Monday, November 29, 2010

IBRAHIM ADHA SATRIAWAN

Halo-halo...

Namaku Ibrahim Adha Satriawan. Aku lahir di rumah sakit Hermina Bogor pada hari Selasa tanggal 16 November 2010 pukul 00:55 dini hari. Kelahiranku bertepatan dengan perayaan Idul Adha di Mekkah. Aku adalah anak pertama dari bapak Azwar Satriawan dan bunda Vidya Nafsil. Beratku ketika lahir 2800 gram, dengan panjang 48 cm. Aku lahir lebih cepat dari perkiraan dokter. Gak sabar mau lihat dunia hehehehe. Proses kelahiranku dibantu oleh dr Florencia Luthfi A SpoG dan bidan Gina.

Mulai saat ini aku mau ikutan berbagi cerita di halaman blog bundaku ini dengan tag namaku sendiri, Ibrahim A. Satriawan.

Created in Bogor on 29 Nov 2010  

Air Ketuban Pecah??? Oh Tidak!

Hari ini (15/11/10) saya masih ngantor seperti biasa. Ups, waktu menunjukkan pukul 10.45. Agak sedikit telat sampe kantor karena gangguan sinyal kereta api.

 

Saya pun mengambil beberapa dokumen untuk diperiksa. Laper. Memeriksa dokumen pun dilakukan sambil makan lontong sayur yang saya beli di stasiun Gondang Dia. Hehe.

 

Baru tiga dokumen yang saya periksa, celana dalam saya terasa basah. Saya pun bergegas ke toilet. Lagi-lagi keputihan dalam jumlah banyak. Sudah sejak hari sabtu  (13/11/10) kemarin seperti ini.

 

Kembali ke meja, saya pun  bergegas telpon dokter Florencia, dokter yang mengontrol kandungan saya sejak awal kehamilan. Bu dokter pun menjelaskan bahwa itu normal untuk kehamilan yang semakin membesar seperti saya saat ini. Bu dokter pun mewanti-wanti saya tidak boleh pake penty liner. Sedikit lega.

 

Tutup telpon, tiba-tiba cairan keluar membasahi hingga ke celana kantor saya pakai. Cairan itu keluar begitu saja. Tanpa bisa ditahan. saya kembali ke kamar mandi. Ups basah sekali. Cairan itu keluar lagi sedikit. Bening. Cairan apalagi ini. Yang pasti bukan keputihan.

 

Sekali lagi telpon dokter Florencia. Bu dokter kaget mendengar cerita saya. Menurut bu dokter itu bisa jadi air ketuban. Namun untuk lebih pasti saya diminta bu dokter untuk segera ke ruang bersalin di lantai 2 rumah sakit Hermina Bogor.

 

Bergegas minta izin pulang cepet ke rekan kerja saya. Selama dalam perjalanan saya mencoba untuk tenang. Dengan diantar mobil kantor CD 73-03, pukul setengah dua siang saya tiba di rumah sakit Hermina Bogor. Papa dan mama saya sudah menunggu di lobby rumah sakit Hermina. Dengan dibantu oleh perawat, saya didorong dengan kursi roda ke ruang bersalin di lantai dua. Bidan yang bertugas mengecek keseluruhan yang terjadi pada saya. Ternyata bener cairan yang keluar sedikit demi sedikit adalah air ketuban. Dan saya pun diminta bidan untuk bed rest.  Fuih!

 

Created by Vidy,

in Bogor, 28 Nov 2010

Thursday, November 25, 2010

My 27th birthday

Hari ini genap saya berumur 27 tahun. Tidak terasa waktu cepat berlalu. Namun ada yang berbeda untuk ulang tahun kali ini. Dapet sebuah kado istimewa dari Allah Swt, Apalagi jika bukan kehadiran Ibrahim Adha Satriawan, my first son, ditengah-tengah keluarga kecil saya. Ditambah suami juga bisa cuti dari kerjaannya di tengah hutan sana. Hm..hm..ini akan selalu menjadi salah satu kado terindah dalam hidup saya. Merayakan ulang tahun dengan suami, anak dan tentu saja juga dengan papa, mama dan adik-adik saya tercinta.


