Tuesday, December 2, 2008

MERAPI DAN TAMAN SARI YOGYAKARTA

Hari ini, Sabtu, 29 Nov 2008, akhirnya gue bisa bebas dari pekerjaan. Pelatihan sudah selesai di hari jumat malam. Tiket kepulangan ke Jakarta pun gue atur di penerbangan terakhir.

Pagi ini, langit begitu cerah. Dari kamar gue yang terletak di bagian samping hotel Santika Jogja, gunung merapi terlihat sangat jelas menjulang tinggi. Puncak merapi pun terlihat sangat indah. Ide pun muncul dari otak gue untuk memotret gunung merapi dari atap (roof) hotel Santika. Segera setelah niat terbesit, gue telpon ke resepsionis hotel, apakah gue bisa ke atap. Resepsionis pun menjawab boleh dengan catatan harus dikawal oleh security hotel.

Gue pun turun ke lobi hotel. Satpam dengan nama yang tertera pada baju dinas adalah Bapak Bambang menghampiri gue. Di temani oleh bapak Bambang, gue pun menaiki anak tangga di lantai tiga menuju atap. Tapi ternyata atap hotel santika tidak seperti tampak luar dan tidak seperti yang gue bayangkan.

Demi bisa memotret merapi, Pak Bambang mencarikan tangga. Gue pun naik ke anak tangga paling atas dan kemudian sibuk memotret sana sini. Setelah puas memotret, gue dan pak Bambang pun turun kembali ke lobi hotel. Bapak Bambang kembali ke posko tempatnya berjaga, sedangkan gue menuju jembatan yang ada di samping hotel Santika. Dari jembatan ini, gunung Merapi juga terlihat sangat jelas. Namun sayang, ketika gue tiba di jembatan, awan pun sudah menutupi puncak gunung merapi. Gagal deh memotret lagi gunung merapi.

Gue kembali ke dalam hotel. Naik lift menuju lantai 3. Keluar dari lift, gue iseng buka jendela lantai tiga hotel Santika yang menuju ke balkon luar. Dan kembali gue sibuk memotret sana – sini. Objek gue kali ini adalah burung gereja yang bersarang di dalam atap hotel Santika.

Burung gereja terbang ke sana kemari. Terkadang hinggap dipucuk pohon palm yang tingginya hanya sampai lantai dua hotel Santika. Jadi dari balkon lantai tiga ini gue bisa melihat dengan jelas aktivitas burung gereja di pucuk pohon palm. Dan gue pun dengan sigap memotret burung gereja yang terbang sangat lincah. Terkadang hinggap sana, hinggap sini.

Setelah puas memotret burung gereja , gue kembali ke kamar. Ternyata mbak Elvi sudah rapi. Gue pun segera mandi.  Tadi keluar kamar bentar itu gue belom mandi ha..ha..ha…

Setelah rapi, gue dan mbak Elvi menuju rumah salah seorang teman untuk mengantarkan printer yang gue pinjam. Sedari sana, gue dan mbak Elvi menuju Taman Sari Yogya, pemandian sultan – sultan yogya zaman dahulu kala. Kata pemandu wisata yang nganterin gue keliling komplek Taman Sari, komplek pemandian ini sudah tidak pernah digunakan lagi oleh sultan saat ini. Lokasi ini murni menjadi objek wisata.

Melihat ke salah satu papan nama yang dipasang di gerbang depan, ternyata komplek pemandian sultan ini pernah dipugar pada tahun 2004 dengan dukungan dari Caluosie Gulbenkian Foundation Portugal, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, The World Monument fund, dan The City of Savannah, USA.

Komplek Taman Sari ini cukup bersih dan terawat. Air kolam pemandian pun bersih dan bening. Bangunan tua ini masih tampak kokoh. Di bagian belakang komplek ini terdapat sebuh rumah kecil yang dijadikan galeri lukisan. Ketika gue menyambangi galeri ini, seorang ibu sedang duduk di depan galeri sambil membuat sebuah lukisan. Melongok ke dalam galeri, lukisannya bagus – bagus. Namun harganya juga rumayan. Mahal euy. Gue jadi gak beli. Lagian juga repot bawa pulangnya. Beli gak pake bingkai juga bisa, tapi kan males ajah kudu nyari bingkai lagi Jakarta. Intiya seh kagak niat beli ha….ha…

Perjalanan pun dilanjutkan menyusuri rumah warga. Katanya dulu kawasan ini adalah taman bunga. Setelah melewati perumahan warga, sampailah gue di sebuah benteng yang hampir dari setengah bangunannya sudah runtuh. Kata sang pemandu wisata, dari atas benteng ini bisa melihat kota Yogya secara keseluruhan. Jika langit sedang cerah, maka gunung merapi akan sangat jelas terlihat dari atas benteng ini. Benteng ini cukup tinggi. Mbak Elvi gak mau ikut ke atas. Akhirnya gue cuma berdua sama pemandu wisata menyusuri benteng ini sampai ke bagian atas. Mbak Elvi nunggu di bawah deket pintu keluar komplek Taman Sari.

Benar saja, tiba di bagian atas benteng, kota Yogya bisa terlihat denga jelas. Namun sayang ketika gue sampe di atas benteng, cuaca berawan sehingga puncak gunung Merapi tertutup. Setelah foto sana foto sini, termasuk dengan salah satu pengunjung bule yang kebetulan juga mengunjungi wisata komplek Taman Sari, gue pun kembali turun ke bawah.

Keluar dari komplek Taman Sari, gue dan mbak Elvi pun menuju ke Malioboro naik becak. Tujuan uama apalagi kalo bukan Mirota batik, di depan pasar Bringharjo ha….ha…shopping time…………………….

Setelah selesai berbelanja sedikit barang di Mirota Batik, gue dan mbak Elvi kembali ke hotel. Mbak Elvi siap – siap untuk pulang karena jadwal kepulangannya adalah pukul 16.05 sudah lepas landas. Sedangkan jadwal kepulangan gue ditiket masih agak lama yaitu dipukul 19.55. Mbak Elvi pun pulang duluan meninggalkan gue. Hiks..

Pukul tiga kurang sedikit gue turun ke bawah untuk ketemu sama mas Bambang. Rada bĂȘte karena gue harus nunggu dia untuk ambil kwitansi yang gue perlukan. I hate waiting. Kalo bukan karena gue butuh kwitansi itu, ogah deh yang namanya nunggu. Hiks.

Setelah membayar semua pembayaran yang harus diselesaikan secara tunai, gue pun ngomel ke mas Bambang karena harus nunggu dia gue jadi gak bisa go show pesawat yang pukul 16.05.  Mas Bambang pun berkomentar kenapa gak bilang dari tadi mau pulang cepet. Dia pun minta tiket gue, dan kemudian telpon seseorang. Gue gak tau siapa yang dihubungi oleh mas Bambang.

Selesai telpon, mas Bambang bilang cepetan ke bandara. Pesawat pukul 16.05 masih ada. Gue kagak percaya secara udah pukul 15.30. Gak mungkin banget. Ditambah gue bawa bagasi dua. Tapi akhirnya gue nurut juga untuk coba go show pesawat pukul 16.05.

Gue berangkat ke bandara pukul 15.35 dengan diantar mobil hotel. Dan pukul 16.00 gue tiba di bandara. Gue langsung menghubungi seseorang sesuai dengan kata mas Bambang tadi di hotel. And you know what, pukul 16.05 gue pun mengantongi boarding pass atas nama gue. Amazing. Setelah itu gue kembali ke counter check in untuk tarok bagasi yang berjumlah dua buah. Urusan barang selesai gue pun lari ke pintu waiting room. Bayar airport tax, gue lari keluar gate 1 menuju pesawat yang parkir agak pinggir dikit. Petugas yang berjaga di tangga pesawat senyum – senyum ngeliat gue lari menuju pesawat dengan agak susah payah. Bagaimana gue bisa lari kenceng, secara dipunggung bawa laptop. Selain itu juga gue bawa tas kecil yang dicangklongkan ke badan. Dan ditangan kiri pun gue menenteng infocus kantor yang rumayan berat. Hiks banget. Akhirnya dengan bersusah payah gue sampe juga dipesawat.  Guelah orang terakhir yang naik pesawat. He..he..yihaaaaaaaaaaa orang yang terakhir check in, dapet duduk di deket jendela. Senangnya hatiku. Satu yang terbayang oleh gue, gue bisa foto dari atas langit secara kamera kantor yang rada kerenan dikit ada di tas gue. Ketika mau duduk, pramugara pun berkomentar kok lama amat mbak. Jadi malu aku he..he..

Akhirnya pesawat pun lepas landas dipukul 16.20.  Gue pulang tanpa mengabari satu orang pun keluarga gue. Biasanya sebelum take off atau pun ketika boarding, gue selalu lapor sama bokap, and nyokap gue. Tapi kali ini tidak. Ortu gue taunya gue pulang pukul 19.55 dari Yogya. Tante gue pun yang kebetulan ada di Yogya juga enggak gue kabari. Dia taunya gue pulang pukul 19.55 he..he..

Sebelum duduk, gue mencari – cari sosok mbak Elvi, temen kantor yang tadi ninggalin gue di hotel. Gue yakin dia pasti kaget akhirnya gue bisa satu pesawat sama dia ha…ha..Gue pun duduk manis di nomor bangku 14F hingga selesai take off.

Cuaca sangat berawan. Pesawat pun mengudara di atas awan. Sesampainya di atas, gue takjub melihat puncak merapi yang tampak begitu jelas menjulang tinggi. Gue dengan sigap mengeluarkan kamera he..he..Seperti gue katakan ketika tadi di benteng komplek Taman Sari, karena cuaca sangat berawan gue jadi gak bisa liat puncak merapi. Tapi dari peswat sepertiga dari gunung merapi terlihat sangat jelas. Subhanallah.

