Monday, December 28, 2009

MODEL BAJU DAN RAPAT PANITIA

Baju apa yang akan digunakan merupakan salah satu hal penting dalam perhelatan sebuah pesta pernikahan. Model baju biasanya mengacu kepada tema apa yang akan ditampilkan. Jika menggunakan adat jawa, maka baju tradisional jawa yang dikenakan dengan ciri khas paes di kepala pengantin wanita. JIka menggunakan adat minang, maka baju tradisional minang dengan ciri khas suntiang dikepala.

Dengan berjalannya waktu, baju-baju tersebut banyak dimodifikasi . Beberapa contoh modifikasi tersebut dapat dilihat pada pernikahan Nirina Zubir dan Bunga Citra Lestari yang menggabungkan baju kebaya modern dengan suntiang, ciri khas minang dikepala. Menurut saya pribadi, tidak ada yang salah dengan hal itu. Toh sama – sama ciri khas Indonesia.

Beberapa bulan yang lalu, saya lupa tanggal pastinya, ketika sedang antri bayar di kasir Hero Swalayan di Sarinah, saya melihat sebuah majalah perkawinan. Tidak disegel. Saya jadi iseng untuk lihat-lihat daripada bengong nunggu antrian. Ternyata di majalah tersebut sedang mengusung tema kebaya modern. Cantik sekali model-model tersebut dalam balutan kebaya (syirik mode on) hehehe. Saya pun membeli majalah tersebut karena ada satu model kebaya yang saya suka.

Di satu malam diakhir bulan November 2009, saya dan mama ke rumah Neno untuk anterin bahan kebaya yang sudah dibeli. Selain itu juga ngobrol-ngobrol mengenai model baju yang akan saya gunakan. Neno dengan tangannya yang lincah menggambar model baju yang saya inginkan.

Hari ini (6/12/09), adalah rapat pertama keluarga besar saya dalam menentukan susunan panitia untuk akad nikah dan resepsi pernikahan saya.  Seru diakhir acara ketika  saya diminta oleh Pakcik untuk menjelaskan baju apa yang akan saya gunakan ketika akad nikah dan resepsi. Saya pun mencoba menjelaskan yang saya inginkan. Tidak menunggu waktu lama setelah penjelasan saya, satu persatu mengemukakan pendapat dan hampir semua kurang setuju dengan ide saya. Whuaaaaaaaaaaa tidak punya pendukung untuk hal yang satu ini. Perdebatan cukup panjang. Semkain saya mencoba untuk mejelaskan, semakin saya didebat. Capek deh. Bahan kebaya sudah dibeli lengkap, model baju yang saya inginkan sudah terbayang didepan mata, menjadi hancur lebur seketika ketika tidak ada satu pun yang mendukung ide ini. Hik….. Karena perdebatan tidak juga berakhir, akhirnya saya diminta untuk memikirkan kembali ide tersebut dengan segala implikasinya. Solusi sementara yang cukup melegakan pada saat itu.

Malam harinya saya langsung telpon Neno bahwa bahan jangan dulu dipotong. Wait for further notice from me. Tuing..tuing..tuing…

Created by: Vidy

In Bogor, 12 Dec 2009

Sunday, December 13, 2009

Pilih..pilih..pilih...(model undangan)

Jika mengingat bagaimana mana perjalanan dalam mengurus undangan ini, terkadang membuat saya tertawa. Jalan yang dilalui semua tidak sesuai rencana awal. Selau saja ada perubahan mendadak. Tapi Alhamdulillah perubahan-perubahan tersebut membawa hasil yang bagus.

Dimulai dari pemilihan bentuk undangan yang akan dicetak. Untuk yang satu ini mengalami tiga kali perubahan. Undangan pertama yang mau dicontek bentuknya adalah undangan anak temennya papa. Namun saya rada gak sreg. Diawalnya saya bilang oke aja sama Mas Iwan. Namun itu masih jauh dari rencana cetak.

