Sunday, June 13, 2010

PROMOSI ANAK BUJANG DAN GADIS

Banyak jalan dan cara untuk bertemu dengan jodoh kita masing-masing. Dan tidak jarang kita  menyadarinya. Mungkin kita sering mendengar orang tua sering mempromosikan anak gadis ataupun bujangnya di acara-acara formal seperti perkawaninan anak temannya, pertemuan keluarga besar atau bahkan mungkin pada saat reuni dengan teman-teman lamanya. Mungkin cara yang satu ini akan dianggap kuno oleh sebagian anak muda zaman sekarang. Tapi kembali lagi ke kalimat awal, we never know what will happen in the future. Today we say no and several years later we will say yes hahahaha (jadi tersipu malu menulis kalimat ini. Saya bangeeeeeeeeeeeeeeeet).

Kemarin (12/06/10) lagi-lagi keluarga besar papa mengadakan acara lamaran. Jika di pertengahan tahun 2009 adalah saya yang dilamar oleh laki-laki yang sekarang sudah sah menjadi suami, tahun ini giliran Tya, sepupu saya, yang dilamar. Hohoho keluarga besar kembali berkumpul. Setahun satu ada aja acara lamaran di keluarga besar papa hehehe.

Bertempat di aula apartemen Tante Yaya, ibunya Tya, acara pun digelar. Dimulai dengan ramah tamah. Gak tau persis juga bagaimana awal mulanya acara ini karena kebagian tugas nemenin Tya ngobrol di ruangan terpisah dengan tempat acara.

Setelah Tya di perbolehkan masuk, barulah saya ambil posisi duduk di sebelah kanan pintu masuk ruangan, bagian tempat duduk keluarga besar saya.

Acara dimulai kembali. Om Pur, Papa Tya-suami Tante Yaya, menjelaskan kepada Tya tentang apa-apa yang tadi sudah terjadi dan kemudian bertanya apakah bersedia  untuk dilamar.

Setelah acara pokok selesai, tibalah saatnya perkenalan antar keluarga. Dimulai dari perkenalan keluarga dari pihak calon suami Tya. Seorang ibu-ibu maju mengambil mix dari MC. Ibu tersebut satu persatu memperkenalkan keluarga besarnya, baik yang datang ataupun yang tidak datang.

“……… nah kalo yang ini masih available. Siapa   tau ada yang lagi cari suami atau istri juga, ponakan saya yang satu ini masih jomblo available…” ujar Ibu tersebut.

Hadirin pun tertawa. Beberapa kali ibu tersebut mempromosikan ponakan-ponakannya yang belum menikah.

Dan tibalah giliran keluarga besar saya. Perwakilan dari keluarga besar untuk menyampaikan perkenalan yaitu om Chamidun. Om Midun mulai dari keluarga Om Pur dan kemudian baru dilanjutkan dengan keluarga besar Tante Yaya, adek papa saya.

Sehubungan papa adalah anak pertama dari keluarga besar saya, jadilah nama papa yang lebih dahulu disebut oleh om Chamidun.

“…….pak Nafsil mempunyai anak 4. Semuanya putri. Namun yang available hanya tiga karena yang pertama baru menikah Februari kemarin dan sekarang lagi hamil juga. Jadi Amanda akan menjadi menantu kedua di keluarga besar kami untuk generasi kedua. Karena yang pertama udah kemaren….” Om Chamidun melanjutkan perkenalan hingga ke Uncu, adek bungsu papa saya.

Hadirin yang hadir diruangan pun banyak tertawa pada saat perkenalan ini karena menjadi ajang tidak langsung mencari jodoh oleh bapak-bapak dan ibu-ibu yang hadir. Hahahahaha..Lucu banget.

Banyak jalan menuju Roma. Begitu juga dengan mencari jodoh. Banyak sekali jalan pertemuan yang tidak terduga….

We’ll see apakah ini akan berhasil dikemudian hari…..

Created by Vidy in Bogor on 13 June 2010

1st Site Visit: Keliling 4 pulau nan cantik- Pulau Derawan

Tanda dua garis pada test pack yang saya beli sebelum keberangkatan ke Berau, tidak sedikit pun menyurutkan niat saya ntuk mengunjungi pulau Derawan. Penasaran banget dengan pulau ini. Sebelum nikah suami sering banget cerita tentang indahnya pulau ini. Selain itu saya juga dapet informasi dari Mbak Ade, temen kantor sekaligus temen makan siang, tentang bagusnya pulau ini. Pantai pasir putih, air jernih, ikan berenang dengan bebasnya terbayang di pelupuk mata. What a beautiful island. Selain itu pulau ini juga pernah juga masuk tivi. Ada 4 pulau yang sangat dipromosikan, yaitu Derawan, Maratua, Kakaban dan Sangalaki. Kalo kata Trinity dalam bukunya, keempat pulau ini MUST VISIT. Makin aja kan keinginan saya untuk ke sana semakin besar.

