Tuesday, December 2, 2008

MERAPI DAN TAMAN SARI YOGYAKARTA

Hari ini, Sabtu, 29 Nov 2008, akhirnya gue bisa bebas dari pekerjaan. Pelatihan sudah selesai di hari jumat malam. Tiket kepulangan ke Jakarta pun gue atur di penerbangan terakhir.

Pagi ini, langit begitu cerah. Dari kamar gue yang terletak di bagian samping hotel Santika Jogja, gunung merapi terlihat sangat jelas menjulang tinggi. Puncak merapi pun terlihat sangat indah. Ide pun muncul dari otak gue untuk memotret gunung merapi dari atap (roof) hotel Santika. Segera setelah niat terbesit, gue telpon ke resepsionis hotel, apakah gue bisa ke atap. Resepsionis pun menjawab boleh dengan catatan harus dikawal oleh security hotel.

Gue pun turun ke lobi hotel. Satpam dengan nama yang tertera pada baju dinas adalah Bapak Bambang menghampiri gue. Di temani oleh bapak Bambang, gue pun menaiki anak tangga di lantai tiga menuju atap. Tapi ternyata atap hotel santika tidak seperti tampak luar dan tidak seperti yang gue bayangkan.

Demi bisa memotret merapi, Pak Bambang mencarikan tangga. Gue pun naik ke anak tangga paling atas dan kemudian sibuk memotret sana sini. Setelah puas memotret, gue dan pak Bambang pun turun kembali ke lobi hotel. Bapak Bambang kembali ke posko tempatnya berjaga, sedangkan gue menuju jembatan yang ada di samping hotel Santika. Dari jembatan ini, gunung Merapi juga terlihat sangat jelas. Namun sayang, ketika gue tiba di jembatan, awan pun sudah menutupi puncak gunung merapi. Gagal deh memotret lagi gunung merapi.

Gue kembali ke dalam hotel. Naik lift menuju lantai 3. Keluar dari lift, gue iseng buka jendela lantai tiga hotel Santika yang menuju ke balkon luar. Dan kembali gue sibuk memotret sana – sini. Objek gue kali ini adalah burung gereja yang bersarang di dalam atap hotel Santika.

Burung gereja terbang ke sana kemari. Terkadang hinggap dipucuk pohon palm yang tingginya hanya sampai lantai dua hotel Santika. Jadi dari balkon lantai tiga ini gue bisa melihat dengan jelas aktivitas burung gereja di pucuk pohon palm. Dan gue pun dengan sigap memotret burung gereja yang terbang sangat lincah. Terkadang hinggap sana, hinggap sini.

Setelah puas memotret burung gereja , gue kembali ke kamar. Ternyata mbak Elvi sudah rapi. Gue pun segera mandi.  Tadi keluar kamar bentar itu gue belom mandi ha..ha..ha…

Setelah rapi, gue dan mbak Elvi menuju rumah salah seorang teman untuk mengantarkan printer yang gue pinjam. Sedari sana, gue dan mbak Elvi menuju Taman Sari Yogya, pemandian sultan – sultan yogya zaman dahulu kala. Kata pemandu wisata yang nganterin gue keliling komplek Taman Sari, komplek pemandian ini sudah tidak pernah digunakan lagi oleh sultan saat ini. Lokasi ini murni menjadi objek wisata.

Melihat ke salah satu papan nama yang dipasang di gerbang depan, ternyata komplek pemandian sultan ini pernah dipugar pada tahun 2004 dengan dukungan dari Caluosie Gulbenkian Foundation Portugal, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, The World Monument fund, dan The City of Savannah, USA.

