari tempat Wibi. Menuju terminal bis Leuwi Panjang. Sekitar pukul setengah enam sore, bis berangkat menuju Bogor dari Terminal Leuwi Panjang. Sekitar setengah sepuluh malam sampe di rumah. Capek juga pulang pergi BogorBandung dalam satu hari. Fuih!!! Demi oh demi……

Creted by : Vidy

In Bogor, 2 January 2010

Pencerahan Model Baju

Hari ini (18/12/09) saya janjian sama Uni Ninda dari Sanggar Anggiau. Pertamanya janjian di rumah Uni Ninda di Depok. Karena Uni Ninda juga ada janji dengan yang lain di Bogor, tempat janjian dirubah menjadi di rumah saya.

Sekitar pukul sebelas siang, Uni Ninda tiba di rumah. Seperti biasa ngobrol-ngobrol. Kemudian saya pun cerita mengenai protes masalah baju yang terjadi ketika rapat panitia pertama kali. Uni Ninda tertawa. Selain itu saya juga memberikan potongan bahan kebaya saya, bahan kebaya mama dan bahan baju yang akan digunakan oleh Mas Iwan. Uni Ninda minta melihat motif bunga untuk bahan tersebut. Menurut Uni Ninda hal ini penting karena motif songket harus disesuaikan dengan warna dan motif bahan yang akan saya, mama, ibu mas Iwankenakan ketika pesta nanti. Saya pun lari sebentar ke rumah Neno untuk mengambil lagi bahan yang sudah terlanjur saya berikan ke Neno.

“Bagus. Tile-nya beli yang bagus ya?”

Itu komentar pertama uni Ninda ketika melihat bahan-bahan yang saya beli.

“Wah gak ngerti deh Uni. Semua bahan itu kan cuma ngikutin saran Neno, temen saya yang biasa jahit kebaya. Karena waktu beli semua bahan ditemenin Neno. Jadi dialah yang memutuskan itu bagus atau tidak. Saya seh buta banget dunia pertekstilan. Jadi ya manut-manut aja sama saran Neno hehhe,”

Uni Ninda sekali lagi tertawa.

 Uni Ninda menjelaskan panjang lebar tentang baju kebaya yang akan saya gunakan, daripada saya harus menjelaskan panjang lebar, saya langsung telpon Neno untuk datang ke rumah mendengarkan penjelasan Uni Ninda.

Setengah jam kemudian  Neno datang ke rumah. Ngobrol pun tambah seru. Di sekian banyak foto-foto baju pengantin yang ada di laptop saya, Neno menunjuk ke salah satu aksesoris yang digunakan pada hampir setiap pakaian pengantin wanita minang.

“Kalo yang dipundak itu apa namanya Uni?”

“Itu namanya tokah,”

Neno senyum kesenengan karena akhirnya menemukan nama aksesoris itu.

Tanggal 19 Des 2009, saya, mama dan Neno ke Tanah Abang. Ada beberapa barang Utama yang dicari yaitu kerudung dan bahan daleman kebaya untuk seragam keluarga, payet-payet dan songket untuk bahan baju Nia dan Nisa.

Puter – puter Tanah Abang Blok A, Atas bawah, atas bawah. Tawar sana, tawar sini. Agak susah juga cari warna yang bagus untuk kerudung dan bahan poring kebaya. Namun Alhamdulillah akhirnya dapet.

Selain itu juga beli payet-payet untuk baju kebaya. Bahan-bahan kebaya yang sudah diserahkan kepada Neno dibawa ketika berbelanja agar tidak salah dalam menentukan warna yang cocok. Namun sayang satu warna yang dicari barangnya lagi kosong hikhikhik.

Setelah kegiatan belanja selesai, kembali pulang ke Bogor. Bodohnya saya, lupa ngembaliin bahan yang dipinjem ke Neno, begitu juga dengan payet-payet yang sudah dibeli. .