Setelah selesai memotret gunung merapi dan juga menghabiskan roti yang disuguhkan oleh pramugari, gue ke toilet. Ternyata mbak Elvi ada di nomor 21A. Mbak Elvi tidur dengan nyenyak. Keluar dari toilet, mbak Elvi masih aja tidur. Gue minta tolong bapak – bapak yang duduk disamping mak Elvi untuk colek mbak Elvi. Mbak Elvi pun terjaga. Dia kaget liat gue. Gue pun tersenyum dan kembali ke kursi gue. Gue yakin dia pasti kaget. Bangun tidur pula ha…………..ha….ha….

Gue turun pesawat bareng Mbak Elvi. Dia Tanya kenapa gue bisa satu pesawat sama dia. Dan gue pun menceritakan semuanya. It’s really amazing thing.

 Inilah untuk kedua kalinya dalam hidup gue menjadi orang yang terakhir naek pesawat. Dulu di bulan Maret 2007 gue juga pernah mengalami hal seperti ini. Saat itu waktu gue mau pulang ke Bukittinggi karena nenek gue tercinta meninggal. Sedih.

Di bandara Soekaro Hatta sambil jalan menuju tempat pengambilan bagasi, gue telpon mas Bambang untuk bilang makasih karena gue sudah sampe di Jakarta. He..he..pertamanya dia nyangka gue masih nunggu di bandara Adi Sutjipto untuk penerbangan pukul 18. Ha..ha..Thanks.

Dari bandara Soekarno – Hatta, gue dan Mbak Elvi menuju ke kantor gue yang terletak di kawasan Thamrin. Tarok barang – barang kantor dulu. Untung ada yang lembur di hari Sabtu ini. Jadi gue masih bisa mampir bentar.

Pulang dari tarok barang di Kantor dan ke kosan gue sebentar untuk tarok koper, gue dan Mbak Elvi menuju sate padang di Setiabudi. Duh nikmat banget. Akhirnya gue makan juga. He..he..dan kembali pulang ke kosan, akhirnya gue tepar juga. Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz tidur dengan nyenyaknya.

  

Monday, December 1, 2008

Thanks to Santika Jogja

Pulang dari Jembrana dan Denpasar Bali, perjalanan pun dilanjutkan ke Yogyakarta. Sekali lagi jadi panitia training. Kali ini nama kegiatan yang gue pegang adalah Pelatihan Pra Tugas bagi Komisioner Ombudsman Lokal. Pelatihan berlangsung dari hari senin, 24 Nov 2008 hingga 28 Nov 2008 di hotel Santika Jogja.

Setiap harinya pelatihan mulai dari pukul sembilan pagi, dan selesai di pukul setengah sebelas malam. Hanya di hari terakhir, kegiatan selesai pukul setengah empat sore. Namun malam harinya kembali ada pertemuan yang berbeda dengan pelatihan, akan tetapi masih di tempat yang sama. Baru dipelatihan inilah gue gak bisa jalan – jalan keliling Yogyakarta. Dari pagi hingga malam, waktu dihabiskan hanya di hotel, termasuk di hari ulang tahun gue yang jatuh pada tanggal 25 November 2008. Hiks banget gak seh.

Di siang hari tanggal 25 November 2008, on my birthday,  front liner hotel pun mendatangi gue yang sedang duduk di kursi di depan ruang meeting, only to say Happy birthday. Gue tanya tau dari mana, dijawab tau dari database hotel he..he…Selain itu ketika gue mau ambil kunci di resepsionis, satu persatu resepsionis hotel pun mengucapkan selamat ulang tahun. Senang dan sedikit malu karena diliatin orang yang ada di lobi hotel he..he… Jadi mendadak terkenal gue di hotel ini ha..ha..ha..Selesai pelatihan, gue pun kembali ke kamar yang terletak di lantai 3. Badan terasa letih dan capek. Namun semua rasa itu sedikit berkurang ketika gue mendapati sebuah kejutan di kamar gue. Sebuah cake yang berukuran cukup besar dari Hotel Santika. Well, thank you very much. I will never forget it. He..he..he..

Di hari jumat, 28 November 2008, pelatihan pun selesai. Senangnya hatiku. Semua berakhir dengan baik. Terima kasih untuk banquet hotel Santika Jogja atas semua pelayanannya yang bagus mulai dari awal hingga berakhirnya acara. Semua berjalan dengan lancar walaupun gue sempet komplain di hari pertama karena miskomunikasi. Overall two thumbs up for the services.

Terima kasih untuk koki hotel Santika Jogja yang masak semua makanan di resto, dari sarapan pagi hingga makan malam, dari hari Senin hingga hari Jumat. Terima kasih untuk semua pilihan menunya yang OK dan sangat bervariasi. Terima kasih karena kali ini gue gak kena komplain masalah makanan dari peserta. Secara satu minggu mereka hanya berdiam diri di dalam hotel. Thanks a lot.

Terakhir, terima kasih untuk mas Bambang – Asst Director of Sales Santika Jogja yang sudah mengatur sedemikain rupa sehingga kegiatan gue berjalan dengan lancar. Terima kasih atas kerjasamanya yang baik.  Lain kali gue gak akan lupa untuk kirim daftar nama peserta sebelum acara, minimal H-1 he..he..Terima kasih atas kesabaran dan pengertiannya dalam menghadapi semua permintaan gue yang serba mendadak. Semua terselesaikan dengan baik. Semoga enggak kapok berurusan dengan gue ya. Terima kasih juga untuk traktiran buntut gorengnya di hari minggu siang. Next time 5,5 juta kita bagi dua ha…ha..ha…  

Wednesday, November 26, 2008

FRIENDS FOREVER

Forward dari seorang teman......

"Sahabat adalah Dia yg menghampiri kita ketika seluruh dunia menjauh, bukan menghampiri kalau sedang butuh. Krn Persahabatan itu spt tangan dgn mata. Saat tangan terluka mk mata menangis, saat mata menangis mk tangan meng-hapusnya. "Selamat Hari Persahabatan Sedunia" U Are Loveable ". Friends Forever."

Tuesday, November 25, 2008

Ulang tahun-qu

Hari ini ulang tahunku. Tidak terasa waktu pun berlalu, sekian tahun berlalu.

Hari ini ulang tahunku. Hari ini aku bekerja dan sedang di luar kota dalam rangka dinas luar kota. Menunaikan salah satu amanah. Jauh dari keluarga, jauh dari teman - temanku. Namun ternyata jarak tidaklah menghalangi kebahagianku.

Dihari yang bahagia ini inginku ucapkan rasa terima kasihku.

Pertama - tama, terima kasih kepada Allah SWT atas semua yang telah diberikannya, baik kesenangan ataupun kesedihan. Terima kasih untuk orang tua dan sanak keluargaku, terima kasih untuk sahabat - sahabatku, terima kasih untuk teman - temanku, baik temen sekolah, teman kuliah, temen kerja dan teman - teman lainnya yang ada di sekelilingku.

Terima kasih untuk semua orang yang mengingat ulang tahunku. Semoga kedepannya, aku bisa menjadi orang yang terus bersyukur atas segala sesuatunya, bisa menjadi orang yang terus mau belajar, dan can be a better person.

Terima kasih semua atas perhatiannya. I will remember it and never forget.

 

Sunday, September 28, 2008

ROYAL TASTE, Coffee and Lounge

Hari ini (20/09/08), sebelum ke Bogor, gue jalan dulu dengan Siska dan Lia, temen kosan gue. Rute yang ditempuh yaitu Ratu Plaza di jalan Sudirman, kemudian Plaza Semanggi dan berakhir di ITC Kuningan di Jalan Prof. Dr. Satrio.

Setelah hape yang gue cari dapet, gue pulang ke kosan ambil laptop dan baju. Siska dan Lia tetep di ITC Kuningan. Dari kosan, gue cabut ke stasiun Manggarai, naek ojek. Kereta ekonomi AC yang gue tumpangi melintas pukul 03.05. Gue tiba di stasiun pukul 02.55. Kereta penuh dan gue pun berdiri dari Manggarai hingga Bogor. Hiks..

Sore ini gue janjian buka puasa bareng sama Techa. Gue tiba di Botani Square pukul setengah lima dan Techa baru datang sekitar pukul setengah enam sore. Techa telat hampir satu jam karena terjebak macet di Talang. Hampir satu jam gue nunggu Techa di Gramedia. Baca buku tentang Barrack Obama.

Menu yang gue dan Techa pilih untuk buka puasa kali ini yaitu Soto kaki sapi bang Kumis di warung tenda depan fakultas hukum Universitas Pakuan. Gue pilih otak, babat dan irisan daging pipi sapi. Hm..hmm enak sekali. Soto kaki sapi Bang Kumis  ini mengingatkan gue dengan soto kaki sapi yang terletak di ujung Jalan Dipati Ukur, sebelah bank BCA di Bandung. Sama enaknya. Untuk satu mangkok soto kaki sapi panas, nasi dan segelas es teh manis hanya delapan belas ribu rupiah.