Komplek Taman Sari ini cukup bersih dan terawat. Air kolam pemandian pun bersih dan bening. Bangunan tua ini masih tampak kokoh. Di bagian belakang komplek ini terdapat sebuh rumah kecil yang dijadikan galeri lukisan. Ketika gue menyambangi galeri ini, seorang ibu sedang duduk di depan galeri sambil membuat sebuah lukisan. Melongok ke dalam galeri, lukisannya bagus – bagus. Namun harganya juga rumayan. Mahal euy. Gue jadi gak beli. Lagian juga repot bawa pulangnya. Beli gak pake bingkai juga bisa, tapi kan males ajah kudu nyari bingkai lagi Jakarta. Intiya seh kagak niat beli ha….ha…

Perjalanan pun dilanjutkan menyusuri rumah warga. Katanya dulu kawasan ini adalah taman bunga. Setelah melewati perumahan warga, sampailah gue di sebuah benteng yang hampir dari setengah bangunannya sudah runtuh. Kata sang pemandu wisata, dari atas benteng ini bisa melihat kota Yogya secara keseluruhan. Jika langit sedang cerah, maka gunung merapi akan sangat jelas terlihat dari atas benteng ini. Benteng ini cukup tinggi. Mbak Elvi gak mau ikut ke atas. Akhirnya gue cuma berdua sama pemandu wisata menyusuri benteng ini sampai ke bagian atas. Mbak Elvi nunggu di bawah deket pintu keluar komplek Taman Sari.

Benar saja, tiba di bagian atas benteng, kota Yogya bisa terlihat denga jelas. Namun sayang ketika gue sampe di atas benteng, cuaca berawan sehingga puncak gunung Merapi tertutup. Setelah foto sana foto sini, termasuk dengan salah satu pengunjung bule yang kebetulan juga mengunjungi wisata komplek Taman Sari, gue pun kembali turun ke bawah.

Keluar dari komplek Taman Sari, gue dan mbak Elvi pun menuju ke Malioboro naik becak. Tujuan uama apalagi kalo bukan Mirota batik, di depan pasar Bringharjo ha….ha…shopping time…………………….

Setelah selesai berbelanja sedikit barang di Mirota Batik, gue dan mbak Elvi kembali ke hotel. Mbak Elvi siap – siap untuk pulang karena jadwal kepulangannya adalah pukul 16.05 sudah lepas landas. Sedangkan jadwal kepulangan gue ditiket masih agak lama yaitu dipukul 19.55. Mbak Elvi pun pulang duluan meninggalkan gue. Hiks..

Pukul tiga kurang sedikit gue turun ke bawah untuk ketemu sama mas Bambang. Rada bĂȘte karena gue harus nunggu dia untuk ambil kwitansi yang gue perlukan. I hate waiting. Kalo bukan karena gue butuh kwitansi itu, ogah deh yang namanya nunggu. Hiks.

Setelah membayar semua pembayaran yang harus diselesaikan secara tunai, gue pun ngomel ke mas Bambang karena harus nunggu dia gue jadi gak bisa go show pesawat yang pukul 16.05.  Mas Bambang pun berkomentar kenapa gak bilang dari tadi mau pulang cepet. Dia pun minta tiket gue, dan kemudian telpon seseorang. Gue gak tau siapa yang dihubungi oleh mas Bambang.

Selesai telpon, mas Bambang bilang cepetan ke bandara. Pesawat pukul 16.05 masih ada. Gue kagak percaya secara udah pukul 15.30. Gak mungkin banget. Ditambah gue bawa bagasi dua. Tapi akhirnya gue nurut juga untuk coba go show pesawat pukul 16.05.

