Baim pulang dijemput sama Kakek, Nenek, dan Tante Nia. Tentunya juga ada Bunda dan Bapak. Ayo kita pulaaaaaaaaaaaaaang.
Bye bye rumah sakit, akhirnya Baim pulang juga..
Baim pulang dijemput sama Kakek, Nenek, dan Tante Nia. Tentunya juga ada Bunda dan Bapak. Ayo kita pulaaaaaaaaaaaaaang.
Bye bye rumah sakit, akhirnya Baim pulang juga..
Selain masehat dari saudara dan teman, tidak lupa saya juga mencari referensi tentang pentingnya inisiasi menyusui dini ini.
Pernah satu kali ketika kontrol, saya utarakan niat saya kepada dr. Florencia bahwa saya ingin Inisiasi Menyusui Dini ketika habis melahirkan. Dan saya juga tidak mau calon anak saya diberi susu formula tanpa pemberitahuan kepada saya terlebih dahulu.
dr Florencia pun menjelaskan bahwa prosedur di rumah sakit Hermina Bogor juga mengutamakan kepentingan bayi dan ibunya. Setelah bayi lahir akan diletakkan di dada ibunya untuk inisiasi menyusui dini. Namun, dokter Florencia memberi catatan, lama atau sebentarnya bayi melakukan IMD tergantung dari kondisi bayi dan juga ibunya. Begitu juga dengan pemberian susu formula. Bayi akan diberi susu formula setelah persetujuan dari orang tua atau pihak keluarga dari bayi tersebut. Fuih, lega.
Alhamdulillah, hari ini (16/11/10) pukul 00.55 saya resmi menjadi seorang bunda dari bayi laki-laki yang waktu itu belum diberi nama. Senang, akhirnya mbrojol juga. Terima kasih ya Allah atas karunia-Mu yang tiada ternilai ini.
Sebagaimana pernah dijelaskan oleh bu dokter Florencia waktu itu bahwa RSIA Hermina Bogor mengutamakan kepentingan bayi dan ibunya. Setelah bayi yang saya lahirkan keluar seutuhnya, suster yang membantu dokter Florencia meletakkan anak saya di bawah dada saya. Subhanallah, rasa sakit ketika melahirkan hilang dalam sekejap.
Bayi mungil itu tampak pasrah diletakkan di bawah dada saya. Terasa hangat ketika kulitnya menyentuh kulit saya. Bergerak naik ke atas. Lucu sekali. Amazing. Namun yang lucu, ketika kepala bayi mungil ini mencapai belahan dada saya, dia pun berhenti bergerak, kemudian tidur dengan nyenyaknya. Salah satu tangan memegang dengan lembut salah satu puting susu saya.
satu jam berlalu. Bayi mungil ini masih tetap dengan posisi tidurnya. Tidak seperti bayi pada umumnya yang mencari puting susu ibunya kemudian belajar menyusui untuk pertama kalinya.
Proses IMD pun diulang kembali. Satu jam berlalu, tetap saja seperti satu jam pertama. Gemeeeeees banget liatnya. Akhirnya dipindahkan ke ruang khusus bayi untuk dimonitor pernafasan, dan lain-lainnya selama kurang lebih empat jam.
Tidak lupa saya berpesan kepada suster yang membawa bayi mungil saya untuk TIDAK memberi susu formula karena saya ingin memberi ASI eksklusif untuk bayi mungil saya. Suster pun tersenyum dan mengangguk.
Lega!
Created by Vidy
in Bogor, 9 Dec 2010
Setelah rekam jantung selesai, suster melakukan periksa dalam dan juga tes terhadap cairan yang keluar. Fuih, bener. Cairan yang keluar sedikit demi sedikit sejak di kantor tadi adalah air ketuban. Dan menurut suster, saya baru sampai pada pembukaan dua. Suster pun memberi obat pada vagina saya. Katanya seh supaya elastis ketika melahirkan. Karena air ketuban pecah, saya harus bed rest dengan posisi tidur terlentang. Hiks.
Sekitar pukul tiga lebih, suster kembali periksa dalam. Masih di pembukaan dua. Suster pun menelpon dokter Florencia. Bu dokter menyarankan untuk induksi. Pukul setengah empat sore, selang induksi sudah terpasang dilengan kiri saya. Kata suster induksi ini akan dimonitor selama empat jam. Jika tidak ada perubahan maka harus lapor ke dokter.
Pukul tujuh malam, suster kembali ngecek pembukaan. Masih di tahap pembukaan dua. Suster kembali menelpon dokter Florencia. Saya kurang tau juga apa yang disarankan oleh dokter, namun suster melakukan sesuatu pada alat pengatur tetesan cairan induksi. Dan Alhamdulillah pukul delapan malam ada kemajuan. Pembukaan maju jadi pembukaan tiga. Dan hingga pukul Sembilan malam pembukaan baru sampe tahap pembukaan empat.
Mulai dari pembukaan dua hingga pembukaan empat dipukul sembilan malam, rasa mules dan nyeri tidak terlalu terasa, malah bisa dibilang gak berasa mules atau nyeri. Bahkan saya masih bisa facebook-an, sms-an, telpon-telponan, ngobrol dan lain-lain hehehe. Dan yang pasti hampir tiap bentar suami saya telpon bagaimana keadaan saya. Maklum gak bisa menemani karena masih di Kalimantan.
Ternyata oh ternyata keadaan tanpa rasa mules ini tidak bertahan lama. Setelah pukul Sembilan, rahim saya mulai berkontraksi. Rasa sakit dan nyeri mulai merasuk. Whuaaaaaaaaaaaaa sakit. Apalagi ketika rasa pengen mengejan tapi belum boleh karena pembukaan belumlah sempurna hingga pembukaan sepuluh. Suffer banget ditahap ini. Pergerakan bayi juga bisa dilihat dengan jelas dari perut saya dimana sisi kiri lebih muncung ke atas dan sisi kanan terasa lebih kosong.
Ketika pembukaan sudah sempurna, pembukaan 10, rasa ingin mengejan itu datang lagi. Huhuhu sakit sekali rasanya. Dokter pun mempersilahkan saya untuk mengejan. Tentunya dengan menyuruh saya untuk berganti posisi dengan posisi siap melahirkan. Dan sempet-sempetnya bu dokter mengingatkan saya tentang senam hamil yang sudah saya lakukan. Whuaaaaaaaa udah kondisi seperti sekarang ini mana saya peduli dengan gerakan-gerakan senam itu. Lupa dalam sekejap. Amnesia. Yang terasa sakit, sakit dan sakit. Nyeri, nyeri dan nyeri. Hiks.
Setelah mengejan lima kali, dua kali salah, akhirnya bayi laki-laki itu brojol. Alhamdulillah. Jam yang dipasang di salah satu sisi kamar bersalin menunjukkan pukul 00.55. Karena sudah lewat pukul dua belas tengah malem, jadilah kelahiran ini menjadi tanggal 16 November 2010.
Welcome to the world my baby boy.
Created by Vidy
In Bogor, 8 Dec 2010