Berjalannya waktu, saya diberi beberapa contoh undangan oleh Uncu. Ada satu yang saya suka. Ampe nanya ke percetakan suaminya Ritma, temen SMP saya, kira-kira berapa harga bikin undangan tersebut dengan sedikit revisi sana-sini hehehehhe.  Perkiraan harga didapat. Masih dalam anggaran yang sudah direncanakan. Senangnya.  Namun saya katakan pada Ritma bahwa saya gak janji untuk cetak di sana karena harus membicarakan hal itu terlebih dahulu dengan mas Iwan. Ritma cukup mengerti dengan posisi saya. Mas Iwan setuju dengan pilihan saya. Deal.

Selasa pagi (24/11/09), saya tiba dari Yogya ditemani mas Iwan. Rencana pagi ini adalah saya  ngantor dan mas Iwan ke Bandung untuk ngurusin undangan. Tiba-tiba mas Iwan menyodorkan beberapa undangan lain. Kaget. Bukankah sudah sepakat dengan undangan sebelumnya. Menurut mas Iwan Bapak kurang sreg dengan modelnya.

Dan saya pun mulai meneliti satu persatu undangan tersebut. Entah kenapa mata saya langsung tertuju pada satu undangan. Modelnya sederhana namun kelihatan elegan. Namun saya minta mas pada Iwan bahwa warna dasar undangan tetep warna dasar yang telah disepakati kemarin, merah marun. Cihuy Mas Iwan setuju. Mufakat pun dicapai...Senangnya.

Created by Vidy

In Bogor on 6 Dec 2009

 

Berburu Seserahan

Tanggal 22 November 2009, keluarga saya (bokap, nyokap, om, tante dan adek-adek saya),  pulang dari Yogya menuju Bogor. Saya tetep di Yogya. Tiket untuk pulang ke Jakarta sudah dibeli tanggal 23 November 2009, malam hari. Naik Taksaka dari Stasiun Tugu, Yogyakarta.  

Perburuan seserahan pun dimulai pada tanggal 22 Nov 2009. Melihat daftar barang-barang yang harus dibeli cukup banyak. Fuih.  Perburuan pertama dimulai dari toko Karita. Barang seserahan yang dibeli yaitu yang berkaitan dengan perlengkapan sholat seperti mukena, sajadah, al-quran, dan tasbih. Selain itu juga beli peci untuk mas Iwan. Berhubung ada kotak seserahan warna merah marun, jadilah beli kotak juga. Mas iwan sudah mulai tidak sabar untuk cepet-cepet selesai dan mencari yang lain.

Perburuan kedua ke toko Mutiara deket bioskop Mataram, Seserahan yang dibeli yang berhubungan dengan kosmetika. Uwiiih tokonya penuh. Jadi sedikit males untuk melihat-lihat. Mas iwan udah mulai bĂȘte dan pengen cepet-cepet selesai.

Selesai dari toko Mutiara, perjalanan dilanjutkan ke Plaza Ambarukmo. Counter pertama yang dituju adalah the Body Shop. Ada beberapa item yg dicari seperti parfum, handbody dan lain-lain. Sempet bolak balik saya berpikir yang ini dibeli atau tidak. Kembali mas Iwan cembetut dengan kebiasaan saya yang kurang tegas dalam memutuskan. Akhirnya beli juga hehehe, cembetut

Setelah selesai di The Body Shop,  mulai masuk kedalam Centro. Langsung menuju ke counter perlengkapan mandi. Ada satu kimono mandi yang saya suka, namun harganya enggak banget. Mahal. Udah gitu diskonnya cuma 20% saja. Kemudian liat-liat handuk. Diskonnya beragam. Ada yang 20%, 50% dan ada juga yang 50%. Menurut mas Iwan, saya memilih barang terlalu lama, berlarut-larut, terlalu banyak pertimbangan dalam memilih dan lama dalam memutuskan. Kalo menurut saya mas Iwan yang gak sabar menemani saya dalam berbelanja. Jadilah kita berdua mulai bĂȘte-betean hehehehe.