Ya Allah, Puji syukur hamba panjatkan kehadirat-Mu atas semua rahmat dan karunia yang tak ternilai ini. Semoga hambamu ini bisa menjadi orang yang lebih baik ke depannya, Bisa menjadi  istri dan ibu yang terbaik untuk suami dan anak hamba. Bisa menjadi orang yang terus bersyukur atas rahma dan karunia-Mu. Terima kasih Allah atas kado terindah ini.

Created by Vidy

In Bogor, 25 November 2010

Friday, November 12, 2010

Timbul Roso, Cangkringan, Apa Kabarmu Kini???

Tanggal 1 Februari 2009 silam saya sempat memposting ke blog saya ini sebuah tulisan tentang rumah makan yang terletak di daerah Cangkringan, Sleman, DIY. Timbul Roso, begitu sebuah papan nama tinggi tertancap di tepi jalan di depan resto tersebut. Sebuah resto keluarga yang sangat kental sekali dengan unsur pedesaan. Ada air mengalir, pohon-pohon tinggi, semak-semak, kolam ikan. Apalagi saung tempat  makan di buat dari bambu.

Saya mengunjungi resto tersebut untuk pertama kalinya pada tanggal 3 Januari 2009 dengan teman saya Heidy dan Mas Azwar. Saya dan Heidy diajak ke resto ini oleh mas Azwar yang sejak akhir Februari 2010 kemarin  resmi mejadi suami saya. Kami bertiga makan siang dengan lahapnya. Entah karena laper atau memang masakannya yang enak. Namun satu yang pasti resto ini teduh sekali membuat para tamu betah untuk duduk lama. Adem.

Cangkringan, lokasi restoran Timbul Roso yang saya datangi hampir dua tahun yang lalu.  Beberapa minggu belakangan nama daerah ini begitu akrab di telinga masyarakat di seluruh Indonesia. Apalagi jika bukan karena  erupsi gunung merapi yang meluluhlantakkan begitu luas lahan di sekitarnya, yang mengakibatkan ratusan orang kehilangan nyawa, kehilangan sanak saudara, dan yang juga mengakibatkan ratusan  ( mungkin ribuan) orang kehilangan harta bendanya.

Jika membaca berita yang beredar di media, daerah Cangkringan merupakan salah satu daerah paling parah terkena dampak erupsi Merapi. Hal ini karena letaknya yang memang di lereng gunung Merapi. Dan kini saya jadi bertanya-tanya bagaimana kondisi Restoran Timbul Roso itu kini? Hoooooo sedih membayangkan abu vulkanik itu menutupi daun-daun ,menutupi saung-saung, mengotori kolam-kolam. Hiks!!!

Created by Vidy

in Jakarta, 12 November 2010

Wednesday, November 10, 2010

Gurita pada Bayi, Penting dan Perlukah??????

Lagi dalam perjalanan pulang ke rumah. Masih di angkutan umum, tiba-tiba teringat dengan gurita bayi. Menurut mama saya yang sudah melahirkan empat putri cantik ke dunia ini, gurita merupakan salah satu perlengkapan yang harus disediakan sebelum kelahiran dedek bayi. Oleh karena itu, ketika membeli perlengkapan bayi untuk pertama kalinya dua minggu yang lalu, saya pun memasukkan gurita dalam daftar yang harus dibeli. Tidak lupa untuk membeli tentunya.

Hari minggu kemarin (6/11/10), saya mengikuti seminar menjelang persalinan sebelum senam hamil. Salah satu topik yang dibahas yaitu tentang penggunaan gurita pada bayi. Menurut perawat yang memaparkan makalah, bayi sebaiknya tidak menggunakan gurita karena pernapasan pada bayi dimonitor melalui perutnya. Jika bayi menggunakam gurita agak sulit untuk memonitornya. Selain itu juga pemakaian gurita pada bayi merupakan salah satu penyebab gumoh pada bayi. Hm..hm..benerkah ini????? Mohon informasinya ya jika ada yang tau. Harus banyak cari referensi dan baca juga neh....