Setalah kenyang, gue dan Techa beranjak ke daerah Taman Kencana. Namun tidak satu pun kafe yang berjajar disana menarik minat gue dan Techa untuk singgah. Ngopi di Collonial bosan. Ke Telapak males juga. Udah terlalu sering ke sana. Akhirnya mobil kembali dipacu Techa ke arah Jalan Pajajaran. Techa usul untuk nongkrong di Dimsum Teracce. Gue seh ayuk – ayuk aja mau kemana juga. Secara kalo untuk wilayah Bogor, gue gak gaul banget. He..he..Parkir di depan Papa Rons, di pojok ada sebuah Kafe. Di papan nama tertulis ROYAL TASTE Coffee and Lounge. Techa usul untuk mampir kesana. Kata Techa dia belum pernah ke sana.

Akhirnya gue dan Techa masuk ke Royal Taste tersebut. Ternyata itu sebuah kafe dengan desain interior Victorian. Klasik. Cuma ada 4 tamu yang duduk di kafe tersebut termasuk gue dan Techa. Dua orang lagi duduk di bagian depan kafe. Di sebelah kanan pintu masuk kafe.

Gue minta buku menu makanan ke pelayan kafe. Kami masih soft launching, buku menunya belum tersedia. Saya sebutkan aja menu yang tersedia. Minuman andalan kami yaitu Extreme Toffe Coffee. Selain itu ada juga pure chocolate. Cake bisa dipilih sendiri di sana. Pelayan tersebut menunjuk ke etalase yang ada di tempat kasir.  Gue dan Techa kaget mendengar penjelasan pelayan tersebut. Gue pesen Pure Chocolate dan Techa pesen Extreme Toffe Coffee.

Gue iseng tanya sama pelayan yang lain apakah bisa autodebet atau tidak. Gue dan Techa tambah kaget kalo di kafe ini belom bisa auto debet. Gue dan Techa gak berani pesen makanan yang lain. Di dompet gue cuma ada uang tujuh puluh ribu rupiah dan di dompet Techa cuma ada empat puluh ribu rupiah. Hiks. Merana deh gue sama Techa. Kebiasaan kalo nongkrong pake autodebet. Di kafe itu juga ada Zuppa Zuppa. Tapi gue gak berani pesen. Takut uang tunai yang ada di dompet gak cukup.

Kemudian seorang mbak – mbak mampir ke meja gue. Dia memperkenalkan dirinya Nila (kalo enggak salah denger). Dia bilang hari ini adalah hari pertama soft launching Royal Taste. Gue dan Techa adalah tamu pertama kafe ini. Sedikit tersanjung. Marketing atau owner, mbak? He..he..he..Dua orang yang duduk di depan adalah temennya mbak Nila. Jadi gak pure tamu yang memang sengaja datang ke kafe ini. 

Gue pun bertanya sama Mbak Nila kenapa kafe ini mengusung tema Victorian di saat kafe – kafe lain mengusung tema minimalis. Menurut mbak Nila, Victorian itu abadi. Dari zaman dulu kala sampe sekarang, victorian masih menjadi pilihan.

Pesenan gue dan Techa datang. Segelas Extreme Toffe Coffee dan Pure Chocolate. Penyajian minuman ini cukup menarik. Segera gue dan Techa menyeruput minuman itu. Kalo menurut gue pure chocolate yang disajikan enak. Gue coba icipin pesenan Techa. Menurut gue dan Techa, extreme Toffe Coffee ini rasanya standar.

Ketika minta bill kepada pelayan, gue dan Techa deg – degan. Semoga pembayaran tidak melebihi uang yang ada di dompet. Betapa leganya gue dan Techa, pay amount yang tertera di bill sebesar Rp. 54.000 saja untuk extreme Toffe Coffe dan Pure Chocolate. Dan benar kata mbak Nila, gue dan Techa adalah tamu pertama. Di bill tertulis CHECK: 00001. 

Menurut mbak NIla, ke depannya kafe ini akan menyediakan free hotspot (semoga bener – bener free, gak kayak the colonial yang kudu beli voucher).

Namun secara garis besar, kafe ini bisa dijadikan tempat alternatif untuk nongkrong – nongkrong jika sedang berada di Bogor. Tempat di desain sangat nyaman. Di bagian belakang tersedia sebuah TV layar lebar.  Sofa yang disediakan besar dan empuk. Dan yang paling gue seneng, kaca di mana – mana he..he.. jadi bisa ngaca. Royal Taste terletak di jalan Pajajaran No. 26 Bogor dan bisa dihubungi di nomor 0251 – 8383204.

One Day in Bali

Hotel Melasti, Kuta Bali, 10 September 2008

Bali memang gak ada matinya. Kalo gue boleh memilih, gak akan lagi gue ke Bali pada waktu bulan puasa. Gak enak.

Sekali lagi gue pergi sendiri untuk tugas luar kota. Second time for this year in Bali. Kenapa Bali? He..he.. Ini karena salah satu grantee proyek yang gue tangani berada di sini. Gue berangkat dari Jakarta naik Garuda Indonesia pukul 19.55 dan sampe di hotel tengah malam. Sebelum tiba di Bali, gue sudah booking hotel. Hotel tempat gue menginap ini merupakan rekomendasi mamanya Wira, temen gue. Tadinya gue berniat untuk menginap di hotel keluarganya Wira di daerah Jimbaran. Tapi ternyata hotel tersebut penuh hingga minggu depan. Atas rekomendasi dan harga sangat spesial dari mamanya Wira, gue menginap di Hotel Melasti, jalan Kartika Plaza. Tepatnya di sebelah Hotel Kartika Paradiso.  Gue gak tau bagaimana cara mamanya wira bisa dapet harga murah banget untuk tipe kamar yang gue tempati. Ketika check in, gue iseng aja tanya berapa harga normal kamar yang gue pesen. Terkejut. Harga kamar yang gue tempati di atas lima ratus ribu rupiah. Secara gue bayar cuma 300.000 aja satu malam. Terima kasih ya tante….

 Sarapan pagi diganti sahur. Sedihnya sahur pagi ini. Gue sahur bertiga dengan dua orang bapak – bapak yang juga tamu hotel.  Tidak ada azan. Tidak ada suara ngaji dari mesjid. Sepi. Dan kami pun mengira – ngira, jam berapa waktu shubuh. LIllahi ta’ala. Yang penting niat. Begitu celetuk salah satu bapak – bapak tersebut. Gue pun tersenyum kecut. Yang lebih menyedihkan gue, menu sahur yang dihidangkan sama sekali tidak menggugah selera makan gue di pagi ini. Tapi gue harus makan. Hik..hik…

Setelah sholat shubuh gue kembali tidur. Gue bangun pukul delapan waktu bali. Sms dari mas Teddy, ketemu di lobi hotel pukul sepuluh pagi. Yang artinya gue punya waktu luang  dua jam pagi ini. Gue  bergegas mandi, kemudian cabut ke Kuta. Dari hotel Melasti ini hanya butuh sekitar sepuluh menit jalan kaki untuk sampe ke pantai kuta.  

Setelah transfer uang ke Mbak Ernie, gue duduk di pasir pantai Kuta dengan alas seadanya. Sebuah brosur bank Danamon yang gue ambil ketika transfer uang untuk Mbak Ernie. Pasir pantai Kuta tidak seputih pasir di pantai Trikora  pulau Bintan. Sedikit kotor (menurut gue).

Gue pun mengamati sekeliling pantai sambil menikmati debur ombak yang berulang kali menghempas bibir pantai. Cukup banyak turis yang datang, tidak hanya mancanegara, tapi juga wisatawan lokal.  Ada satu perbedaan wisatawan lokal dan mancanegara yang sedikit konyol buat gue. Wisatawan mancanegara pergi ke pantai untuk berjemur. Dengan pakaian seadanya (baju renang one piece dan two pieces), mereka mencari sinar matahari. Dimana ada sinar matahari, disanalah mereka berjemur. Sangat berbeda dengan wisatawan lokal yang mencari keteduhan. Dimana ada pohon, di bawah situlah wisatawan lokal duduk. .. he..he..

Kembali ke hotel, gue meeting sama mas Teddy sampe sore. Setelah selesai dengan mas Teddy, gue cabut lagi ke Kuta. Ceritanya seh gue pengen liat sunset di pantai Kuta yang terkenal itu. Sayang, sekali lagi gue kurang beruntung. Mendung. Matahari enggan untuk menampakkan dirinya. Tertutup awan gelap. Samar – samar warna oranye terlihat malu – malu dari balik awan kelabu. Semoga ini pertanda bahwa gue akan kembali ke Kuta ini.

Tidak ada azan. Tidak ada suara ngaji dari mesjid. Gue pun berbuka puasa di salah satu tempat makan di Kuta.  Karena pengalaman gue yang enggak enak waktu sahur kemaren, gue menyempatkan diri ke Circle K untuk membeli pop mie dan beberapa cemilan lain. Ini untuk sahur.  

Gue kembali ke hotel.  Sholat magrib. Then I don’t know what to do. Gue coba istirahat di kamar. Namun mata ini tetap terjaga. Gue turun ke lobby dan duduk di resto hotel. Resto ini terletak di sisi kiri lobby hotel. Persis di tepi jalan, Ada live music. Pengunjungnya di dominasi bule. Tua, muda bahkan anak – anak.  Laptop tetap setia menemani gue. Menikmati music sambil mengerjakan back to office Report gue. Hiks,,,

Malam kian larut. Musik terus menghentak.  Di sebelah meja gue duduk tiga bule cewek. Dua orang dewasa dan satu orang anak kecil. Dari pertama kali duduk di resto, anak kecil bule tersebut menjadi perhatian gue. Cantik. Murah senyum. Pemberani.