Minggu terakhir bulan Desember 2009, dengan ditemani mama, saya kembali ke rumah Neno membawa bahan dan payet-payet yang sudah dibeli. Model baju kembali dibicarakan. Tangan Neno dengan lincah membuat sketsa gambar. Untuk yang sekarang ini final. Heheheheheh

Cretaed by: Vidy

In Bogor, 3  January 2010

Sunday, January 3, 2010

DESAIN UNDANGAN

Pagi itu (24/11/09) setelah sarapan pagi bareng, saya dan mas Iwan berpisah, saya menuju kantor, mas Iwan ke travel Baraya. Masih rada capek setelah menempuh perjalanan cukup jauh dari Yogya. Jadwal travel mas Iwan ke Bandung pukul 10 pagi. Sekitar pukul  11 pagi saya telpon mas Iwan, ternyata mas Iwan gak jadi naik  baraya. Mas Iwan mau nebeng mobil temennya ke Bandung. Berhubung temennya masih meeting di salah satu gedung di sebelah Sarinah, jadilah mas Iwan menunggu.

Hingga pukul dua siang mas Iwan masih nunggu temennya yang meeting. Dan saya pun iseng sms mas Iwan.

“Terus aja nungguin orang meeting sampe jam lima, trus udah gitu kita ke Bandung bareng-bareng”

Sebenernya saya iseng aja sms bilang gitu karena gemes mas Iwan betah nungguin temennya meeting. Kalo nungguin saya belanja….. hahahah . Emang udah rahasia umum kali ya, kaum adam itu paling gak betah yang namanya nungguin kaum hawa berbelanja hihhi.

Dan benar saja, ternyata setelah jam tiga temen mas Iwan tersebut, yang belakangan saya ketahui namanya adalah Andri, ada meeting lagi di daerah Taman Mini. Mas Iwan dengan pedenya ikutan ke dalam ruang meeting. Saya telpon di-reject huhuhhuuh.

Meeting tersebut baru selesai sekitar pukul setengah lima sore. Hahaha sesuai dengan keisengan sms saya tadi. Pukul lima saya keluar dari kantor. Langsung menuju kosan. Mas Iwan dan mas Andri, temennya, jemput saya di kosan.

Setelah sholat magrib berangkat dari daerah kosan saya, Setiabudi. Karena macet banget ketika mobil akan belok ke Jalan Gatot Subroto, mobil pun dibelokkan ke Plaza Semanggi. Makan malam dulu di Kin No Taki. Selesai makan di Kon No Taki, sempet-sempetnya liat-liat hape blackberry di lantai dua Plaza Semanggi. Pada saat keluar dari Plaza Semanggi waktu sudah menunjukkan sekitar pukul setengah delapan lebih,  padahal mas Iwan janjian dengan Wibi pukul sembilan di Bandung. Wibi bilang seh, ya udah ntar kasih tau aja kalo udah sampe Bandung. Gak banget deh janjiannya, secara yang butuh untuk ketemu Wibi adalah saya dan mas Iwan.

Pukul sebelas malem tiba di Bandung, di rumah mas Andri. Mas Iwan pinjem motor mas Andri untuk ke rumah Wibi. Sebelum meluncur ke rumah Wibi di daerah Sarijadi, terlebih dahulu ke Dago, ke kosan adek saya pinjem helm. Dari Dago baru tancap gas ke rumah Wibi. Saya berpikir mas Iwan tau pasti letak rumah Wibi. Ternyata oh ternyata mas Iwan juga belum pernah ke rumah Wibi. Jadilah kami berdua berputar-putar di daerah Sarijadi. Tanya tukang martabak, tanya tukang nasi goreng. Akhirnya pukul dua belas kurang ketemu juga rumah Wibi. Jadi gak enak sama Wibi bertamu tengah malem.

Topik pembicaraan pun langsung ke inti masalah. Apalagi kalo bukan undangan. Yup, Wibi punya usaha percetakan.  Desain undangan disepakati. Saya mencatat satu persatu kesepakatan tentang undangan seperti warna dasar undangan, ukuran, jenis huruf, nama dan lain-lain.

Hampir pukul satu malem baru keluar dari rumah Wibi. Sedikit beres masalah undangan. Tinggal menunggu hasil desain Wibi. Sedikit lega. Satu persatu bisa diselesaikan.

Last year in the middle of the night on 24 November 2008, I was also on duty travel, assisted the training in Hotel Santika Yogyakarta. This year, once again in the middle of the night on 24 November 2009,   I passed my birthday to prepare my wedding. What a surprise. Thanks God.

Created by: Vidy

In Bogor, 13 Dec 2009