Created by Vidy

in Angkot 05 Merdeka-Pagelaran, Bogor 10 Nov 2010

Monday, November 8, 2010

SHOPPING TIME FOR THE WELCOMING-BABY NEEDS

Malam ini, Sabtu, (6/11/10), browsing di mbah google untuk cari informasi toko perlengkapan bayi yang harga grosiran namun ekonomis dan banyak pilihan. Hasilnya keluar dua nama toko yang sering banget disebut yaitu di Baby Shop jalan Pajajaran dan Tiara Baby Shop di daerah Sukasari.

Tidak puas dengan hasil browsing, saya pun sampe pasang status di FB tentang dimana toko perlengkapan bayi yang oke di Bogor. Lagi-lagi nama Baby Shop di Pajajaran dan Tiara Baby Shop di daerah Sukasari disebut. Hm..hm..tampaknya dua toko ini menjadi tempat prioritas yang harus dikunjungi esok hari.

Hari ini, minggu siang (7/11/10), alhamdulillah tidak hujan. Walaupun sedikit awan mendung membayangi langit Bogor. it's time to shop my welcoming baby needs. Lagi-lagi ditemenin Nia, adek saya. kali ini dia yang request pengen nemenin saya belanja. Gemes liat keperluan bayi, lucu-lucu. Begitu katanya hehehe.

Sebenernya ini bukanlah belanja pertama yang saya lakukan untuk keperluan dedek bayi. seminggu sebelumya, pulang dari senam hamil, saya udah belanja beberapa keperluan bayi di BTM Bogor. Mengingat ini tempat grosiran, logikanya pasti lebih murah.

Saya dan Nia berangkat setelah sholat dzuhur. Mempertimbangkan lokasi toko Tiara Baby Shop dan Baby Shop, kami pun memutuskan untuk terlebih dahulu mengunjungi toko Tiara Baby Shop.

Benar dugaan saya, toko Tiara Baby Shop terletak di sebrang Toko Gepuk Karuhun.Turun angkot, jalan dikit langsung ketemu dengan tokonya. Alamat lengkapnya Jalan Sukasari I No. 5B.

Ups siang ini toko Tiara Baby Shop penuh, didominasi oleh ibu-ibu hamil. Mata saya dan Nia gemes liat barang-barang keperluan bayi. Lucu-lucu. saya mengeluarkan list keperluan bayi yang sudah saya data di rumah.

Pertama-tama mata tertuju ke rak baju bayi merk nova. Harga satuannya sama dengan harga satuan jika beli lusinan di BTM. Kemudian menuju ke daerah kosmetik bayi seperti minyak telon, tempat bedak bayi, cologne, bedak bayi, baby oil dan lain-lain. bingung mau pilih yang mana. Banyak betul merk dan modelnya.

Mata saya tertuju ke perlak bayi yang ada di sudut ruangan deket rak kosmetik bayi. Ini adalah salah satu item yang akan saya beli. Iseng bertanya sama mbak-mbak yang jaga berapa harga perlak tersebut. Jujur saya kaget mendengar harga tersebut. Jauh lebih murah daripada harga di BTM. Bahkan jika dibandingkan dengan harga di toko pertama yang saya tanya di BTM, harga di toko Tiara Baby Shop ini almost setengahnya lebih murah.

Keisengan dilanjutkan. Saya dan Nia bertanya harga popok bayi. Weks, harga popok di Tiara Baby Shop jauh lebih murah dengan kualitas barang diatas barang di BTM. Bete baget dengernya. Untung cuma beli dikit popok di BTM. Begitu juga dengan bedong bayi. Untuk yang satu ini saya bersyukur belum beli sedikit pun sewaktu di BTM hehehe.

Akhirnya saya bertanya semua harga barang yang saya beli dan yang saya tanya harganya sewaktu belanja di BTM. Hohohoho hasilnya tetep, harga lebih murah di Toko Tiara Baby Shop. No doubt anymore, prices in Toko Tiara Baby Shop are cheaper with good quality than BTM. Jadi males untuk ke Baby Shop di Pajajaran hahahaha.

Duduk di bangku yang tersedia di depan etalase. Salah satu mbak penjaga toko dengan senyum manisnya melayani saya. Untuk setiap item yang saya minta, langsung dikeluarkan dari harga yang paling murah hingga yang paling mahal. Oh senangnya, tinggal pilih sesuai dengan  selera dan budget saya. Gak pake ngider-ngider toko hehehe.