Bete-betean berlanjut ketika beli parfum. Mas Iwan yang emang niat beli parfum, ketika beli  dan suka wanginya, mas Iwan langsung bilang oke dan bikin nota pembelian. No discount. Saya yang emang gak niat beli dan cuma iseng doang pengen ciumin satu persatu wanginya parfum, mulai menjelajah dari satu counter ke counter yang lain.

Sebelum pulang, mata tertuju pada sepasang sepatu di salah satu deret toko di Plaza Ambarukmo. Bagus. Langsung coba dan oke, langsung beli heheheh

Berhubung hari sudah malam, akhirnya pulang deh. Lelah.

Perburuan seserahan kedua di tanggal 23 Nov 2009 dimulai sebelum makan siang bareng Kiki, sepupu mas Iwan, dan Arif “Manyun”, cowoknya Kiki.  Item seserahan yang dicari yaitu bahan baju batik. Gak terlalu lama dalam hal pilih memilih.

Sebelum memulai perburuan item seserahan, jemput ibu mas Iwan dulu di sekolah. Setelah itu perburuan dimulai lagi. Item yang dicari yaitu bahan kebaya, kain batik dan sendal high heel. Sendal high heel-nya gak nemu yang sreg. Hiks.

Beberapa hari setelah dari Yogya. Saya dan Heidy jalan-jalan ke Plaza Semanggi. What a surprise, handuk yang saya mau waktu di Centro Yogya, lagi diskon 60% di Centro Plaza Semanggi. Langsung telpon mas Iwan minta persetujuan boleh beli atau gak. Senang, mas Iwan bilang oke.

Pesta diskon berlanjut di Centro Plaza Semanggi. Selain handuk, masih banyak item-item lainnya yang diskon. Salah satunya parfum. Senangnya, beli satu dapet dua. Lagi-lagi telpon mas Iwan minta persetujuan boleh beli atau gak karena untuk seserahan parfum udah beli di Yogya. Dan lagi-lagi mas Iwan setuju. Senaaaaaaaaaang, kartu atm digesek lagi hehehehehe

Tinggal satu yang belum yaitu sendal high heel....Still have a time to find it...

Created by Vidy

In Bogor, 6 December 2009

      

Shopping time........

Senang. Setelah sempat Akhirnya tiba juga saatnya berbelanja bahan-bahan.

Tanggal  15 Nov 2009 sekitar pukul dua belas siang saya dan rombongan tiba di mayestik. Setelah sempat salah belok, akhirnya nemu juga gerbang masuk ke dalam area petokoan mayestik. Lewat pintu belakang. Sebelum Papa dapet tempat untuk parkir mobil, saya, mama dan neno diturunin papa di salah satu toko yang berderet di Mayestik.

Lumayan banyak toko yang menuliskan diskon 50 % di toko mereka. Entah itu digantung ataupun di tempelkan di kaca etalase toko. Senangnya melihat diskon besar-besaran. Termasuk toko pertama yang saya datengin di Mayestik.  Bombay Tekstil.  Dari luar terlihat tulisan diskon 50% yang digantung di dalam toko. Hm..hm, saya langsung mengajak mama dan Neno untuk masuk ke dalam toko.

Oleh pelayan toko, kami diajak ke lantai dua. Ups rame. Di salah satu patung terdapat manekin yang pake bahan kebaya warna merah marun plus songket. Bahan kebaya sudah dipayet. Cantiknya. Prioritas pertama adalah pencarian bahan yang oke  untuk pakaian akad dan resepsi calon pengantin wanita, yang tidak lain adalah saya (narsis mode on).  Beberapa macam bahan dengan warna dasar merah marun pun digelar oleh mbak pelayan toko. Selain warna merah marun, mbak pelayan toko juga menunjukkan beberapa warna lainnya. Karena berniat untuk mencari bahan yang bagus namun murah, kurang pas rasanya jika langsung membeli di toko pertama. Setelah puas melihat-lihat di toko tersebut, kamu pun beranjak keluar toko.    