 Sabtu pagi (03/04/10), setelah sarapan, naik mobil menuju Tanjung Batu, pelabuhan terdekat menuju Pulau Derawan dari Kota Tanjung Redeb, Kabupaten Berau. Perjalanan menuju Tanjung Batu ditempuh dalam tempo dua jam. Perjalanan menuju Tanjung Batu mengingatkan saya akan perjalanan pulang dengan mobil ke Bukittinggi. Kiri Kanan pohon-pohon tinggi, terkadang semak-semak belukar. Jalanan berkelok-kelok. Terkadang ada longsor di sisi jalan. Cukup berbahaya.  Dari Tanjung Batu, perjalanan menuju Pulau Derawan dilanjutkan dengan speedboat. Berhubung saya hanya berdua dengan suami, jadilah kami menyewa speedboat kecil.  

Tiba di Dermaga Pulau Derawan, saya melonjak kegirangan melihat pantai dengan pasir putih, bersih, air jernih dan ikan-ikan kecil banyak terlihat berenang kian kemari. Sebenernya kesukaaan saya dengan pantai dan pulau agak sedikit aneh. Saya menyukai pantai atau mungkin lebih tepatnya penikmat tepi pantai karena gak berani maen ke tengah laut. Hal ini bukan tanpa alasan. Apalagi alas an yang paling tepat jika bukan karena saya gak bisa berenang hehehehe….

Setelah check in di hotel langsung deh nyari makan siang. Menu makan siang kali ini: Ikan bakar, sambel, plecing kangkung dan cumi goreng tepung. Maknyus. Ikannya seger.  

Rencana awal jalan-jalan hanya sampai Pulau Derawan. Namun di dalam hati dan otak, saya tidak rela. Jauh-jauh ke daerah sini, namun tidak mengunjungi tiga pulau lainnya, Maratua, Sangalaki dan Kakaban.  Dari selesai makan siang, saya bujukin suami supaya mau jalan-jalan ketiga pulau tersebut.

Yippie, suami mau perjalanan berlanjut tidak hanya sampai di pulau Derawan karena melihat  cuaca bagus dan gelombang air laut juga tidak besar.  Senangnya. Perjalanan pun diatur. Speedboat masyarakat setempat pun disewa. Maratua, Sangalaki, Kakaban I’m coming.  

Sore hari snorkeling di tepi jetty. Ikannya banyak dan bagus-bagus. Malemnya kembali makan ikan bakar. Namun untuk malem ini makan di warung Ilham, warung masyarakat yang terletak di belakang hotel tempat kami menginap. Ikannya bener-bener maknyus. Seger banget. Kata bapak yang jualan ikan tersebut bari ditangkep tadi sore. Hm..hm..Lebih enak dibanding tadi siang. Ampe nambah satu ekor ikan. Padahal utuk makan berdua biasanya orang pesen cuma satu. Si ibu dan bapak yang jualan kaget denger kami nambah order ikan bakar plus sambel yang banyak. Saya dan suami penyuka sambel hehehe.

Selesai makan kembali ke hotel. Tidur. Zzzzzzzzz……

Created by Vidy in Bogor on 13 June 2010

KATA BU DOKTER POSITIF

Dua kali test pack positif tidak membuat saya berpuas diri dan yakin bahwa saya positif hamil. Hari ini (10/04/10) saya mau cek langsung ke dokter bener atau tidaknya kehamilan ini. Rumah sakit yang dipilih adalah Hermina, Bogor, rumah sakit ibu dan anak paling deket dari rumah. Jadwal dokter pun didapatkan oleh mama  dari tetangga yang baru saja melahirkan dan kebetulan selama kontrol kehamilan dan melahirkan di rumah sakit Hermina, Bogor.

Kontrol pertama kali ini ditemenin oleh Mama karena mas Iwan, suami saya lagi gak off kerja. Tapi itu bukan masalah besar karena bukan siapa yang menemani namun bagaimana hasilnya nanti. Dokter yang dipilih dokter cewek tentunya. Males aja saya ngebayangin dokter cowok yang periksa. Ogah deh.  Dokter yang dipilih adalah dokter Florencia Luthfi. Kata tetangga saya dokternya baik. Murah senyum. Gak jutek.