Tidak terasa waktu cepat berlalu. Hampir semua item yang ada di list saya sudah ada tanda ceklistnya, yang artinya sudah ada dalam keranjang hehehe.

Masih ada dua item yang belum dibeli yaitu baskom untuk mandi dedek bayi dan tas bayi. Mengingat ukuran baskom lumayan besar, jadi belinya entar aja kalo dianter naek mobil sendiri. Kalo bawa pulang naek angkot repot.

ketika memilih tas bayi agak bingung karena bayangan saya langsung tertuju ke tas bayi yang saya liat sewaktu lebaranan di Berau kemarin. Sebuah tas bayi dengan banyak kantong namun terbuat dari bahan parasut. Modelnya juga bagus. I like it. Di rak yang saya liat saat itu, tidak ada yag sama dengan tas itu. Huh!

Mbak yang melihat saya enggan memilih tas yang ada di rak memberikan saran.

"Ada tas bayi yang lagi laku sekarang tapi bahannya bukan dari kain seperti tas yang di rak ini. Bahannya seperti dari parasut gitu mbak."

Mata saya langsung berbinar mendengar ucapan si mbak. Saya dan Nia dianter ke rak terpisah. Senangnya saya, ini dia tas bayi yang saya cari. Si mbak pun memperlihatkan tas yang original dan tas dengan model yang sama namun KW 1, KW 2 dan seterusnya. Hohohoho jauh lebih bagus yang original tentunya. Namun ya seperti biasa, ada barang ada harga. Harga tas original 2 kali lipat harga tas denga kualitas KW 1. Harga emang gak boong. Hehehe. Setelah menimbang kegunaan tas yang masa pakainya lebih lama, saya pun memutuskan untuk membeli yang original walaupun lebih mahal. Demi si dedek bayi, uang sedikit terkuras ora opo-opo hehehe.

Inilah bagian terakhir yang saya sukai dan sudah saya pastikan di awal kedatangan saya di toko Tiara Baby Shop ini. Pembayaran bisa dilakukan dengan kartu debit BCA ataupun kartu kredit. Saya paling males yang namanya bawa uang tunai banyak di dompet.

Nkoh pun menginput satu persatu barang-barang yang ada di keranjang belanjaan saya. Ups, totalnya lumayan juga. Hehehe. Jadi memutuskan untuk membayar dengan kartu kredit walaupun dengan debit cukup. Chargemember card 3% ditanggung penjual. Jadi bisa dibayar bulan depan hihihi. Karena pembayaran di atas 800 ribu, saya pun langsung mendapat toko Tiara Baby Shop. Kumpul poin, nanti bisa ditukar dengan barang. Mengingat pembelian ke depannya pasti lebih banyak, sapa tau bisa tukar poin dengan cepet hihihi.

Selesai urusan bayar, langsung pulang. Senangnya.

Created by Vidy

in Bogor, 8 November 2010   

Saturday, November 6, 2010

Kontrol Hamil, Seminar Pra Persalinan dan Senam hamil kedua

Pagi ini (6/11/10) adalah jadwal kontrol kehamilan ke bu dokter. Genap 36 minggu. Pagi-pagi pukul setengah tujuh pagi telpon rumah sakit Hermina untuk daftar kontrol kehamilan. Wew, dapet nomor urutan ke 20. Pada cepet banget ya yang laen daftarnya.

Pukul delapan kurang berangkat dari rumah menuju rumah sakit. Pukul setengah sembilan sudah tiba di rumah sakit. Seperti biasa, ambil nomor di bagian informasi, kemudian ke meja perawat untuk ukur tensi dan menimbang berat badan. Normal semua. Alhamdulillah cuma ngantri tiga orang pasien saja. Pukul setengah sepuluhan beres dari bu dokter. Alhamdulillah dedek bayi sehat. Semuanya normal termasuk air ketuban. Gerakan dedek bayi juga aktif. Dedek bayi sudah di posisi lahir, hanya saja kepalanya belum masuk ke daerah pangggul. Harus lebih banyak senam hamil kata bu dokter. Jarak dengan prediksi lahir juga masih rada lama seh. Ya Allah, semoga sesuai dengan prediksi dokter.