Pertama kali dia minta mamanya untuk bilang kepada singer bahwa dia ingin menyanyi di panggung. Dan menyanyilah anak kecil tersebut di panggung. Gue salut dan gemes. Selesai menyanyi, dia ingin menari. Diajaklah sang mama untuk ikut menari. Mereka bolak balik antara meja dan lantai dansa. Sang mamih, sudah tidak terlalu tertarik untuk menari. Dia lebih tertarik untuk mengobrol dengan teman sebayanya di meja, di sebelah meja gue. Dan anak kecil itu pun menari seorang diri di lantai dansa.

Ketika anak kecil tersebut dipanggil oleh sang mami untuk kembali ke mejanya, gue colek anak kecil itu dari belakang. Gue tersenyum dan ajak kenalan. Namanya Tansya. Gue gak tau bener atau tidak ejaan itu. Tapi nama itu yang terdengar di telinga gue. Tansya berasal dari Rusia. Umurnya 4 tahun. Kalo kata sang mama, bulan Januari tahun depan, umur Tansya genap lima tahun. Setelah itu gue minta ijin sama sang mami untuk mengabadikan foto Tansya di kamera gue. Gue duduk di kafe hingga pukul setengah dua belas waktu Indonesia tengah. Setelah itu gue kembali ke kamar.   

Hari ini (11/09/08), pukul setengah empat waktu Indonesia tengah gue terjaga. Air di botol aqua yang tersedia di kamar hotel,  gue panasin dengan water heater yang tersedia di kamar hotel. Water heater ini biasanya digunakan jika tamu ingin minum kopi atau teh di kamar. Tapi buat gue pagi ini, water heater ini untuk memanaskan air guna pop mie, menu sahur gue pagi ini. Menyedihkan banget, sahur hanya dengan pop mie.  Setelah selesai makan pop mie, gue turun ke resto hotel dan minum segelas orange juice fresh. Setelah itu gue kembali ke kamar. Siap – siap untuk kembali ke Jakarta pagi ini.

Pesawat yang gue tumpangi lepas landas menuju Jakarta pukul tujuh pagi. Gue duduk di deket jendela. Di sebelah gue duduk dua orang bule Jepang. Mereka makan pagi dengan lahapnya, sedangkan gue puasa hiks…

Namun dalam perjalanan pulang ke Jakarta kali ini, gue sangat senang sekali. Gue bisa mengabadikan momen pesawat Garuda Indonesia yang gue tumpangi terbang di dekat gunung bromo. Langsung tangan gue reflek mengambil kamera digital yang memang sengaja gue persiapkan ketika pesawat lepas landas. Beberapa foto gunung Bromo dan gunung – gunung yang disekitarnya gue dokumentasikan. Subhanallah, gue takjub melihatnya. Indah. Hope someday I’ll be in Bromo.  

Friday, September 5, 2008

Second Trip to Tanjung Pinang

Well, akhirnya gue punya waktu senggang untuk menulis tentang perjalanan gue kedua kalinya ke kota Tanjung Pinang , Kepulauan Riau. Lebih baik terlambat sedikit untuk menuliskan catatan perjalanan ini, daripada perjalanan ini hilang tak berjejak.

Hari ini (20/08/08), sekitar pukul 18.45 pesawat Sriwijaya yang gue tumpangi lepas landas menuju Tanjung Pinang. Seharusnya seh kalo liat jadwal ditiket, gue lepas landas itu pukul 18.10. Telat sekitar setangah jam.  Yup, Inilah kali kedua kunjungan gue ke Tanjung Pinang dan sekaligus untuk pertama kalinya gue pergi tugas luar kota seorang diri (biasanya gue tugas keluar kota minimal dua orang dari kantor termasuk gue). Waktu tempuh Jakarta – Tanjung Pinang sekitar satu jam lebih sedikit. Sekitar pukul delapan gue mendarat di bandara. Dari bandara gue langsung menuju hotel.

Rencana perjalanan dirancang hanya untuk tiga hari dua malam, dimana kegiatan training yang harus gue pantau ada di hari kedua. So, jadwal gue akan menjadi sangat padat. Malam pertama, gue sampe di Tanjung Pinang sudah malam. Di hari kedua gue harus memantau training dari pagi hingga sore. Dan kalo melihat tiket pulang yang sudah gue kantongi, jadwal gue kembali ke Jakarat adalah di hari ketiga gue di Tanjung Pinang dengan jadwal pesawat pukul 07.00 pagi lepas landas menuju Jakarta. Enggak banget kan jadwalnya.

Tapi, kepadatan jadwal tidak menghalangi gue untuk melihat keindahan kota Tanjung Pinang ini. Sebuah propinsi baru dengan keindahan pemandangan yang mungkin belum banyak diketahui orang.

Ketika perjalanan pertama gue ke Tanjung Pinang, sore hari setelah acara, gue dan rombongan ke Pulau Penyengat. Namun kali ini gue pergi sendirian. Hanya ada dua alternatif waktu senggang yang gue punya, yaitu waktu pagi, sebelum kegiatan di mulai, dan malam hari ketika kegiatan sudah selesai. Kegiatan dimulai pukul sembilan pagi dan direncanakan selesai dipukul lima sore. Biasanya selesainya acara akan sedikit ngaret. Gue sedikit bingung juga. Setibanya di kamar hotel, gue pun berpikir  tempat menarik apa yang bisa gue kunjungi di tengah jadwal yang padat ini. I don’t want to spend my time in the hotel’s room.    

Pukul setengah sepuluh malam gue menelpon resepsionis hotel apakah bisa sewa mobil untuk mengantarkan gue melihat terbitnya matahari. Setelah ada kesepakatan harga dan waktu dengan pihak hotel, gue pun bersiap – siap tidur karena besok gue harus bangun shubuh untuk melihat terbitnya matahari di pantai. Berdasarkan informasi dari resepsionis hotel, pantai yang bagus untuk melihat terbitnya matahari adalah Pantai Trikora. Pantai ini sekitar satu jam dari hotel. Jarak yang cukup jauh untuk ukuran kota yang tidak mengenal macet seperti Jakarta. It’s time to sleep now.

Hari ini (21/08/08), pukul tiga dini hari, gue sudah mandi dan bersiap – siap untuk ke pantai. Setelah rapi, sekitar pukul empat pagi, gue ke lobby hotel. Ternyata sudah menunggu sopir yang akan mengantarkan gue ke Pantai Trikora. Nama bapak sopir yang mengantarkan adalah pak Bagindo. Ditemani oleh pak Bagindo dan seorang sekuriti hotel yang bernama bapak Putra, perjalanan ke Pantai Trikora pun dimulai.

Gue duduk di depan, di samping pak Bagindo supaya bisa lihat pemandangan. Sangat berbeda dengan Jakarta yang kotanya tidak pernah mati dari denyut kehidupan. Sepanjang perjalanan menuju pantai, jalanan sepi sekali.

Ketika mobil sudah memasuki kawasan pesisir pantai, mobil pun mulai memasuki kawasan lahan – lahan tanpa bangunan yang penuh dengan semak – semak, pohon - pohon dan rumput yang sudah mulai meninggi. Hanya sedikit sekali rumah warga yang bisa ditemui. Gue agak serem juga. Secara gue cewek dan sendiri pula.  Namun gue percaya, niat gue kan cuma mau liat terbitnya matahari. I believe GOD will take care of me until I come back to the hotel.  Amien.

Namun jangan dipikir lahan – lahan itu hanya lahan kosong. Di antara semak belukar yang mulai meninggi, gue bisa lihat bahwa tanah – tanah ini sudah di kapling alias sudah ada yang punya. Ada satu plang yang gue lihat bahwa pemilik tanah adalah orang Surabaya. Sebuah investasi masa depan yang cukup bagus menurut gue. Andai aja gue punya banyak uang ha..ha..ha..

Ketika memasuki kawasan pantai Trikora, gue disambut oleh sebuah gapura yang bertuliskan  SELAMAT DATANG. Di sisi kanan dan kiri gapura bertuliskan Desa Malang Rapat dan P3DK.

Akhirnya sekitar pukul lima lebih sepuluh menit gue sampe juga di Pantai Trikora. Masih gelap dan sepi.

Tak lama setelah gue sampe di pantai, serombongan motor  datang ke pantai. Mereka juga sama seperti gue, datang untuk melihat terbitnya matahari. Gue sedikit terhibur. Setidaknya gue tidak sendiri banget di pantai ini. Menurut pak Bagindo, pemuda – pemudi di provinsi ini memang biasa seperti itu. Mereka pergi rombongan dengan mengendarai motor untuk ke pantai.   

Gue duduk di pantai dengan beralaskan koran. Untuk ke pantai ini gue gak mempersiapkan apapun. Gue cuma bawa dompet, hape dan kamera digital he..he..Gue menunggu hingga pukul setengah enam, sedikit  cahaya matahari muncul, namun setelah itu awan mendung menghalangi. Sedihnya gue, gagal sudah rencana gue untuk melihat terbitnya matahari. Pak Bagindo pun bilang bahwa gue kurang beruntung karena mendung jadi gak bisa liat sun rise dan mungkin juga ini tandanya Mbak disuruh kembali ke sini lagi he..he.. bisa – bisanya si bapak satu ini menghibur gue.

Akhirnya gue jalan – jalan di sekitar pantai Trikora ini hingga pukul tujuh pagi. Matahari sudah terlihat meninggi. Hiks, mendungnya pun berangsur – angsur menghilang. Namun kekecewaan gue tidak lama. Setelah hari sedikit terang, tidak segelap ketika pertama kali gue tiba, gue bisa menyaksikan pasir putih menghampar  luas di pantai. Di tambah air laut sedang surut, garis pantai pun semakin melebar ke tengah laut.  It was very beautiful beach. Pantai ini masih alami dan bersih. Kalo gue di suruh memilih antara kuta Bali dengan pantai ini, untuk saat ini gue akan bilang kalo pantai ini jauh lebih bagus. Ini dia salah satu bukti kealamian dan kecantikan pantai Trikora ini.