Akhirnya tiba giliran saya yang diperiksa setelah menunggu cukup lama. Bu dokternya ramah dan murah senyum. Bener kata tetangga sebelah rumah. Kemudian saya menjelaskan bahwa saya sudah test pack dua kali dan hasilnya positif. Bu dokter bertanya beberapa hal seperti ini kehamilan ke berapa, siklus haid teratur atau tidak, hari pertama haid terakhir kapan dan lain-lain. Bu dokter mengangguk-anggguk mengdengarkan jawaban saya.

Perawat mempersilahkan saya untuk berbaring   dan memberi cairan di sekitar perut bagian bawah. Bu dokter pun meletakkan alat di atas cairan tersebut an sesaat kemudian muncullah gambar di layar monitor. Bu dokter tersenyum.

“Selamat ya bu. Ibu positif hamil.” ujar bu dokter sambil mengarahkan kursor ke arah ovum yang sudah dibuahi.  Sekitar 5-6 mingguan.

Sepulangnya dari rumah sakit, saya pun langsung mengabari suami. Senangnya. Begitu juga dengan suami. Alhamdulillah atas karunia-NYa.

Created by Vidy in Bogor on 13 June 2010

Wednesday, June 9, 2010

NGIDAM

Salah satu pertanyaan standar kepada wanita yang sedang hamil

“Ngidam apa?”

Bener-bener pertanyaan standar. Itu juga saya alami. Begitu banyak yang bertanya saya ngidam apa. Di awal kehamilan saya tidak ngidam apa-apa. Jadi dengan entengnya menjawab gak ngidam apa-apa tuh.  Yang nanya mendengar jawaban saya mungkin sedikit kecewa kali ye.

Namun cerita berbeda ketika memasuki awal bulan ketiga kehamilan saya. Weleh-weleh entah kenapa di Awal bulan April 2010 hampir seminggu kebayang-bayang sama lontong sayur uda pero yang ada setiap pagi di Simpang Dago Bandung. Saya sering beli  Lontong sayur ini dulu waktu masih kuliah. Jadwal tetap sama nana, temen kosan, di Sabtu minggu pagi adalah beli lontong sayur ke Simpang Dago. Kadang kalo bosan ganti menu dengan bubur ayam atau ketupat tahu. Tetep di Simpang Dago. Tidak ada yang istimewa dengan lontong ini. Sama saja dengan lontong sayur yang lain. Namun entah kenapa saat itu bawaannya pengen makan lontong sayur Uda Pero. Sebenernya yang jual lontong sayur di Simpang Dago itu tidaklah uda pero seorang, namun entah kenapa yang terbayang-bayang adalah lontong sayur si  Uda Pero.

Minggu kedua kebetulan ada harpitnas, namun saya udah minta cuti duluan, dan kebetulan Mas Iwan, suami, juga lagi cuti dari pekerjaannya. Hm..hmm kesempatan deh bujukin buat ke Bandung. Tujuannya apalagi kalo bukan lontong sayur si Uda Pero. Parah neh. Entah kenapa yang kebayang sesuatu yang jauh-jauh yak. Cihuuuuuuuuuuuy, Mas Iwan pun setuju. Sekeluarga meluncur ke Bandung di Jumat siang, setelah sholat Jumat. Nginep di Puri Larasati Bandung.

Sabtu pagi (15/05/10) udah nongkrong di lontong sayur Uda Pero bersama Mas Iwan.  Begitu juga  dengan minggu pagi sebelum pulang ke bogor.  Senangnya.

Selang seminggu setelah itu, tiba-tiba saya pengen pempek Palembang. Mungkin ini yang namanya rejeki jabang bayi, kebetulan Bapak, panggilan kepada mertua saya, lagi pulang ke Palembang. Dibawain pempek banyak banget. Uwaaaaaaaaaa, maknyus banget.

Untung yang gak aneh-aneh maunya. Kalo gak waduh, bisa kasian orang sekeliling saya cariin apa yang saya mau hohohoho. Sekarang jadi punya jawaban kalo ditanya orang ngidam apa. Jawabannya jadi gak standar walaupun tuh pertanyaan basi dan standar banget hehehe.

What a happy a mother-to be!!!!

Created by vidy in Bogor on 9 June 2010