Selesai konsultasi dengan bu dokter, saya menuju lantai lima. Ternyata sebelom senam hamil ada seminar pra persalinan gitu. Lumayan, gratis trus dapet pengetahuan baru seperti perawatan tubuh ibu selama hamil & senam hamil, perlengkapan untuk ibu, perlengkapan untuk bayi, tanda-tanda ibu akan melahirkan, persiapan menjelang persalinan, persiapan mejelang section caesaria, perawatan yang dilakukan setelah operasi, perawatan tubuh sesusah melahirkan, perawatan yang dilakukan sesudah persalinan, manfaat asi dan persiapan menyusui bayi, dan perawatan payudara selama menyusui.

Selesai seminar langsung menuju lantai empat untuk senam hamil yang kedua kalinya. Ups matras tinggal sedikit. Untung masih ada sisa. Langsung pilih tempat yang di depan. Tidak lama kemudian, instruktur pun masuk. Beda dengan yang minggu kemaren. Namun gerakan yang dipraktekkan sama aja. Sebenernya semua gerakan itu bisa dilakukan di rumah. Bisa lebih lama dibandingkan di rumah sakit. Namun entah kenapa kalo di rumah itu malesnya lebih banyak daripada semangatnya. Hehehehe.

Semangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat, demi calon anakku sayang.

Created by Vidy

In Bogor, 6 November 2010.

PROTES SUAMIKU

Ternyata bener apa kata temen saya yang lebih dulu menikah. Kehidupan ketika pacaran dan setelah menikah itu sangat berbeda. Ketika kemaren suami saya protes enggak dibikinin sambel terasi waktu dia sedang cuti kerja, saya jadi teringat celetukan Dwita, temen saya.

"Kalo ntar udah nikah, beda Dy. Sebelom nikah bilang gak bisa masak juga gak apa-apa. Setelah menikah ngomongnya beda lagi, kalo gak bisa kan bisa belajar,"

Itu juga yang sekarang saya alami. Sebelum menikah mas Iwan tidak mempermasalahkan saya bisa masak atau tidak. Namun sekarang, tidak begitu adanya. Kalau tidak bisa ya belajar. Hm...sama persis dengan apa yang diucapkan oleh suami temen saya.

Sewaktu mas Iwan cuti bulan Mei 2010, karena mama goreng ikan lele, saya pun inisiatif bikin sambel terasi. Mas Iwan sedikit percaya gak percaya saya mau masuk dapur buat ulek-ulek sambel. Pada saat itu mas Iwan sempet memuji sambel terasi ala saya tersebut. Sempet geer juga saat itu dipuji suami sendiri.Hehehe.

Bulan Oktober 2010, cuti periodik mas Iwan jatuh tempo. Kembali pulang ke rumah. Namun kali ini saya tidak lagi memasak apalagi bikin sambel terasi. Mas Iwan gak minta, saya pun gak inisiatif hehehehe.

Dua minggu pun berlalu. Masa cuti mas Iwan habis. Dua minggu terasa begitu cepat. Hiks. Resiko long term marriage (LDM), untuk ketemu dan ngumpul pun harus dijadwalkan.   Suatu malam setelah beberapa hari pulang ke mess di Berau, saya kaget mendengar protes mas Iwan.

"Kemaren pas cuti kok gak dibikinin sambel terasi lagi?" ujar mas Iwan  ditelpon.

“Sambel terasi?” tanya saya.

“Iya, waktu bulan Mei kan dibikinin sambel terasi. “

Oalah, mas saya ini masih inget aja sama sambel terasi yang menurut saya rasanya biasa aja. Hohohoho suamiku udah bisa protes sekarang.  Wah kalo begini harus siap-siap ngulek sambel tiap suami cuti neh.

Created by Vidy

In Bogor,  6 November 2010

Thursday, November 4, 2010

Seorang Istri, Calon Ibu, Kehamilan dan Calon Anak

Pagi ini(4/11/10) gerbong paling belakang kereta ekspress Bogor - Tanah Abang penuh sesak oleh ibu-ibu. Walaupun tiba mepet banget dengan jadwal keberangkatan, alhamdulillah saya tetep dapet duduk. Apalagi jika bukan karena kehamilan saya ini yang memasuki bulan kesembilan, perut mblendung.