 Menurut gue, pantai ini adalah sebuah potensi wisata yang belum diperbaharui dan bisa dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah oleh Pemda Kabupaten Bintan. Namun menurut keterangan dari pak Bagindo, waktu itu sudah ada investor yang berniat untuk mengelola pantai ini, namun masyarakat sekitar belum memberikan izin untuk wilayah ini diperbaharui. Mereka menginginkan pantai itu tetap alami seperti saat ini.

Sebuah dilemma untuk pemerintah daerah. Di satu sisi hal ini akan menambah pendapatan daerah dan membuka lapangan pekerjaan baru di daerah ini, namun di sisi lain, jika sudah terlalu banyak tangan manusia ikut campur, seperti kita ketahui, kealamian pantai ini tidak akan lagi bisa ditemui.

Ini dia hasil foto – foto gue. Klik di SINI dan di SINI

Setelah cukup puas melihat dan memandangi pantai Trikora, sekitar pukul tujuh pagi lebih, mobil hotel yang gue tumpangi beranjak pulang. Suasana berbeda gue temui. Jalan – jalan yang gue lalui tidak lagi sepi seperti tadi ketika berangkat. Denyut kehidupan sudah mulai terasa. Masyarakat sudah memulai aktivitasnya.  

Di sepanjang jalan pulang pak Bagindo banyak bercerita tentang daerah yang sedang dilalui. Ketika melewati sebuah batu besar yang tergeletak di tepi jalan, pak Bagindo bercerita bahwa batu tersebut tidak bisa dipindahkan. Pemerintah daerah ketika membuat jalan yang di lalui ini pernah mencoba untuk memindahkan batu tersebut, namun tidak satu pun alat yang digunakan berhasil untuk mengangkat batu tersebut.Akhirnya batu tersebut dibiarkan tergeletak di tepi jalan. Ini dia batu tersebut.

Tidak jauh dari batu tersebut, terdapat sebuah bangunan. Menurut pak Bagindo, bangunan itu adalah hotel pertama di daerah deket pantai Trikora ini. Nama hotel tersebut adalah Bunga Tanjung. Berdasarkan cerita yang beredar, hotel ini tidak lagi pernah ditempati sejak penjaga hotel meninggal bunuh diri. Penjaga hotel tersebut adalah seorang wanita. Konon katanya wanita tersebut bunuh diri karena hamil di luar nikah. Karena sang lelaki tidak mau bertanggung jawab namun malah pergi meninggalkan wanita tersebut,  akhirnya wanita tersebut bunuh diri dengan cara menggantungkan diri. Dan masih katanya lagi, wanita itu terkadang suka menampakkan dirinya pada saat – saat tertentu. Oleh karena itu ketika melewati jembatan yang ada di deket hotel tersebut, pak Bagindo meng-klakson beberapa kali. Katanya seh ini sebagai tanda minta izin untuk melewati daerah deket hotel tersebut. 

Cerita tentang masalah – masalah yang agak – agak mistik dan out of my mind ini berlanjut ketika melewati sebuah hotel dengan gaya arsitektur campuran antara arsitektur bali dengan arsitektur minimalis. Dari gapura hotel tersebut bisa dilihat bahwa itu adalah gapura khas bali. Dan sekali lagi masih cerita pak Bagindo yang konon katanya hotel tersebut tidak laku karena tamu yag menginap di sana dibuat tidak betah oleh “penunggu” tanah tersebut. Katanya hal ini dikarenakan ketika sebelum pembangunan  hotel tersebut, “penunggu” tanah  meminta tumbal, namun pemilik tidak mau karena tidak percaya hal – hal tersebut.    

Akhirnya sekitar pukul delapan gue tiba di hotel. Perut gue terasa sangat laper sekali. Setelah berterima kasih kepada pak Bagindo, gue langsung menuju restoran hotel.  Setelah dirasa cukup, gue segera ke kamar untuk ganti baju karena acara yang harus gue monitor akan mulai pada pukul Sembilan pagi. Karena di sini tidak mengenal macet seperti Jakarta, dari hotel ke tempat acara hanya membutuhkan waktu sekitar lima belas menit.

Pukul Sembilan kurang lima menit gue sudah tiba di tempat acara, di Lembaga Pelayanan secara Elektronik (LPSE) Kepulauan Riau. Ternyata masih sedikit sekali peserta training yang datang. Untuk mengisi waktu gue berbincang – bincang dengan Pak Ruly dan Mbak Neri tentang perkembangan proyek. Akhirnya acara baru di mulai sekitar pukul sepuluh pagi.

Dan akhirnya jam makan siang pun tiba. Gue diajak Pak Ruly dan rekan kerja yang lain untuk makan di rumah makan Tanjung. Dan sekali lagi gue melihat kobokan yang unik itu. Dalam catatan perjalanan gue pertama kali ke Tanjung Pinang, gue pernah membahas tentang kobokan yang sangat unik ( menurut gue). Ini dia kobokan yang unik itu. Kobokan paling mewah yang pernah gue liat he..he…

Setelah selesai makan siang, kegiatan training kembali dimulai hingga pukul enam sore. Benar perkiraan gue, acara pasti molor dari rencana semula he..he..he..

Malam hari gue diajak ke Melayu Square yang terletak di tepi pantai oleh Mbak Neri.

Melayu Square ini seperti food court di alam terbuka. Angin yang berhembus cukup dingin. Karena sudah di Tanjung Pinang, gue tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk makan gonggong. Siput laut. Hmm..hm..terasa enak sekali dicocol dengan sambel yang sudah disediakan. Ini dia yang disebut dengan gonggong.

Setelah makan malam, gue langsung menuju hotel. Tidur.

Hari ini (22/08/08), gue kembali ke Jakarta dengan pesawat Sriwijaya.

Dan seperti biasa, jadwal di tiket pesawat yaitu pukul tujuh lepas landas menuju Jakarta. Namun pada faktanya gue baru lepas landas pukul setengah delapan pagi. Back to the office

Monday, August 18, 2008

Farewell-nya De Nophie

Sierra café , Bandung, 16 August 2008

Berhubung bulan depan De Nophie udah berangkat ke Italia, tepatnya Bologna, untuk melanjutkan S2-nya, maka malam ini (16/08/08), gue dan Heidy, yang kebetulan selesai meeting Sabtu pagi di Hotel Jayakarta Bandung, sepakat untuk mengadakan farewell party-nya De Nophie,  di Sierra CafĂ©, jalan  Bukit Pakar Timur Bandung. Walaupun cuma bertiga, tapi tidak mengurangi sedikit pun kebersamaan dan keceriaan.

Kami bertiga, gue, Heidy dan De Nophie, tiba di Sierra CafĂ© sekitar pukul  setengah sepuluh malam. Begitu takjub gue liat Sierra cafĂ© yang sangat penuh sekali. Riuh oleh suara orang – orang yang berceloteh dan tertawa. Inilah pertama kali gue liat Sierra cafĂ© seperti pasar malam. Terlalu rame untuk ukuran cafĂ© sekelas Sierra. Mulai dari depan hingga balkon semua fullbook. Ketika baru datang kami pun masuk dalam daftar waiting list front office Sierra CafĂ©. Inilah pertama kali gue rasain waiting list di Sierra CafĂ©. Padahal gue mulai nongkrong di sini sejak zaman kuliah. Secara saat ini gue udah beberapa tahun lulus he..he..he..

Untuk mengisi kekosongan waktu hingga dapet kursi untuk makan, daripada bengong, gue dan De Nophie foto – foto.  Mumpung ada Heidy yang lagi bawa kamera Nikon Seri D60. Oke banget kalo buat foto – foto. Heidy lagi keranjingan foto - foto semua orang yang dia liat. Bahkan saking niatnya, Heidy sampe ambil kursus singkat fotografi. Gue dan De Nophie seh senang – senang ajah, secara kami berdua hobi banget yang namanya difoto. Narsis abis. Jadinya sama – sama terpuaskan deh. Gue dan De Nophie puas difoto dengan berbagai pose dan gaya, sedangkan Heidy otomatis akan menambah jam terbang potret memotret dia. Simbiosis mutualisme.

Sierra di malam hari memang sangat indah. Berada di ketinggian bagian utara kota Bandung, cekungan Bandung lama terlihat sangat jelas dari sini. Di hiasi lampu – lampu dan bintang yang bertebaran di langit malam. Ini dia salah satu bukti keindahannya.

Untuk foto lengkapnya klik di sini.

Well, setelah menunggu beberapa saat, akhirnya kami bertiga dapet juga tempat duduk. Di balkon luar sebelah kiri. Dingin. Angin bertiup sedikit kencang.

Dan tibalah saat memesan menu. Untuk menghangatkan badan, De Nophie pesan Beringer White Zinfandel. Kalo kata mas pelayan cafenya, ini minuman enak di lidah tapi “gak enak” di pikiran.

Untuk menu pembuka, gue pesen Hungarian Goulash Soup. Sedangkan De Nophie dan Heidy pesen Sierra Special Soup. Yummy. Untuk menu utama Heidy pesen American Spare Rib Charlemagne sedangkan gue pesen Crispy Salmon (gue lupa nama panjang menu yang gue pesen, tapi yg pasti ada kata crispy salmon).

Dan seperti biasa, di sela – sela makan hingga nunggu taksi untuk pulang, kita sempetin buat foto – foto. Dinginnya udara tidak menjadi hambatan yang berarti ha..ha..ha..