Gue berangkat ke bandara pukul 15.35 dengan diantar mobil hotel. Dan pukul 16.00 gue tiba di bandara. Gue langsung menghubungi seseorang sesuai dengan kata mas Bambang tadi di hotel. And you know what, pukul 16.05 gue pun mengantongi boarding pass atas nama gue. Amazing. Setelah itu gue kembali ke counter check in untuk tarok bagasi yang berjumlah dua buah. Urusan barang selesai gue pun lari ke pintu waiting room. Bayar airport tax, gue lari keluar gate 1 menuju pesawat yang parkir agak pinggir dikit. Petugas yang berjaga di tangga pesawat senyum – senyum ngeliat gue lari menuju pesawat dengan agak susah payah. Bagaimana gue bisa lari kenceng, secara dipunggung bawa laptop. Selain itu juga gue bawa tas kecil yang dicangklongkan ke badan. Dan ditangan kiri pun gue menenteng infocus kantor yang rumayan berat. Hiks banget. Akhirnya dengan bersusah payah gue sampe juga dipesawat.  Guelah orang terakhir yang naik pesawat. He..he..yihaaaaaaaaaaa orang yang terakhir check in, dapet duduk di deket jendela. Senangnya hatiku. Satu yang terbayang oleh gue, gue bisa foto dari atas langit secara kamera kantor yang rada kerenan dikit ada di tas gue. Ketika mau duduk, pramugara pun berkomentar kok lama amat mbak. Jadi malu aku he..he..

Akhirnya pesawat pun lepas landas dipukul 16.20.  Gue pulang tanpa mengabari satu orang pun keluarga gue. Biasanya sebelum take off atau pun ketika boarding, gue selalu lapor sama bokap, and nyokap gue. Tapi kali ini tidak. Ortu gue taunya gue pulang pukul 19.55 dari Yogya. Tante gue pun yang kebetulan ada di Yogya juga enggak gue kabari. Dia taunya gue pulang pukul 19.55 he..he..

Sebelum duduk, gue mencari – cari sosok mbak Elvi, temen kantor yang tadi ninggalin gue di hotel. Gue yakin dia pasti kaget akhirnya gue bisa satu pesawat sama dia ha…ha..Gue pun duduk manis di nomor bangku 14F hingga selesai take off.

Cuaca sangat berawan. Pesawat pun mengudara di atas awan. Sesampainya di atas, gue takjub melihat puncak merapi yang tampak begitu jelas menjulang tinggi. Gue dengan sigap mengeluarkan kamera he..he..Seperti gue katakan ketika tadi di benteng komplek Taman Sari, karena cuaca sangat berawan gue jadi gak bisa liat puncak merapi. Tapi dari peswat sepertiga dari gunung merapi terlihat sangat jelas. Subhanallah.

Setelah selesai memotret gunung merapi dan juga menghabiskan roti yang disuguhkan oleh pramugari, gue ke toilet. Ternyata mbak Elvi ada di nomor 21A. Mbak Elvi tidur dengan nyenyak. Keluar dari toilet, mbak Elvi masih aja tidur. Gue minta tolong bapak – bapak yang duduk disamping mak Elvi untuk colek mbak Elvi. Mbak Elvi pun terjaga. Dia kaget liat gue. Gue pun tersenyum dan kembali ke kursi gue. Gue yakin dia pasti kaget. Bangun tidur pula ha…………..ha….ha….

Gue turun pesawat bareng Mbak Elvi. Dia Tanya kenapa gue bisa satu pesawat sama dia. Dan gue pun menceritakan semuanya. It’s really amazing thing.

 Inilah untuk kedua kalinya dalam hidup gue menjadi orang yang terakhir naek pesawat. Dulu di bulan Maret 2007 gue juga pernah mengalami hal seperti ini. Saat itu waktu gue mau pulang ke Bukittinggi karena nenek gue tercinta meninggal. Sedih.

Di bandara Soekaro Hatta sambil jalan menuju tempat pengambilan bagasi, gue telpon mas Bambang untuk bilang makasih karena gue sudah sampe di Jakarta. He..he..pertamanya dia nyangka gue masih nunggu di bandara Adi Sutjipto untuk penerbangan pukul 18. Ha..ha..Thanks.

Dari bandara Soekarno – Hatta, gue dan Mbak Elvi menuju ke kantor gue yang terletak di kawasan Thamrin. Tarok barang – barang kantor dulu. Untung ada yang lembur di hari Sabtu ini. Jadi gue masih bisa mampir bentar.