Satpam perempuan yang stand by di pintu antar gerbong mempersilahkan saya duduk di salah satu courtesy seat. Tentu saja setelah meminta salah seorang ibu-ibu untuk berdiri. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih.

Duduk tepat di sebelah saya, seorang ibu-ibu dengan tubuh sedikit berisi. Pakaiannya rapi. Rok putih dengan motif bunga, baju kemeja polos berwarna ungu dan kerudung putih cantik membalut tubuhnya. So simple. wajahnya ramah. Murah senyum.

Tidak lama setelah saya duduk, si ibu pun membuka percakapan. Tanpa perkenalan nama tentunya.

"Usia kandungannya sudah berapa bulan, bu?" tanya si ibu.

"Bulan ini masuk bulan Sembilan, bu."

"Kok belum cuti?" tanyanya lagi.

"Prediksi dokter lahir awal bulan depan. Insya allah akhir bulan ini saya cuti."

"Perempuan atau laki-laki?"

"Prediksi dokter laki-laki."

sampai di sini percakapan masih biasa saja. Saya pun menjawab pertanyaan ibu tersebut dengan senyum bahagia.

Kemudian si ibu pun mulai bercerita tentang dirinya yang sempet senang sekali mengetahui dirinya hamil. Baru beberapa minggu lalu keguguran di usia kandungan 11 minggu. kecelakaan kecil. Terpeleset di tangga. Langsung bed rest tiga hari di rumah sakit dan juga diberi obat penguat kandungan oleh dokter. Namun di hari keempat, kandungan harus dikuret karena terjadi pendarahan. Sakit sekali ketika dikuret......

Deg! Saya terdiam. Ya Allah, ibu ini pasti sedih sekali melihat perut saya yang blendung ini.Tak tergambarkan bagaimana perasaan ibu ini. Matanya berkaca-kaca. Suaranya sedikit bergetar. Bercerita dengan hati-hati. Seperti ada rasa getir yang tertahan dalam setiap ucapanya. Namun ia terus bercerita dan bertanya. Ingin rasanya memberhentikan percakapan ini. Namun tak kuasa memotong pembicaraannya.

"Sudah berapa tahun menikah, bu?" tanyanya lagi.

"Saya baru menikah Februari kemarin" jawab saya.

"Setelah menikah langsung 'isi' ya, Bu?"

"Iya," jawab saya.

Dan si ibu pun kembali bercerita tentang pernikahannya yang sudah memasuki tahun kelima namun hingga saat ini belum dikarunia buah hati.  Padahal dia menikah hanya beda sedikit dengan kakaknya. Saat ini kakaknya sudah punya dua orang anak.

Ya Allah. Saya kembali terdiam mendengarkan cerita ibu ini. Sungguh saya merasa sedih. Ingin rasanya waktu berputar ke beberapa menit yang lalu, tidak mengetahui apa-apa tentang ibu ini. Saya serba salah salah dalam merespon cerita ibu ini. Namun yang pasti ada rasa sedih yang terselip di hati saya. Ya Allah kuatkanlah ibu ini dalam menghadapi ujianmu. Semoga cepet diberi karunia seorang anak.

"Sabar ya, Bu. Semoga nanti cepet diberi ganti karunia seorang anak. Tetep berdoa dan usaha." ujar saya.

Hanya itu kata yang terucap dari mulut saya.

"Iya. Terima kasih doanya, bu." ujarnya.

Dan setelah itu obrolan terhenti. Ibu tersebut tidak lagi memandangi perut saya yang mblendung. Pandangannya lurus ke depan. Namun dari sudut kanan matanya, saya bisa melihat ada air mata yang tertahan. Ya Allah, maafkan saya jika karena saya kesedihan ibu itu kembali muncul.

Di sisi lain, mungkin ini cara Allah untuk mengingatkan saya untuk terus bersyukur tiada henti atas semua karunia yang telah diberikan. Terima kasih ya Allah. Pasti ada hikmah dan pelajaran dari Mu atas semua kejadian yang saya alami pagi ini.   

Created by Vidy

in  KRL Ekspress Sudirman, Dukuh Atas - Bogor, 4 Nov 2010