Foto – foto lengkapnya klik di sini, tapi sayang isinya cuma foto gue berdua sama De Nophie. Heidy terus yang fotoin kita berdua dan entah kenapa gak kepikiran buat foto bertiga. Padahal bisa minta tolong mas dan mbak pelayan cafĂ© buat foto. Hiks…

Kartu kredit rese

Well, akhir – akhir ini gue agak kesel. Gue seperti di teror. Siang malam di sms-in informasi untuk aktifasi kartu kredit. pagi sampe sore di telponin. Udah gitu mbak – mbak operatornya yang berinisial NR rese banget lagi. Di mana – mana yang namanya marketing itu harus ramah dan santun (CATET!!!!).

Begini ceritanya, karena hari rabu (31/07/08) libur nasional, gue minta cuti sama bos gue untuk hari kamis dan jumat. Jadi gue bablas libur dari rabu sampe minggu. Dan baru akan ngantor lagi di hari senin. Ketika hari Kamis (31/07/08) gue dapet sms ke nomor gue yang XL. Nama sender yang tertera di layar hape gue adalah salah satu bank swasta terkenal di Indonesia. Bank ini cukup terkenal dan banyak sekali cabangnya.

Di dalam sms tersebut dijelaskan bahwa gue adalah salah satu yang terpilih untuk menjadi pemegang sebuah kartu kredit yang berbasis internasional. Gue singkat aja AE. Gue diminta untuk segera fax formulir persetujuan dan copy KTP ke nomor 021 – 25549XXX. Berhubung gue merasa tidak pernah apply untuk kartu kredit ini, sms ini gue cuekin ajah. EGP.

Pada hari Kamis dan Jumat gue cuti. Pada hari jumat gue di telpon untuk pertama kali nya oleh NR, mbak – mbak operator yang rese itu. Dia bertanya ini dan itu yang gue rada gak ngerti. Dia tanya gue, udah terima belom kartu kredit  yang udah dikirimin ke alamat kantor gue. Dan gue pun jawab kalo gue tidak berada di kantor karena sedang cuti dan baru akan ngantor kembali pada hari Senin tanggal 4 Agustus 2008. Jurus gue sedikit ampuh. Setidaknya dia gak telpon gue lagi sampe liburan  gue selesai .

Hari senin (04/08/08) pagi, gue udah sampe di kantor dan di meja gue terdapat beberapa surat. Salah satunya surat dari kartu kredit yang minggu kemaren telemarketingnya telpon gue. Gue buka surat itu. Sedikit terkejut. Di depan mata gue tergeletak sebuah kartu kredit jenis gold dan di situ sudah tercantum nama gue. Padahal gue gak pernah apply jenis kartu kredit ini. Gue baca buku panduan kartu kredit tersebut. Setelah selesai membaca semua, gue tambah males aja untuk ambil ini kartu kredit. Kelebihan – kelebihan yang ditawarkan tidak ada yang menguntungkan gue untuk saat ini he..he..Free car wash gak ada untungnya buat gue saat ini secara belom punya mobil sendiri. Diskon makan di Restaurant Hotel Ritz Carlton juga tidak menguntungkan gue sama sekali secara setahun sekali pun belum tentu gue makan di resto hotel bintang lima itu, dan masih banyak lagi penawaran – penawaran lainnya yang masih tetap tidak menguntungkan gue (setidaknya saat ini).

NR menepati janjinya untuk telpon gue di hari senin. Damn. Gue pikir sapa tau dia lupa ha..ha… Gue sampe hafal nomor depan telpon itu 021 – 25559XX. Gue jawab telpon itu. Sebelom NR nyerocos panjang lebar, gue tanya dia duluan. Kenapa gue bisa dapet kartu ini. Gold pula. Gue tidak pernah merasa apply kartu kredit ini. Dapet data – data gue dari mana. Tau nomor hape gue dari mana. Tau alamat kantor gue dari mana. 

NR pun menjelaskan kenapa gue bisa dapet kartu ini secara otomatis. Kartu ini merupakan kartu kredit pendamping dari kartu kredit yang sudah gue punya, yaitu sebuah kartu kredit gold dari sebuah bank swasta yang cukup terkenal dengan inisial BDI. Gue akui gue emang punya kartu kredit itu. Dasar marketing, dia pun mulai merayu gue untuk ambil kartu pendamping ini. Sebel banget gue dengernya. Daripada denger dia ngomong panjang lebar, gue pun bilang telpon gue lagi di hari Rabu karena gue akan ngomong dulu sama Personal Banking officer yang maintain rekening gue di bank yang merupakan bank rekanan dari kartu kredit ini. Telpon pun ditutup. Sedikit lega.

Gue pun langsung telpon JP, Personal Banking officer yang pegang rekening gue. Dia kaget waktu gue bilang gue dapet kartu itu. Dia malah bilang kok gue gak di informasiin ya mbak klo elo dapet itu. Seharusnya gue dinformasiin dulu sebelom dikirim ke elo karena elo nasabah gue. Dan gue pun minta dia untuk dateng ke kantor buat liat sendiri itu kartu.

Setelah makan siang, JP dateng ke kantor gue. Dan gue kasih liat deh tuh kartu berikut surat dan buku petunjuknya. Dia pun jelasin ke gue tentang kartu kredit itu. Kartu kredit itu biasanya lebih bisa di terima di luar negri (kalo gue bepergian ke luar negri) dan orang – orang yang sering bepergian ke luar negri biasanya punya kartu kredit ini. Secara dalam satu tahun ke depan aja gue gak ada rencana ke luar negri kecuali kalo nanti tiba – tiba ada yang berbaik hati untuk biayain gue jalan – jalan ke luar negri gituh ha..ha..ha.. (ngarep deh gue!!). JP bilang ke gue terserah gue buat ambil atau enggak kartu itu karena itu hak gue sebagai nasabah untuk memilih. Gue boleh ambil dan boleh juga enggak.

Hari Rabu (06/08/08) pagi, gue ke bank untuk ambil uang dengan jumlah yang cukup besar. Ketika dalam perjalanan pulang kembali ke kantor, NR telpon gue. Gue bilang telpon gue lagi nanti karena gue lagi di jalan. Dia pun menurut. Telpon pun ditutup. Dalam hati seh gue sedikit ngarep dia gak telpon – telpon gue lagi. Walaupun itu sedikit tidak mungkin karena pasti dia akan telpon gue terus sampe gue bilang iya. Dasar marketing.

Singkatnya cerita, NR beberapa kali telpon gue. Gue udah bilang bahwa gue enggak mau ambil kartu itu karena gak ada gunanya juga buat gue. Di telpon yan terakhir nada bicara NR sedikit jutek dan memaksa gue untk ambil kartu itu. Dan gue kembali menegaskan bahwa gue enggak akan ambil kartu itu. Telpon pun gue tutup.

Selain telpon, NR dengan nomor hape 081510857XXX sms juga ke nomor XL gue beberapa kali. Isi sms relatif sama yaitu slmt pagi (kalo dia sms malam slmt mlm) ibu vidya mohon dibantu di TTD form aktifasi & Fc KTP bolak balik mohon di fax ke 25549XXX atau 57939XXX. NR sms gue  mulai dari tanggal 6 agustus 2008 pukul 19.18, tanggal 7 Agustus 2008 pukul 10.32, tanggal 8 Agustus 2008 pukul 9.54 dan yang membuat gue sangat marah yaitu NR in isms gue lagi pada tanggal 14 Agustus 2008 pukul 21.27. Padahal terakhir kali NR telpon gue yaitu sebelom tanggal 14 Agustus2008 dan gue udah bilang kalo gue enggak akan ambil kartu itu. Jujur sms yang terakhir ini bikin gue tambah sebel aja sama NR ini. Kalo dia memang professional seharusnya membicarakan hal seperti ini di jam kantor, yaitu mulai dari pukul delapan pagi hingga lima sore.

Akhirnya tanggal 15 agustus 2008 gue telpon ke call centre nya kartu kredit ini dan yang mengangkat adalah operator yang berinisial bpk. Cr. Kepada CR gue jelaskan semua dari awal. Dimulai dari gue dapet kartu tanpa apply sampe kesebelan gue sama telemarketingnya AE yang inisial NR itu. Dan CR pun dengan baik – baik menjelaskan kepaa gue bahwa kartu itu memang kartu tambahan yang gue akan dapatkan secara otomatis tanpa gue apply. Dan hak gue untuk ambil atau enggak. Status kartu itu hingga saat ini masih dalam keadaan tidak aktif. Dan jika dalam waktu 2 (dua) bulan kartu tersebut tidak diaktifkan maka akan secara otomatis kartu tersebut tidak bisa digunakan lagi. Dan jika memang tidak mau menggunakan, kartu bisa juga di gunting.

Gue pun lega mendengarkan penjelasan CR. Jadi kartu itu gue diemin aja he..he..he..