Pulang dari tarok barang di Kantor dan ke kosan gue sebentar untuk tarok koper, gue dan Mbak Elvi menuju sate padang di Setiabudi. Duh nikmat banget. Akhirnya gue makan juga. He..he..dan kembali pulang ke kosan, akhirnya gue tepar juga. Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz tidur dengan nyenyaknya.

  

Monday, December 1, 2008

Thanks to Santika Jogja

Pulang dari Jembrana dan Denpasar Bali, perjalanan pun dilanjutkan ke Yogyakarta. Sekali lagi jadi panitia training. Kali ini nama kegiatan yang gue pegang adalah Pelatihan Pra Tugas bagi Komisioner Ombudsman Lokal. Pelatihan berlangsung dari hari senin, 24 Nov 2008 hingga 28 Nov 2008 di hotel Santika Jogja.

Setiap harinya pelatihan mulai dari pukul sembilan pagi, dan selesai di pukul setengah sebelas malam. Hanya di hari terakhir, kegiatan selesai pukul setengah empat sore. Namun malam harinya kembali ada pertemuan yang berbeda dengan pelatihan, akan tetapi masih di tempat yang sama. Baru dipelatihan inilah gue gak bisa jalan – jalan keliling Yogyakarta. Dari pagi hingga malam, waktu dihabiskan hanya di hotel, termasuk di hari ulang tahun gue yang jatuh pada tanggal 25 November 2008. Hiks banget gak seh.

Di siang hari tanggal 25 November 2008, on my birthday,  front liner hotel pun mendatangi gue yang sedang duduk di kursi di depan ruang meeting, only to say Happy birthday. Gue tanya tau dari mana, dijawab tau dari database hotel he..he…Selain itu ketika gue mau ambil kunci di resepsionis, satu persatu resepsionis hotel pun mengucapkan selamat ulang tahun. Senang dan sedikit malu karena diliatin orang yang ada di lobi hotel he..he… Jadi mendadak terkenal gue di hotel ini ha..ha..ha..Selesai pelatihan, gue pun kembali ke kamar yang terletak di lantai 3. Badan terasa letih dan capek. Namun semua rasa itu sedikit berkurang ketika gue mendapati sebuah kejutan di kamar gue. Sebuah cake yang berukuran cukup besar dari Hotel Santika. Well, thank you very much. I will never forget it. He..he..he..

Di hari jumat, 28 November 2008, pelatihan pun selesai. Senangnya hatiku. Semua berakhir dengan baik. Terima kasih untuk banquet hotel Santika Jogja atas semua pelayanannya yang bagus mulai dari awal hingga berakhirnya acara. Semua berjalan dengan lancar walaupun gue sempet komplain di hari pertama karena miskomunikasi. Overall two thumbs up for the services.

Terima kasih untuk koki hotel Santika Jogja yang masak semua makanan di resto, dari sarapan pagi hingga makan malam, dari hari Senin hingga hari Jumat. Terima kasih untuk semua pilihan menunya yang OK dan sangat bervariasi. Terima kasih karena kali ini gue gak kena komplain masalah makanan dari peserta. Secara satu minggu mereka hanya berdiam diri di dalam hotel. Thanks a lot.

Terakhir, terima kasih untuk mas Bambang – Asst Director of Sales Santika Jogja yang sudah mengatur sedemikain rupa sehingga kegiatan gue berjalan dengan lancar. Terima kasih atas kerjasamanya yang baik.  Lain kali gue gak akan lupa untuk kirim daftar nama peserta sebelum acara, minimal H-1 he..he..Terima kasih atas kesabaran dan pengertiannya dalam menghadapi semua permintaan gue yang serba mendadak. Semua terselesaikan dengan baik. Semoga enggak kapok berurusan dengan gue ya. Terima kasih juga untuk traktiran buntut gorengnya di hari minggu siang. Next time 5,5 juta kita bagi dua ha…ha..ha…