Toko kedua yang dikunjungi adalah  toko di seberang toko Bombay tekstil. Ternyata oh ternyata diskonnya tidak sebesar toko pertama yang didatangi. Cuma liat-liat sebentar kemudian ngacir kaluar dari toko hehehe.

Pencarian dilanjutkan ke toko ketiga. Kata Neno seh toko ini toko langganan temennya. Saya menemukan bahan yang dicari-cari.  Bolak – balik ke kaca untuk lihat bagus atau enggaknya. Namun entah kenapa, hati ini rasanya pengen balik lagi ke toko pertama. Berasa gak sreg di hati. Padahal udah pake acara nawar-nawar harga ke mbak pelayan toko. Untung dia belom ngomong sama bosnya untuk minta turunin harga lagi. Karena hati tidak juga tenang, akhirnya kembali lagi ke toko pertama.

Kembali ke toko pertama. Si mbak yang tadi melayani kami langsung tersenyum dan menghampiri. Kembali menuju ke lantai dua. Melihat lagi bahan yang tadi diliat. Oalah, ternyata oh ternyata, bahannya sama dengan di toko yang ketiga.  Senangnya. Kembali bahan-bahan digelar oleh si Mbak. Akhirnya diputuskan beli tiga macam warna yaitu warna merah marun, putih gading dan merah agak gelap. Selain itu juga beli bahan pelengkap lainnya untuk kebaya.

Waktu menujukkan pukul setengah tiga. Saya, mama dan Neno sholat ke lantai paling atas pasar Mayestik. Papa udah sholat duluan ketika tadi kami memilih-milih bahan. Selesai sholat, perut semakin terasa laper secara dari tadi siang belum makan. Pilihan pun jatuh ke sate padang yang lagi ngebakar satenya. Hm.hm..hm..tampak yummy. 3 porsi sate padang pun dipesan. Papa lagi-lagi gak ikutan karena tadi udah duluan makan sate. Gak kuat nahan laper. Begitu kata papa. Jadilah yang makan hanya saya, mama dan Neno.  

Selesai makan siang, pencarian berikutnya berlanjut ke toko berikutnya. Agak jauh dari toko pertama, kedua dan ketiga namun masih di kawasan mayestik. Kalo ketiga toko tadi berada di bagian belakang mayestik, sekarang perburuan bahan berlanjut ke bagian depan. Bahan yang dicari yaitu bahan seragam dan bahan baju resepsi  untuk mas Iwan.

Lagi-lagi ada toko yang memasang diskon 50% dengan tulisan besar-besaran. Kaki pun dilangkahkan ke dalam toko. Toko Mumbay City. Berputar-putar mencari bahan buat baju mas Iwan. Then get it. Bahan taffeta warna merah marun sepanjang 4 meter dipotong oleh pegawai toko tersebut.

Kemudian pencarian fokus kepada seragam keluarga dan adik-adik. Lihat sana, lihat sini. Bingung mau pilih yang mana. Pertimbangan tidak hanya kepada warna dan motif, namun juga ketesediaan bahan. Hal ini mempertimbangkan banyaknya anggota keluarga yang akan memakai seragam keluarga. Dari keluarga saya sekitar dua puluh orang lebih, dari keluarga mas Iwan sepuluh orang lebih. Sekali pesen bahan mencapai 69 meter hehehe. Lumayan gede juga budget untuk item yang satu ini heheheh.

Setelah dapet seragam keluarga, pencarian berlanjut kepada seragam adik-adik dan untuk CB 67 ++. Setelah didapat semua bahan yang dicari, papa tancap gas pulang ke Bogor. Capek tapi seneng.

Created by: Vidy

In Bogor, 22 November 2009