Thursday, August 14, 2008

Ultahnya Bos Ucok

Hari ini (14/08/08), Bos Henry M.P. Siahaan alias bang ucok ulang tahun. Dari tadi pagi dia kalem - kalem dan tenang - tenang aja tuh. berasa kagak ulang tahun gituh he..he.. habis makan siang, gue satu tim dari proyek dia, kita kasih kejutan ma bos ucok. kita beli cake di harvest trus kita datengin deh dia ke ruangannya he..he.. dia kaget gitu sekaligus agak malu - malu he..he.. secara umur udah berapa gitu ya he..he..he..dan akhirnya semua orang program yang ada di tempat saat itu pada tau semua termasuk big bosnya PSG, divisi gue, yaitu mas Agung..he..he..

met ultah ya bang..wish you all the best 

Foto - foto dapat di klik di sini

 

Monday, August 11, 2008

SKY DINING PLAZA SEMANGGI - 080808

Well, sebenernya hari ini (08/08/08) gue sedikit jenuh dengan rutinitas gue belakangan ini. Laporan grantee numpuk di meja. Gue kudu periksa satu – satu, baik laporan keuangan maupun bukti – bukti asli yang dilampirkan. Udah bener atau belum. Belom lagi BTOR gue pergi ke jogja yang belom final sampe sekarang. Masih draft terus he..he.he.. dan belom lagi kerjaan lainnya hik..hik..( I believe I can pass it. One thing that I need is only a refreshing)

Tapi rasa jenuh gue kemudian sedikit terobati, sebelom pulang temen kosan gue, Siska, sms ngajak nongkrong di Plangi. Dengan segeralah sms dia gue bales bilang OK he..he..(untuk sementara dilupakan terlebih dahulu ujian pajak internasional di Sabtu Pagi he…he..)

Setelah selesai sholat magrib di kantor, gue langsung menuju Plangi. Seperti biasa naek busway dari depan kantor. Irit dan yang pasti enggak kena imbas macet.  Untung aja gue naik busway karena jalan Sudirman macet banget, khususnya jalur lambat. Usut punya usut, ketika gue sampe di halte busway Benhil, Mobil dinas Bpk Wakil Presiden, Jusuf Kalla dengan nomor polisi RI 2, lewat depan mata gue. Dan gue bisa liat kalo mobil – mobil dari arah Thamrin yang masuk ke jalur lambat, agak mandeg ketika pindah ke jalur cepet he..he..he..

Setibanya di Plangi, temen – temen gue belom dateng. Dan gue langsung menuju ke Gramedia. Puter – puter liat buku. Siapa tau ada buku yang bagus yang bisa di baca he..he..

Setengah jam lebih menunggu, akhirnya temen – temen gue; Siska, Inggrid dan Nina dateng juga. Yang gue gak sangka, nyokapnya Siska yang kebetulan lagi ke Jakarta, juga ikutan ke Plangi (he..he..salut deh buat tante mau ikutan nongkrong sama kita – kita)

Setelah puter – puter cari kaset, terus liat baju – baju yang diskon di Centro, kita pun pergi makan malam. Secara gitu ya, udah malem. laper euy.

Akhirnya di malam ini, 8 Agustus 2008, gue di ajakin nongkrong ke Sky Dining yang ada di atapnya Plangi. Slama ini gue cuma liat iklannya doang. Jujur ini pertama kali gue nongkrong di Sky Dining. Biasanya kalo nongkrong paling yang di bawah – bawah aja di lantai 1 or foodcourt  (gue dah gak peduli deh mo dibilang norak juga ha..ha..ha..)

Well, tempatnya oke juga. Bisa liat Jakarta dari atas. Gedung – gedung pencakar langit  dengan lampu – lampunya. Udah gitu bisa liat macetnya Gatot Soebroto. Mobil pada ngantri dari arah Slipi dan Sudirman he..he..Cafenya bermacam – macam. Dan untuk makan malam, pilihan pun jatuh ke Solaria. Ketika gue dateng, kursi – kursi pada penuh. Dan kita pun dapet kursinya yang gak empuk alis bukan yang sofa. Hik, gue syirik deh liat yang duduk dengan nyaman di sofa he..he..(canda).

Dan seperti biasa sebelum pulang, foto – foto dulu. I will never pass this moment ha..ha..ha..Dan yang membuat gue lebih seneng, ketika foto, rambut gak mau diem. Selalu bergerak ditiup angin (scara gitu Jakarta kalo malem hari anginnya keceng. Di atas gedung pula). Kalo foto di studio kayak gitu perlu pake kipas angin tuh. Kalo sekarang pake kipas angin alami ajah. hemat listrik he..he.. The photos are here

Sunday, August 3, 2008

SOP BUAH PAK EWOK

Sekali lagi gue mau cerita tentang wisata kuliner alias menjelajahi makanan dan minuman yang enak - enak. Semua pasti pada tau Bogor bukan? Bogor terkenal dengan hujan, kebun raya dan talesnya. Namun jangan salah, saat ini Bogor juga sudah mejadi surga makanan bagi pecinta wisata kuliner. Mulai dari level kaki lima sampe levelnya kafe. Semua ada di Bogor. Cerita ini belum terlalu basi karena baru terjadi beberapa hari yang lalu tepatnya di hari terakhir di bulan Juli 2008.

Hari ini,(31/07/08), pulang dari nonton WANTED di Bellanova Sentul, gue nongkrong ke Telapak sama temen gue, Techa. Bosen di Telapak, kita pun beranjak ke Sop Buah Pak Ewok. Sejujurnya seh, gue gak tau dimana itu Sop Buah Pak Ewok. Dengernya pun baru pertama kali. Walaupun gue dari SD sampe SMA di Bogor, tapi sejak kepulangan gue kembali ke Bogor, banyak banget tempat – tempat nongkrong baru yang gue enggak tau. Jadi kali ini ini Techa, temen gue, jadi guide tour. Makasih ya, Cha he..he..Jadi nambah pengetahuan gue.

Sop Buah Pak Ewok terletak di daerah Taman Kencana (TK) atau lebih tepatnya di Jalan Bukit Tunggul No. 5. Dari luar, Sop Buah Pak Ewok ini tidak ada bedanya dengan rumah lainnya. Namun jangan takut salah masuk rumah karena tepat di deket pintu masuk ada papan nama berwarna hijau bertuliskan SOP BUAH PAK EWOK.

Dari namanya aja udah ketauan kalo menu andalanny adalah sop buah. Ada tiga macem sop buah di sini yaitu sop buah dengan air jeruk, sop buah dengan susu dan sop buah duren ( ngomongin tentang duren, gue jadi inget es duren di Kantin Sakinah Tubagus Ismail Bandung he..he..). Selain tiga menu andalan tersebut, di sini juga terdapat banyak menu lainnya seperti batagor, mie ayam jamur, pempek, dan lain – lain.

Untuk kunjungan pertama kali ini, gue pesen sop buah dengan mie ayam jamur. Secara gitu ya menu andalannya adalah sop buah, kok kayaknya rugi banget kalo gue gak icipin itu sop buah. Berhubung ada yang pake duren dan gue paling demen yang namanya duren (bukan duda keren ya), dan pilihan gue jatuh ke sop buah duren hm..hm…yummy. Sedangkan Techa, temen gue, pesen sop buah air jeruk dan batagor.
 
 
 
Ini sop buahnya udah dimakan sedikit. Waktu pesenan baru dateng seh lebih banyak dari ini he..he..
 
 


Harga makanan di Sop Buah Pak Ewok ini relatif terjangkau. Di bilang murah banget seh enggak, tapi dibilang mahal banget juga enggak. Untuk satu porsi es buah duren cukup hanya dengan Rp. 9.500 saja.
Dari segi tempat, Sop Buah Pak Ewok ini cukup nyaman. Banyak pohon dan tanaman. Jadi cukup hijau dan asri. Gaya atau style penataan tempat banyak di dominasi oleh kayu dan batu – batu kerikil. Jadi kesannya alami gitu.

So, Bagi yang suka ke Bogor, tempat ini bisa menjadi salah satu alternatif tempat makan.

Friday, July 25, 2008

INFLASI ZIMBABWE

Sekarang ini tidak hanya pakar – pakar ekonomi yang mengenal dan akrab dengan istilah ini. Kurang lebih sekitar sepuluh tahun terakhir ini masyarakat dunia akrab dengan istilah inflasi. Di mulai dengan terjadinya krisis moneter pada tahun 1998 di hampir semua negara.  Tidak hanya negara miskin ataupun negara berkembang, perekonomian negara maju pun tidak lepas dari laju inflasi. Akhir - akhir ini juga diikuti dengan melonjaknya harga minyak dan emas dunia. Permintaan akan minyak pun semakin meningkat, dan semakin kayalah negara - negara penghasil minyak (tapi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak kagak makmur - makmur ya he..he..). inflasi di beberapa negara pun semakin parah. Kebijakan - kebijakan publik yang diambil oleh pemerintahan suatu negara tidak lepas dari demo - demo, seperti di India dan Malaysia.

Indonesia pun tidak lepas dari inflasi sejak krisis moneter di tahun 1998. Hampir semua harga di sektor - sektor penting yang menyangkut hajat hidup orang banyak naik sedikit demi sedikit. Mulai dari bahan makanan pokok, ongkos angkutan, bahan bakar minyak dan lain - lain. Dan yang terbaru adalah harga BBM NAIK LAGI. Duh bapak presiden, bapak wakil presiden, bapak mentri perekonomian, ibu mentri keuangan, jangan naik terus dong. Semakin memperberat beban masyarakat aja neh (duh, BBM naik, tapi gaji gue kagak naik euy, hiks!!!!). Dari zaman pemerintahan sebelumnya, BBM naek terus. Huh! Dan semua ini tidak lepas dari inflasi dunia saat ini.

Inflasi lagi inflasi lagi. Apa seh inflasi itu? Inflasi yaitu suatu proses naiknya harga - harga secara global dan terus menerus, dimana di sisi lain bisa juga diartikan sebagai turunnya nilai mata uang. Ada beberapa tingkatan inflasi, yaitu ringan, sedang, berat dan hiperinflasi.

Akan tetapi tahukah anda bawah di belahan benua nun jauh di sana, ada yang mengalami inflasi jauh lebih parah dari apa yang dialami oleh Indonesia? (Gue pun jadi bersyukur hidup di Indoensia). Kenapa gue bisa berbicara seperti itu? hal ini dikarenakan hari ini inbox email gue rame banget ngobrol-in tentang inflasi di Zimbabwe, sebuah negara yang terletak di benua afrika. Inflasi di Zimbabwe edan -edanan. Digit angka inflasi-nya bukan lagi dalam kisaran sepuluh persen, dua puluh persen ataupun ratusan persen. Inflasi Zimbabwe sudah masuk ke digit jutaan persen. Edan banget kan. Satu ampe dua digit aja udah bikin suatu negara kelimpungan mengatasi inflasi.Kategori inflasi di Zimbabwe ini sudah masuk dalam kategori hiperinflasi. Buset dah.

Daripada gue berceloteh lebih banyak tentang inflasi, lebih baik simak aja deh berita yang gue dapet dari milis tetangga.

Ini bukanlah harga makanan termahal di dunia, bukan juga biaya makan siang Donald Trump ataupun Bill Gates tapi ini biaya makan yang harus dikeluarkan oleh rakyat Zimbabwe yang merupakan penduduk termiskin di dunia.

Ya, uang pecahan 500 juta dollar Zimbabwe yang baru saja dicetak pada Mei 2008 ini hanya bernilai sekitar 2 dollar amerika atau hanya cukup untuk sekali makan saja.

Zimbabwe saat ini pemegang rekor inflasi terbesar di dunia yaitu 2.200.000% (2,2 juta persen), parahnya lagi harga - harga melambung begitu cepat hanya dalam hitungan menit bahkan detik. tak heran jika karyawan toko - toko di Zimbabwe begitu sibuk mengganti label harga jika terjadi perubahan harga. pada tanggal 20 Juli 2008 ini bank Zimbabwe juga menerbitkan pecahan uang sebesar Rp. 100 Milyar dollar, yang merupakan rekor pecahan uang dengan nominal terbesar di dunia. Zimbabwe memang banyak memegang rekor dunia, tapi sayang semua rekor tersebut tidak ada yang membanggakan. karena apa? Inflasi besar-besaran (tahun  ini +/-2,2 juta %) makanya ekonomi kacau beliaw

Harga barang di pasar Zimbabwe, harganya waw

Mau beli sayuran


Mau beli telor


Mau beli ayam


Kalau mau makan di restoran


Habis makan mau beli minum


Kalau gajian harus nyewa becak buat bawa uangnya

Pengemis dan gelandangan kaya raya di sana

apalagi anaknya saudagar di sana


kalo gak mau bawa duit banyak - banyak ya harus di tuker ke USD, begini neh caranya


untung deh pada hidup di Indonesia. Kalo hidup di sana, mau makan siang kudu bawa uang kayak gini


Pemberitaan tentang inflasi Zimbabwe ini juga pernah di muat oleh Kompas

http://www.kompas.com/read/xml/2008/02/21/01230169/inflasi.di.zimbabwe.100.000.persen..

Berikut berita selengkapanya dari Kompas.

Inflasi di Zimbabwe 100.000 Persen!!
Presiden Zimbabwe Robert Mugabe
    Kamis, 21 Februari 2008 | 01:23 WIB

    HARARE, KAMIS - Inflasi tahunan dua digit saja sudah membikin suatu negara blingsatan, bagaimana jika sampai enam digit?

    Negara Zimbabwe mengalami inflasi rata-rata tahunan sebesar 100.000 (baca: seratus ribu) persen! Angka ini resmi keluar dari Kantor Pusat Statistik (CSO) negeri yang terletak di kawasan Afrika selatan itu, Rabu.

    "Berdasarkan indeks semua barang konsumsi, tingkat rata-rata inflasi dari Januari 2007 sampai Januari 2008 sebesar 100.580,2 persen," begitu bunyi laporan CSO, "inflasi pada jenis makanan dan minuman nonalkohol mencapai 105.428 persen, sedangkan nonmakanan mencapai 97.885 persen."

    Angka inflasi tersebut merupakan cerminan dari kehancuran ekonomi negeri berpenduduk sekitar 14 juta orang itu sejak tujuh tahun silam. Kebutuhan bahan pokok seperti gula, minyak goreng, dan bahan bakar sudah sangat sulit didapat. Sekitar 80 persen penduduk berada di bawah garis kemiskinan yang mayoritas hanya makan satu kali sehari.

    Negeri ini akan menggelar pemilihan umum pada 29 Maret untuk memilih presiden. Sang presiden sekarang, Robert Mugabe, yang berumur 84 tahun pada Kamis ini, sudah memerintah sejak negeri itu merdeka dari Inggris pada 1980.

    Meski ia sudah uzur, Mugabe akan mencalonkan diri lagi, untuk masa jabatan yang keenam jika ia terpilih kembali.

    "Angka inflasi sudah tidak mengagetkan rakyat," tutur redaktur majalah bisnis setempat Financial Gazette, Rangarirai Mberi,"rakyat Zimbabwe sudah biasa hidup dalam situasi hiper-inflasi. Yang menjadi masalah, sampai kapan keadaan seperti ini akan berakhir?"

    Keadaan ekonomi yang amat mengenaskan yang sedemikian lama itu menyebabkan harapan hidup lelaki Zimbabwe, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), 37 tahun, sedangkan kaum perempuan hanya 34 tahun. (AFP)


    Setelah membaca berita di atas, sekarang pada mengertikan kenapa gue sampe bilang kalo kita - kita itu harus jauh lebih bersyukur hidup di Indonesia. THANKS TO GOD. Coba bayangin kalo kita - kita hidup seperti di Zimbabwe sana. Fuih, gue ogah deh ngebayangin. Dan jangan sampe Indonesia ngalamin kayak gitu. Chaiyo buat Indonesia. So, marilah kita bersama - sama memajukan negara tercinta ini. Together we can!!!!!

     

    Monday, July 14, 2008

    RENUNGAN PAGI INI

    Azan zuhur berkumandang. It's time to take a rest for a while. Berhubung gue gak makan siang, jadi gue buka multiply deh. tadi pegi gue sedikit terenyuh membaca sebuah email dari temen yang judulnya: RENUNGAN.

    Begitu dalam makna yang terkandung di setiap baris kalimat - kalimat tersebut sampe gue speechless harus berkomentar apa. Tapi yang pasti kata - kata tersebut sangat bermakna Khususnya buat gue pribadi. .

    Berikut isi email tersebut:

    Renungan

    Tuhan yang Mahabaik memberi kita ikan,

    tetapi kita harus mengail untuk mendapatkannya.
    Demikian juga Jika kamu terus menunggu waktu yang tepat,

    mungkin kamu tidak akan pernah mulai.


    Mulailah sekarang...
    mulailah di mana kamu berada sekarang dengan apa adanya.
    Jangan pernah pikirkan
    kenapa kita memilih seseorang untuk dicintai
    tapi sadarilah bahwa cintalah yang memilih kita untuk mencintainya.

     

    Perkawinan memang memiliki banyak kesusahan,

    tetapi kehidupan lajang tidak memiliki kesenangan.
    Buka mata kamu lebar-lebar sebelum menikah,

    dan biarkan mata kamu setengah terpejam sesudahnya.

     

    Menikahi wanita atau pria karena kecantikannya atau ketampanannya
    sama seperti membeli rumah karena lapisan catnya.
    Harta milik yang paling berharga bagi seorang pria di dunia
    ini
    adalah....hati seorang wanita .

    Begitu juga Persahabatan,

    persahabatan adalah 1 jiwa dalam 2 raga
    Persahabatan sejati layaknya kesehatan,

    nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya.

    Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu didalam hatimu dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait-baitnya.
    Sahabat adalah tangan Tuhan untuk menjaga Kita.

     

    Rasa hormat tidak selalu membawa kepada persahabatan,

    tapi Jangan pernah menyesal untuk bertemu dengan orang lain...
    tapi menyesallah jika orang itu menyesal bertemu dengan kamu.

    Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran.

    Dialah hiasan dikala kamu senang dan perisai diwaktu kamu susah.

    Namun kamu tidak akan pernah memiliki seorang teman,

    jika kamu mengharapkan seseorang tanpa kesalahan.

    Karena semua manusia itu baik

    kalau kamu bisa melihat kebaikannya dan menyenangkan

    kalau kamu bisa melihat keunikannya

    tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan

    kalau kamu tidak bisa melihat keduanya.

     

    Begitu juga Kebijakan,

    Kebijakan itu seperti cairan

    kegunaannya terletak pada penerapan yang benar,

    orang pintar bisa gagal karena ia memikirkan terlalu banyak hal

     

    sedangkan orang bodoh

    sering kali berhasil dengan melakukan tindakan tepat.

    Dan Kebijakan sejati tidak datang dari pikiran kita saja,

    tetapi juga berdasarkan pada perasaan dan fakta.

    Tak seorang pun sempurna.
    Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak.

    Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar

    meskipun terbukti salah.
    Apa yang berada di belakang kita

    dan apa yang berada di depan kita
    adalah perkara kecil

    berbanding dengan apa yang berada di dalam kita.

    Kamu tak bisa mengubah masa lalu....
    tetapi dapat menghancurkan masa kini

    dengan mengkhawatirkan masa depan.

     

    Bila Kamu mengisi hati kamu .....
    dengan penyesalan untuk masa lalu

    dan kekhawatiran untuk masa depan,
    Kamu tak memiliki hari ini untuk kamu syukuri.

    Jika kamu berpikir tentang hari kemarin

    tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut,
    berarti kamu sudah berada dijalan
    yang benar menuju sukses.